Skip to main content

Pemuda Berkarya

Peran pemuda pejuang kemerdekaan dari yang  berperang dengan hanya bersenjatakan bambu runcing saja, mereka yang menempuh jalur diplomasi melalui organsasi-organisasi kepemudaan, surat kabar, dan aksi-aksi revolusioner lain sampai yang berani mengambil resiko dalam scenario penculikan seorang presiden dan wakilnya adalah satu dari sekian kisah heroic dan penggambaran akan sebuah usaha yang tak pernah putus, itulah gambaran pemuda Indonessia yang aktif, kritis nan revolusioner di masa-masa kependudukan kolonial. Ya kita bangga memiliki pemuda-pemuda revolusioner yang jasanya pada kemerdekaan bangsa ini sangat besar namun tak sedikit yang akhirnya hanya dilupakan.

Memang bukan untuk itu mereka melakukan perjuangan. Untuk dikenang dan namanya dielu-elukan apalagi menjadi pahlawan. Mereka melakukan perjuangan itu semua atas dasar kecintaan pada negeri yang semakin sekarat karna sudah terlalu lama dibawah jajahan bangsa  asing yang bisanya hanya semakin mengkerdilkan bangsa ini dari dalam, orang-orangnya dan juga alamnya.

Perlawanan yang dilakukan para pemuda merupakan suatu keharusan pada waktu itu, karna mereka sudah menunggu terlalu lama dan titik ledak sudah sampai level berbahaya kalau tidak dilakukan suatu gerakan penuh resiko, mengumandangkan kemerdekaan saat itu juga! Ketika musuh-musuh yang mengintai dari luar sedang susah payah bertekuk lutut pada musuh mereka dalam sebuah medan bernama perang dunia, jangan sampai mereka yang sedang terluka dan compang-camping penuh darah kembali kenegeri ini lagi, kesempatan ini tak boleh dilewatkan begitu saja. Jepang hancur lebur oleh Amerika, Belanda rugi besar di Eropa, Inggris mengintip setiap celah untuk mengambil alih. Ambil tindakan tidak bisa tidak. Sekarang atau tidak sama sekali.

Kemerdekaan yang kita rasakan saat ini merupakah buah dari usaha yang sangat panjang, berliku, juga memakan banyak korban.  Pemerintah colonial pada saat itu selalu saja berusaha menumpas setiap gerakan dan usaha yang mengandung unsur-unsur perlawanan terhadap kekuasaan colonial sekecil apapun itu, dan mereka sangat ahli dalam hal itu. Setiap gerakan ataupun perkumpulan yang disinyalir mengandung unsur untuk melemahkan pengaruh penguasa colonial pada masa itu pasti sudah akan tumpas sebelum gerakan itu sendiri dilaksanakan, atau dalang-dalangnya akan berakhir di pembuangan.

Pemerintah colonial menerapkan sensor ketat pada setiap acara yang diadakan pribumi, seperti pada usaha percetakan dan penerbitan Koran-koran pada masa itu yang masih menjadi satu-satunya sumber informasi masyarakat, setiap berita yang mengandung unsur revolusi tak akan pernah bisa naik cetak, mereka hanya membolehkan berita yang “baik-baik” saja tentang Gubermen dan kebijakan-kebijakannya, menutup mata pada kejahatan yang mereka lakukan sendiri. Begitulah jadinya kalau media sudah tidak bisa independen maka akhirnya hanya menjadi alat penguasa untuk semakin melanggengkan kekuasaan.

Penggunaan media massa sebagai alat propaganda penguasa telah terjadi mulai dari masa penjajahan dahulu kala, bukan saat ini saja. Mereka yang berwatak colonial pasti menyadari betapa media massa memiliki pengaruh luar biasa dalam mengarahkan opini public pada hal-hal tertentu saja, dan ini bisa menjadi senjata andalan pemerintah untuk mematahkan setiap niat dan keinginan para pemberontak tentu utamanya para pemuda agar memadamkan api itu bahkan sebelum sempat berkobar.

Tidak ada sebuah peringatan yang paling pas dan berharga untuk dilakukan oleh kita semua para pemuda Indonesia saat ini, selain mulai mengikuti jejak para pendahulu kita dalam mengekspresikan kecintaan mereka pada tanah ibu pertiwi tercinta. Semangat untuk berbuat, bekerja untuk negeri, tentu saja dalam konteks dan background yang berbeda, dulu kita masih dijajah sekarang kita bangsa merdeka berdaulat.


Dulu mereka berperang saat ini kita juga berperang, bukan dengan senjata tapi dengan kreatifitas. Berkarya apapun itu berbuat yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga, orang-orang yang kita cintai, Indonesia yang menyediakan apa saja yang anak-anaknya butuhkan. Tak adal hal yang paling berharga selain sebuah kebebasan untuk berbuat apa saja, berkreasi penuh tanggung jawab, itulah esensi dari merdeka. Bebas menentukan jalan hidup dan memberikan pengaruh sebesar-besarnya pada lingkungan sekitar, itulah pemuda yanag diimpikan Indonesia. Pemuda yang akan membangunkan bangsa ini menjadi raksasa kembali, macan yang mengaum keras di Asia bahkan dunia. 

Comments

Popular posts from this blog

pemahaman etika menurut Aristoteles dan Immanuel Kant

MENURUT ARISTOTELES Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu: • Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). • Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas¬kan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: • Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. • Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:

Pendidikan Tidak Membuat Seseorang Menjadi Kaya

Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya, kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya pintar bicara tapi minim aksi nyata. Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandi

Self Reflection

Setelah sekian lama bergulat dengan perasaan gak jelas, entah bersalah, tidak peduli, apatis atau apa namanya saya sendiri kesulitan menemukan kata yang tepat menggambarkan perasaan ini. yang pasti, gak ada yang salah dengan pemikiran saya selama ini, tentang tulisan-tulisan yang telah saya post di blog sederhana ini, semuanya (hampir 98%) hasil pemikiran saya sendiri. Plus yang membuat saya terhenti untuk sementara adalah pergulatan batin yang bagi saya adalah medan peperangan yang seakan tak akan pernah bisa saya menangi. Berkomunikasi pada alam bawah sadar sendiri adalah salah satu pertanda kecerdasan seseorang (katanya hehe), tapi bagaimana kalau pemikiran itu menjadi sebuah perangkap, atau bahkan penjara yang mengungkung kebebasan berpikir mu dan kau menjadi kerdil sejak dalam pikiran sendiri. Pada intinya saya menjadi semakin realistis (klise memang), dikarenakan hidup (realitas) meng-KO- saya keras sekali sampai menghujam ke bumi, menyadarkan saya kalau hidup tidak seperti y