Skip to main content

Sepakat Arti Sukses?

Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya, kerja keras iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, berbeda dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya pintar bicara tapi minim aksi nyata.

Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi yaitu untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandingkan dengan apapun, karna ilmu merupakan sebuah hal yang tak ternilai, karna hanya dengan ilmu lah manusia dapat manaikkan derajat dirinya dan bermanfaat bagi manusia lainnya. Dengan ilmu manusia mendapat derajat paling tinggi diantara makhluk ciptaan Allah SWT, namun manusia yang kalah oleh nafsu akan diperbudak oleh nafsunya itu dan berbuat kerusakan dimuka bumi dengan senjata ilmu nya itu.

Dengan ilmu orang-orang dapat menjadi lebih baik perilakunya, karna dari proses belajar mereka akhirnya tau mana yang baik dan mana yang tidak. Semua itu didapat dari proses belajar yang secara formal didapatkan dibangku sekolah atau kuliah. Walau memang tidak selalu bangku sekolah menjadi satu-satu nya acuan atau sarana untuk mendapatkan pendidikan. Bahkan pendidikan diluar sekolah bisa jadi lebih penting, karna berkenaan langsung dengan masyrakat dan relevan dengan apa yang terjadi di dunia nyata, bukan teori, retorika, dan hasil menerka-nerka saja.

Bukti mengatakan. Banyak orang berpengaruh, tokoh-tokoh dunia, mereka tidak bergelar juga tidak mengenyam bangku sekolahan, tapi pengaruh mereka bagi perkembangan dunia? Sudah tak diragukan lagi. Tulisan ini dibuat hanya dengan niatan membuka perspektif baru bagi para orang tua yang masih percaya kalau hanya dengan pendidikan saja anak nya diharapkan menjadi kaya raya yang mana menjadi tolak ukur secara general bagi orang yang sukses dinegeri ini (kita harus sepakat dulu arti dari kata sukses itu, apakah kita mau ikut-ikutan selera pasar kalau sukses adalah kaya harta/materi, or something else..).

Ditengah masyrakat yang feodal dan hierarkis, orang yang berpendidikan ditandai dengan adanya gelar dibelakang namanya, mereka dianggap sebagai orang yang berpengaruh, orang yang patut menjadi panutan (terutama di desa-desa), padahal tinggi tidaknya pendidikan yang ditempuh seseorang tidak berpengaruh juga tidak menjamin pada kapabilitasnya memberikan influence yang baik di masyarakat. Karna yang dinilai dimasyrakat nanti bukanlah seberapa banyak dan panjang gelar dibelakang nama seseorang, tapi seberapa besar dampak nya bagi lingkungan sosial disekitarnya, baik dia bergelar sarjana atau tidak.

Gelar D3, Sarjana, Profesor, ataupun Doktor  hanyalah gelar akademis, yang menandai seseorang telah menyelesaikan pendidikan disuatu perguruan tinggi. Apakah dia termasuk orang yang sukses? Ya, dari segi pendidikan nya. Apabila kita ingin membahas tentang kata sakti “sukses” kita harus bersepakat dulu arti sukses seperti apa yang ingin kita pakai. Apakah sukses itu orang yang kaya secara materi, atau orang yang menjadi tokoh dan menjadi panutan orang lain, terkenal, atau gabungan dari kesemuanya?
Kalau sekedar ingin menjadi kaya, sekolah bukanlah sebuah keharusan, kerja keras, tekun, perbanyak jaringan usaha itu yang akan membuat seseorang menjadi kaya.


Comments

Popular posts from this blog

pemahaman etika menurut Aristoteles dan Immanuel Kant

MENURUT ARISTOTELES Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu: • Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). • Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas¬kan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: • Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. • Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:

Pendidikan Tidak Membuat Seseorang Menjadi Kaya

Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya, kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya pintar bicara tapi minim aksi nyata. Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandi

HIDUP DIATAS STIGMA (puisi essay)

Tak pantaskah aku hidup selayaknya mereka? Tak bisakah aku bermain selayaknya anak biasa? Tak ada lagikah bagiku kesempatan untuk menuliskan cita-cita tanpa embel-embel pembangkangan dibelakangnya? Tak adakah harapan bagiku menjalani sisa hidup tanpa stigma atas dosa masa lalu ayah ibuku yang tak sepenuhnya mereka kerjakan? Inikah garis hidup yang engkau gariskan Tuhan, pada seorang gadis kecil tak tahu apa-apa dan tak tau arah mengadu kemana? PROLOG Gadis kecil itu tak tahu apa-apa Ditinggal ayah dan bundanya entah kemana Orang bilang diasingkan atau dilenyapkan Sungguh dua kata asing baginya dan semakin membingungkan saja Berjalan sendiri mengarungi hidup Tanpa punya tempat mengadu dan menyandarkan bahu kecil dan tubuh kurusnya Si gadis kecil dengan mimpi besar Seolah berjalan sendiri tanpa harapan Diana namanya. Ya, hanya diana saja Tanpa embel-embel nama belakang Apalagi bin dan binti yang menandakan kalau dia punya orang tua Setiap k