Skip to main content

Enaknya Punya Wajah Cantik


Maraknya berita tentang yang “cantik-cantik dan ganteng-ganteng” akhir-akhir ini, membuat saya berpikir apakah para jurnalis ini kehabisan berita untuk diliput dan dipublikasikan?. Berawal dari munculnya berita di media portal berita online dan televisi  yang mengangkat tema tentang “gadis-gadis cantik dengan pekerjaan tidak biasa”, kemudian seakan menjadi wabah bermunculanlah yang cantik dan ganteng lainnya, yang saya tangkap dari kebanyakan berita tentang mereka membuat kita semua menerka-nerka apa penting nya sih berita ini bagi publik pembaca sekalian? Sebegitu miskin ide kah jurnalis sekarang sampai berita  yang “sangat penting dan tak bermanfaat sama sekali itu” dapat ditampilkan berulang-ulang dan diundang ke televisi. Sepertinya orang ganteng dan cantik di republik ini semakin susah ditemukan, sampai harus diberitakan.

Berita kurang kerjaan ini dapat merefleksikan beberapa hal, pertama kebuntuan ide dari jurnalis, kedua malas mencari berita keluar, ketiga tidak tahu berita apa yang mau diangkat, keempat sebagai penyegaran ‘mungkin’ dari berita-berita politik yang mendominasi sebagian besar media massa nasional mengenai kasus yang itu-itu sajaa.

Tapi fenomena pers cantik ini mengkhawatirkan. Munculnya berita-berita tidak penting dan menjadi konsumsi masyrakat menyalahi fungsi dan tujuan dari pers itu sendiri, yaitu untuk memberikan berita yang memenuhi kebutuhan masyrakat akan informasi dan menyajikan berita sesuai dengan kaidah dan kode etik jurnalistik yang berlaku. Sesungguhnya pers atau dalam hal ini adalah para jurnalis merupakan perkerjaan yang mulia dan mengemban misi yang mulia pula, mereka menjadi lembaga dan orang-orang yang selalu paling depan dalam mengawasi, mengkritisi, dan kemudian menyampaikan berita dengan isi utama beritanya kinerja pemerintah dan wakil rakyat, dengan adanya pers melalui media massanya akan membuka informasi apa saja kepada publik terutama berkenaan dengan kinerja pemerintah dan sebagainya.

Fenomena semacam ini tidak bisa dibiarkan saja, karna sungguh telah menyia-nyiakan dan mengkhianati perjuangan para pahlawan ketika mereka mati-matian memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan berpendapat ini, dan kemudian terwujudlah undang-undang pers yang melindungi sepenuhnya proses meliput, mengolah dan menyebar berita yang dilakukan para jurnalis tapi dengan koridor yang telah ditentukan.


Kembalikan fungsi dan pers seperti yang seharusnya adalah sebuah kewajiban bagi semua insan media yang concern pada perkmbangan media massa dinegeri ini, media yang memenuhi hak dan kewajibannya sebagai bagian dari sistem pengontrol pemerintahan dan corong pemberi informasi yang benar bagi masyarakat.  

Comments

Popular posts from this blog

pemahaman etika menurut Aristoteles dan Immanuel Kant

MENURUT ARISTOTELES Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu: • Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). • Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas¬kan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: • Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. • Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:

Pendidikan Tidak Membuat Seseorang Menjadi Kaya

Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya, kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya pintar bicara tapi minim aksi nyata. Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandi

HIDUP DIATAS STIGMA (puisi essay)

Tak pantaskah aku hidup selayaknya mereka? Tak bisakah aku bermain selayaknya anak biasa? Tak ada lagikah bagiku kesempatan untuk menuliskan cita-cita tanpa embel-embel pembangkangan dibelakangnya? Tak adakah harapan bagiku menjalani sisa hidup tanpa stigma atas dosa masa lalu ayah ibuku yang tak sepenuhnya mereka kerjakan? Inikah garis hidup yang engkau gariskan Tuhan, pada seorang gadis kecil tak tahu apa-apa dan tak tau arah mengadu kemana? PROLOG Gadis kecil itu tak tahu apa-apa Ditinggal ayah dan bundanya entah kemana Orang bilang diasingkan atau dilenyapkan Sungguh dua kata asing baginya dan semakin membingungkan saja Berjalan sendiri mengarungi hidup Tanpa punya tempat mengadu dan menyandarkan bahu kecil dan tubuh kurusnya Si gadis kecil dengan mimpi besar Seolah berjalan sendiri tanpa harapan Diana namanya. Ya, hanya diana saja Tanpa embel-embel nama belakang Apalagi bin dan binti yang menandakan kalau dia punya orang tua Setiap k