Segala hal yang berbau
komunis bagi rakyat Indonesia kebanyakan memang sudah rusak dan salah kaprah,
perspektif buruk ini timbul sebagai akibat dari propaganda-propaganda yang
terorganisir secara rapih lewat media-media seperti film, Koran, buku-buku
sejarah dan cerita-cerita yang disampaikan secara turun temurun.
Pandangan rakyat
Indonesia yang telah jelek pada segala hal yang berbau komunis tak bisa
dipisahkan dari keberhasilan upaya pemerintah dulu kala yang mencoba mencuci
otak rakyat sedemikian rupa agar memihak dan
kemudian cenderung mengamini penindasan yang pemerintah lakukan pada PKI
dan simpatisannya di masa itu. Akibatnya sampai sekarang generasi-generasi yang
merasakan atau menjadi objek propaganda anti komunis itu masih berpikiran sama,
bahwa komunis perusak dan anarkis.
Tulisan ini tidak sama sekali mendukung komunis juga bukan
sebagai bukti kalau penulis adalah seorang komunis, tapi hanya ingin mencoba
meluruskan pandangan masyarakat pada yang seharusnya, kita sebagai makhluk
berakal apalagi terutama bagi mereka yang berpendidikan sudah harus berlaku
adil sejak dalam pikiran, tidak sembarang
men-judge seseorang tanpa
pertimbangan dan hanya menilainya dari cerita sepihak. Cerita yang kemudian
berubah menjadi sejarah kelam yang pernah terjadi di republic ini
berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Pertama kita harus
memisahkan dulu arti secara terminologis antara komunis dan komunisme. Komunis
adalah orang nya. Seorang yang percaya kemudian menganut system (paham) komunisme sebagai ideology dalam pemikirannya yang diyakini terbaik dan cocok bagi
bangsa yang dicintainya, sedangkan komunisme itu sendiri hanyalah sebuah
ideology, salah satu dari sekian banyak paham yang tersebar di dunia ini,
berasal dari Manifest der Kommunistischen
yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik
yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848, komunis sendiri pernah
menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Sebagai sebuah paham
yang menyatakan kalau segala hal yang ada di suatu Negara dipresentasikan
sebagai milik rakyat maka dari itu harus dikelola secara independen oleh Negara
tanpa campur tangan asing guna kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme
adalah kebalikan dari kapitalisme . komunisme menggunakan paham keterwakilan
pada elit-elit partai komunis yang dipercaya mengurusi hajat hidup seluruh rakyat, jadi bukan
dipilih secara langsung atau melalui proses demokrasi karena dalam paham
komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana kita kenal dalam paham
liberalisme.
Sederhananya rakyat
cukup menerima bahwasannya ada orang-orang yang menjamin hidup mereka, mulai
dari makan, pendidikan, dan kelangsungan hidup, tapi mereka tidak diperbolehkan
untuk mengembangkan usaha sendiri, karna segala hal menjadi milik Negara
(pemerintah), jadi tidak ada hak kepemilikan pribadi semua dikelola oleh Negara
demi kepentingan rakyat atau anggota partai komunis.
Berbicara tentang
komunisme maka kita akan dibawa kepada perkembangan paham ini di Eropa sana
dahulu kala, jadi bagaimana kalau kita focus pada tujuan penulis sejak awal. Hanya
ingin mengubah perspektif kita tentang suatu paham yang telah keliru selama
beberapa abad belakangan. Upaya propaganda pemerintah dengan menggambarkan PKI
sebagaimana terdapat dalam film-film yang wajib kita tonton sejak kecil dulu
adalah upaya peralihan kenyataan pada kebohongan yang berlarut-larut, kita
dialihkan dari isu kebenaran pada pilihan-pilihan yang dibuat-buat semata untuk
menutupi agenda kelam pemerintahan ketika itu yang sejak awal dibikin kabur
atau tak transparan.
Kita semestinya adil dan
objektif dalam penilaian mengenai kebebasan berekspresi dan mengemukakan
pendapat, seseorang yang mempunyai perbendaan pendapat dengan kita bukan
berarti orang itu musuh, bukan berarti pula kita harus mengeliminasi mereka
dari peredaran system yang ada dalam lingkungan social kita. Perbedaan adalah
sebuah keniscayaan, “perbedaan adalah Rahmat”. Perbedaan menjadi rahmat ketika
kita menganggapnya sebagai sebuah hukum alam yang bukan untuk ditolak atau
dipaksa dipersamakan dengan segala hal yang mayoritas, tetapi sebagai sebuah
corak “warna” lain bagi warna-warna yang sudah terlebih dulu ada. Namun tetap
dalam situasi dan kondisi tertentu perbedaan itu masih dapat ditolerir.
Bukankah lukisan
menjadi lebih indah ketika ia adalah sekumpulan warna-warna yang berbeda yang
kemudian membentuk sebuah image atau gambar. Jadi perbedaan bukanlah sebuah
alasan untuk kita berpecah belah bahkan sebaliknya perbedaan yang ada diantara
kita apapun itu haruslah menjadi alasan untuk kita bersatu menjadi semakin kuat
dengan fondasinya yaitu sikap saling menerima dan menghormati perbedaan yang
melekat pada orang lain.
Terlepas dari segala
macam motif PKI melakukan pembantaian dan aksi balasan oleh pemerintah yang
juga melakukan hal serupa, penulis yakin kita semua sependapat kalau kekerasan
apalagi sampai menghilangkan nyawa bukanlah sebuah jawaban apalagi jalan untuk
menyelesaikan masalah yang paling tepat. Kekerasan dengan dalil apapun tetaplah
tak bisa dibenarkan, agama manapun mengajarkan itu. Hak hidup yang manusia
miliki adalah anugerah tak terhingga dari Sang Maha Pemberi Kehidupan Allah
SWT, tak ada seorang pun diatas bumi berhak mengambil dengan cara dan alasan
apapun.
Mari saling menghargai
perbedaan yang orang lain miliki, selama itu tidak merugikan orang lain dan
menghormati perbedaan lainnya. Setiap paham selalu memiliki cela tak ada yang
benar-benar pas dan sempurna, pada intinya adalah sifat saling menghormati
haruslah diutamakan bukannya ego pribadi dan golongan.
Perlakuan diskriminasi
pada segala hal yang disinyalir berbau komunis sudah tidak lagi relevan diterapkan
di negara ini, dimana kita menjunjung tinggi kebebasan, hak dan kewajiban
setiap orang. Masa lalu biarlah berlalu kita tatap hari depan dengan optimisme
dan penuh rasa bangga, komunisme hanyalah sebagian kecil dari fase sejarah
bangsa ini yang menawarkan pelajaran yang amat berharga pentingnya, bahwasannya
orang-orang baik di negeri ini, mereka yang mencintai negeri ini, bahkan rela
mati untuk memperjuangkan yang mereka anggap pantas untuk diperjuangkan,
komunisme hanyalah produk akal manusia, bukan sebuah penyakit menular yang
harus di jauhi semua orang, menguatkan kecintaan pada negeri sendiri adalah
kunci untuk membendung segala bentuk anasir yang mencoba memecah belah negeri
yang kita cintai ini dengan ideology-ideologi sesat.
Menghadapinya dengan
arif dan berperikemanusiaan adalah cerminan dari kemajuan berpikir masyarakat
di jaman modern yang selalu membutuhkan keterbukaan berpikir dalam menghadapi
setiap masalah. Komunis tak diterima di negeri ini tapi kita menghargai mereka
penganut paham ini, memperlakukannya secara adil dan sama selama mereka tidak
mencoba merusak tatanan yang sudah ada dan memaksa dengan cara kekerasan yang
mengancam keutuhan NKRI KITA.
Comments
Post a Comment