Skip to main content

Puisi "Berharap Sendiri"

dulu . . . .
aku mengejarmu dengan gila..
aku mendapatkanmu dengan kebahagiaan yang memuncah..
aku dan kamu lewati jalan itu bersama..
penuh cerita..

manis, pahit dan duka..
tapi kita bertahan,
putus.. sambung lagi..
dan aku yakin saat itu kau adalah satu-satunya..

waktu berlalu..
menyibak kenyataan..
perpisahan..
sebuah belokan dari jalan panjang ini..

sampai pada akhirnya..
karna kebodohanku..
aku melepasmu..
dan aku baru tersadar sekarang..

sungguh waktu yang sama sekali tidak bisa aku banggakan..
terburuk dari setiap yang ada..
menyesal..
tak ada lagi artinya..

kini kau sudah bersama yang lain..
aku bahagia untukmu..
untuknya..
...............

sekarang . . .

berani memulai dengan seorang asing..
kali ini tak diseberang lautan..
hanya bersebelahan beberapa jam jarak serta kelokan..
berkesan...

awalnya berjalan menyenangkan..
kita saling menerima..
terbuka..
dan makin aku suka...

dan waktu kembali mengambil peran..
menyibak semuanya..
ke kulit aslinya..
kau terlihat biasa saja pada seseorang yang terlalu berharap ini..

aku berjalan mendekatimu...
kau datang tertatih..
aku berlari..
kau pelan sekali..

aku memberikan sinyal..
kau acuh..
tak peduli...
sampai akhirnya aku sadar..

ku berjalan di hanya satu arah..
tak ada yang lain..
ya.. sendirian di jalan ini..

tapi pengalaman membuatku menjadi sangat perasa..
egois sedikit selfish..
dilain sisi..
ku juga menakar..

adakah dirimu disana peduli..
seorang pria disini memperjuangkanmu mati-matian..
tapi kau tampak terlalu biasa..
datar dan biasa...

entah dirimu atau aku yang terlalu drama..
aku seorang yang selalu menilai diri sendiri pertama..
tak kutemukan salahku..
tapi kau.....

beratnya memikul cinta...
dia bagai awan terlihat melayang..
kenyataannya memikul gemuruh hitam yang membawa hujan..
lambang air mata....

stop! kau dasar melankolis..
aku teringat dulu.. terucap kata ini kepada seseorang..
dia tersinggung berat..
karna dia benar soal perasaan, dan aku bilang stop drama!..

aku mengalaminya sekarang..
dengan suara yang tak pernah memberi jalan keluar..
berputar-putar saja di sel otak ku..
tak menemukan jalan keluar..

jalan pulang...

aku mengajak nya berdialog..
memintanya satu hal..
berhenti memikirkan dia yang tak memikirkamu..
move on...

dan karna ini tentang kamu...
 ini.. susah....

Comments

Popular posts from this blog

pemahaman etika menurut Aristoteles dan Immanuel Kant

MENURUT ARISTOTELES Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu: • Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). • Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas¬kan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: • Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. • Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:

Pendidikan Tidak Membuat Seseorang Menjadi Kaya

Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya, kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya pintar bicara tapi minim aksi nyata. Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandi

Self Reflection

Setelah sekian lama bergulat dengan perasaan gak jelas, entah bersalah, tidak peduli, apatis atau apa namanya saya sendiri kesulitan menemukan kata yang tepat menggambarkan perasaan ini. yang pasti, gak ada yang salah dengan pemikiran saya selama ini, tentang tulisan-tulisan yang telah saya post di blog sederhana ini, semuanya (hampir 98%) hasil pemikiran saya sendiri. Plus yang membuat saya terhenti untuk sementara adalah pergulatan batin yang bagi saya adalah medan peperangan yang seakan tak akan pernah bisa saya menangi. Berkomunikasi pada alam bawah sadar sendiri adalah salah satu pertanda kecerdasan seseorang (katanya hehe), tapi bagaimana kalau pemikiran itu menjadi sebuah perangkap, atau bahkan penjara yang mengungkung kebebasan berpikir mu dan kau menjadi kerdil sejak dalam pikiran sendiri. Pada intinya saya menjadi semakin realistis (klise memang), dikarenakan hidup (realitas) meng-KO- saya keras sekali sampai menghujam ke bumi, menyadarkan saya kalau hidup tidak seperti y