Skip to main content

Posts

Showing posts from April 17, 2016

Latar Belakang Pemikiran Kartini

Ni begitu biasa ia dipanggil, panggilan dimasa kecilnya, ditengah keluarganya ayah-ibunya, kakak dan adik-adik nya. Ni tumbuh dan besar bersama saudara-saudarinya terutama yang perempuan dalam benteng kokoh bernama  adat yang(feodal, hirarkis, pathriarkis). Waktu dimana seorang perempuan tidak mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, waktu dimana pendidikan bukanlah sebuah kebutuhan, waktu dimana setelah dirasa cukup dewasa mereka akan dinikahkan, mau ataupun tidak. Ke-feodalan Jawa dimasa itu hanya berlaku dikalangan pembesar pribumi atau raja-raja kecil saja. Mengapa tidak karna itulah identitas yang membedakan mereka dengan rakyat jelata, mereka para raja ketika itu mendapat keistimewaan atau privilege tertentu sebagai kaki tangan pemerintah colonial . Anak-anaknya dapat bersekolah walaupun kondisi sekolahnya juga jauh kualitasnya dengan yang diperuntukkan bagi anak-anak orang Belanda sendiri, tapi bagi anak perempuan mereka harus siap kapan saja bila ada lelaki dari

Puisi: Terbentur

Masih dalam lumpur yang kau injak kemarin Si bodoh yang bukan Cuma terjatuh Tapi kini menyatu dalam lumpur itu Ia menjadikannya harmoni Bagian dari ritme hidup yang ia buat sendiri Tanpa sadar akhirnya terstrukturisasi dalam alam bawah sadarnya Menjadi bagian dari dirinya. "Kau ditakdirkan disini, untuk ini." Sisi dirinya yang putus asa akhirnya meyakinkan diri. Sampai kapan Mau selalu terjebak Dalam pikiran, logika, yang kering motivasi Muara segala masalah itu Masih sama. Kita dibentuk oleh percikan ajaib di sudut jauh sana, Cerebrum. Disebut sel yang menghasilkan rangsangan Berpikir dulu baru bertindak Sayangnya pikiran terlalu begerak lambat pikir dan angan tak lagi cukup. Hanya merayap meninggalkan jejak lendir di jejak jalannya Yang seketika hilang. Ia yang selalu terlambat. Bangun. Berdiri. Berlari. Kau lebih tau dari sekedar teori Karna teori tak berlaku di dunia realitas Fantasi hanyalah selingan Beloka