The other side -- sisi jogja dan bali Beberapa waktu yang lalu penulis baru saja pulang dari katakan saja liburan. Bersama dengan teman2 seangkatan di kampus kami pergi ke jakarta-jogja dalam waktu seminggu. Ketika sampai di jakarta semua biasa2 saja seperti yang telah dapat dibayangkan sebelumnya dan seperti apa yang biasa kita lihat di tv, begitulah keadaannya, macet, banjir, gedung2 tinggi, dan satu sudut kekumuhan sebagai sebuah cerita di balik kebanggan sebagai ibu kota. Namun ketika sampai di jogja, penulis disuguhkan pada fenomena lain, tentang daerah yang di kenal dengan kesetiaan penduduknya untuk selalu memakai batik, belangkon sebagai identitas nya sehari-hari, tanpa mau untuk berbohong dengan memakai busana yang tidak mencerminkan latar belakangnya sebagai “orang kampung pedalaman indonesia”. Sikap “apa adanya” yang di tunjukkan masyarakat jogja dengan bertingkah laku mulai dari berbahasa, berbusana, sampai bersikap sebagai representasi asal-usul mereka menyiratk