Ironis tidak sih ketika fungsi
penegakan hukum itu justru dirusak dan dinodai oleh aparat penegak hukum itu
sendiri. Dewasa ini jamak kita lihat bagaimana orang hukum mengangkangi hukum,
pakar ekonomi berbuat kecurangan dibidang ekonomi, ahli kesehatan menggunakan
keahliannya demi mencari keuntungan materil semata untuk jual obat ilegal,
bikin obat palsu, biaya kesehatan yang sangat mahal, dan para politisi, mereka
selalu banyak cakap dan tak pernah ada solusi.
Tak dipungkiri lagi tugas pengamanan,
ketertiban, dan kenyamanan yang berada dipundak polisi dan para prajurit atau
tentara sangat amat vital dan penting. Bahkan kualitas polisi dan tentara dapat
menjadi barometer keamanan suatu daerah bahkan Negara. Namun ada ketidajelasan
fungsi ketika terjadi demonstrasi misalnya, rakyat sebagai orang yang
seharusnya dilindungi para aparat itu kini berdiri berhadap-hadapan sebagai
musuh yang siap saling serang dan menjatuhkan, ada ketidaksesuaian disitu,
pihak yang seharusnya dilindungi kini menjadi pihak yang dilucuti rasa keamanan
dirinya dan hak-hak untuk dilindungi dihabisi oleh si pelindung itu sendiri.
Ironisnya rakyat disitu berdiri
berpanas-panasan dibawah terik matahari, diatas aspal yang panas memperjuangkan
nasib rakyat yang mana itu menyangkut atau berhubungan pula dengan hidup polisi
dan tentara itu, toh mereka adalah rakyat juga yang merasakan dampak dari
kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Tapi dalam posisi menjalankan tugas
mereka menghadang, menjatuhkan bahkan tidak segan-segan melukai saudaranya
sesame rakyat yang sedang memperjuangkan nasib mereka untuk sebuah keadilan.
Ada dilemma yang sangat besar disitu ketika para polisi dan prajurit tadi hanya
bisa menerima perintah tanpa sanggup menyanggah.
Entah perintah itu bertentangan
dengan hari nurani mereka atau bahkan lebih parah lagi melawan rasa kemanusiaan
dan menginjak keadilan yang seharusnya mereka tegakkan.
Itulah sedikit gambaran yang sudah,
sedang, dan akan terus terjadi dimanapun selama selama kepolisian dan tentara
sebagai alat pertahanan Negara sudah ditunggangi kepentingan politik sekelompok
elit yang duduk diatas nya.
Kita semua sadar prajurit rendahan
mana tau apa yang dimainkan komandan dan jenderal-jenderal mereka yang
berbintang-bintang itu, yang mereka tahu ketika perintah datang untuk
mengamankan sebuah perusahaan besar yang sedang di demo oleh karyawannya yang
di PHK sewenang-wenang, kewajibannya tak dipenuhi dan seabrek kejahatan
lainnya, mereka tetap harus datang menjadi tameng hidup bagi perusahaan
bernilai miliaran dollar tadi. Menghadapi mereka yang bertindak anarkis karna
perut anak dan istrinya tak sanggup lagi menahan lapar.. orang-orang yang
seharusnya mereka lindungi..
Inilah gambaran peristiwa yang selalu
kita lihat, kita alami dan akan terus terjadi kalau tidak reformasi
besar-besaran di institusi polisi dan prajurit atau tentara. Mereka harus
mengambil sikap sangat tegas untuk berada diluar lingkaran pemerintahan dan
para pemilik modal atau pihak swasta, apabila dimintai bantuan untuk pengamanan
suatu aksi massa yang dikhawatirkan berakibat kericuhan dan sebagainya maka
tidak apa-apa mereka turun tangan, tapi mereka tidak boleh melarang apalagi
membubarkan aksi massa yang ingin menyampaikan pendapatnya.
Jadi disituasi semacam itu tugas
mereka adalah penonton yang mempunyai wewenang untuk bertindak apabila terjadi
pelanggaran, seperti timbulnya pengrusakan fasilitas umum, berpeluang
menimbulkan kerusakan yang lebih parah dan potensi kericuhan yang lebih meluas.
Baru mereka boleh mengambil tindakan, tapi selama penyampaian aspirasi oleh
pengunjuk rasa masih berlangsung damai mereka tidak boleh mengambil tindakan
apapun yang bersigat agresif dan cenderung memanaskan suasana.
Wilayah kerja yang jelas dibutuhkan
untuk diketahui betul oleh semua personil polisi dan tentara. Kasadaran bahwa
yang mereka hadapi bukanlah musuh melainkan saudara sendiri yang sedang
memperjuangkan nasib keluarganya harus dihargai dan dijamin keamanannya.
Polisi dan tentara adalah alat Negara
itu betul, tapi fungsinya adalah untuk menciptakan rasa aman dan nyaman,
mewujudkan ketertiban diantara masyrakat dengan kehadiran mereka bukan malah
sebaliknya.
THINK AND NOT OBEY!!
Comments
Post a Comment