Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya,
kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas
terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda
dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah
menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak
disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah
pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya
berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya
pintar bicara tapi minim aksi nyata.
Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya
untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi
sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan
ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandingkan dengan apapun,
karna ilmu pengetahuan merupakan sebuah hal yang tak ternilai, karna hanya
dengan ilmu lah manusia dapat manaikkan derajat dirinya dan bermanfaat bagi
manusia lainnya. Dengan ilmu manusia mendapat derajat paling tinggi diantara
makhluk ciptaan Allah SWT yang lain, namun manusia yang kalah oleh nafsu akan diperbudak
oleh nafsunya itu dan berbuat kerusakan dimuka bumi dengan senjata ilmu nya itu
dan jadilah ia lebih rendah dari hewan sekalipun. Contohnya terpampang nyata di
hadapan kita semua, para koruptor itu, para pengemplang pajak itu, para pemerkosa itu dan pejabat
sekaligus predator proyek bagi perusahaan diri dan keluarganya itu, mereka
orang-orang berpendidikan secara akademis tapi tidak secara social dan hati
nurani.
Dengan ilmu orang-orang dapat menjadi lebih baik perilakunya,
karna dari proses belajar mereka akhirnya tau mana yang baik dan mana yang
tidak. Semua itu didapat dari proses belajar yang secara formal didapatkan
dibangku sekolah atau kuliah. Walau memang tidak selalu bangku sekolah menjadi
satu-satu nya acuan atau sarana untuk mendapatkan pendidikan. Bahkan pendidikan
diluar sekolah bisa jadi lebih penting, karna berkenaan langsung dengan
masyrakat dan relevan dengan apa yang terjadi di dunia nyata, bukan teori,
retorika, dan hasil menerka-nerka saja.
Pengetahuan yang didapat diluar bangku sekolah cenderung
sosial emosional dan lebih praktis. Ketika kita telah terjun ke masyarakat,
menjadi bagian dari sistem sosial masyarakat, maka ilmu yang dipakai bukan lagi
teoritis, bukan lagi mengandalkan intelektualitas, tapi lebih kepada
hati/perasaan karna dalam bermasyarakat kecerdasan emosional lebih dihargai
ketimbang sekedar opini berbusa dan tak ada bukti konkrit. ,Bersikap sopan
terhadap orang yang lebih tua, menghargai tetangga, menjenguk teman yang sakit
adalah tanda orang yang kepekaan sosialnya tinggi, dan biasanya orang yang
mudah berempati terhadap kesusahan orang lain lebih mudah bergaul dan mendapat
banyak teman, itu salah satu tanda orang cerdas secara emosional dan spiritual.
Karna agama pun mengajarkan seperti itu.
Orang yang berpengetahuan dapat dipastikan adalah produk
langka dari peradaban dunia yang menuntut seseorang berperilaku dengan
kebiadaban. Dunia yang keras menuntut manusianya menjadi kejam, maka berlakulah
hukum rimba, yang kuat berkuasa atas yang lemah, kaya semakin kaya miskin
tambah sengsara. Orang yang berpengetahuan tak bisa hanya diukur hanya dari
sederet gelar dibelakang namanya saja, apalagi sekarang gelar sangat gampang
dibeli, jadi siapapun asal punya uang bisa punya gelar. Orang yang
berpengetahuan ditandai dari sikap dan perilakunya, orang dengan ilmu
pengetahuan akan menunduk, seperti peribahasa “padi semakin berisi semakin
menunduk”.
Semakin tinggi ilmu seseorang semakin sadar pula ia kalau
banyak orang lain yang lebih dari dirinya, lebih dalam segala hal. ibarat air laut, celupkan satu jarimu kesana lalu angkat, satu tetes air yang jatuh kembali itu lah ibarat ilmu yang manusia punya dan lautan adalah samudera ilmu Allah dan kenikmatan Nya yang mustahil manusia hitung jumlahnya.
Bukti mengatakan. Banyak orang berpengaruh, tokoh-tokoh
dunia, mereka tidak bergelar juga tidak mengenyam bangku sekolahan, tapi
pengaruh mereka bagi perkembangan dunia? Sudah tak diragukan lagi. Tulisan ini
dibuat hanya dengan niatan membuka perspektif baru bagi para orang tua yang
masih percaya kalau hanya dengan pendidikan saja anak nya diharapkan menjadi
kaya raya yang mana menjadi tolak ukur secara general bagi orang yang sukses di
negeri ini (kita harus sepakat dulu arti dari kata sukses itu, apakah kita mau
ikut-ikutan selera pasar kalau sukses adalah kaya harta/materi, or something else..).
Dewasa ini orang yang berpendidikan ditandai dengan adanya
gelar dibelakang namanya, mereka dianggap sebagai orang yang berpengaruh, orang
yang patut menjadi panutan (nilai semacam ini masih terdapat terutama di
desa-desa yang masih sangat tradisional secara adat dan tak banyak tersentuh
modernisasi ala perkotaan yang lebih heterogen penduduknya juga cara pandangnya),
padahal tinggi tidaknya pendidikan yang ditempuh seseorang tidak berpengaruh
juga tidak menjamin pada kapabilitasnya memberikan influence yang baik di
masyarakat. Karna yang dinilai dimasyrakat nanti bukanlah seberapa banyak dan
panjang gelar dibelakang nama seseorang, tapi seberapa besar dampak nya bagi
lingkungan sosial disekitarnya, baik dia bergelar sarjana atau tidak.
Ditengah masyrakat yang hedonis, materi adalah segalanya.
kondisi seperti ini pada akhirnya menuntut orang untuk menghalalkan segala cara
demi mendapat kekayaan dan kemasyhuran.
Kalau sekedar ingin menjadi kaya, sekolah bukanlah sebuah
keharusan, kerja keras, tekun, perbanyak jaringan usaha itu yang akan membuat
seseorang menjadi kaya.
mau kaya? gak perlu sekolah kalau ujung-ujung nya cuma jadi pegawai, tidak ada sejarahnya seorang pegawai menjadi kaya raya kalau cuma mengandalkan pemasukan dari gaji nya sebagai karyawan saja. kecuali mereka korupsi seperti yang banyak terjadi sekarang, itu sudah pasti. sebagian besar orang kaya adalah mereka para pengusaha, kreator ide, dan yang selalu pasti adalah mereka semua eksekutor. bukan lagi berbicara tentang ide dan mimpi-mimpi. mereka mengaplikasikannya sekarang saat ini juga.
semakin tinggi sekolah
bukan berarti semakin menghabiskan
makan orang lain.
harus semakin mengenal batas.
-Pramoedya Ananta Toer.
Thanks infonya menarik banget. Oiya ngomongin kekayaan, ada hal penting nih yang juga perlu temen-temen tau. Di dunia ekonomi ada istilah efek compounding yang ternyata bisa bikin orang jadi kaya raya. Selengkapnya bisa cek di sini: investasi efek compounding
ReplyDeletecoba di baca https://www.infotechku.com/2019/10/butuh-dana-cepat-klik-disini-untuk-pinjaman-online-tanpa-slip-gaji.html
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete