Eksekusi death penalty (hukuman mati) telah sukses dilaksanakan, walau tidak
semua tersangka yang direncanakan akan terkena hukuman mati ini telah di
eksekusi. Karna tersisa satu tersangka yang akhirnya ditangguhkan hukumannya
karna satu dan lain hal, namun kejagung dari berita terakhir tetap memastikan
hukuman mati akan tetap dilaksanakan, bahkan sang tersangka dilarang terbang
kembali kenegaranya.
Penulis sebagai warga negara
Indonesia turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya pada keluarga yang telah
ditinggalkan, dan berharap semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar
tidak mencoba sedikitpun untuk ikut dan terlibat dalam bisnis haram ini baik
itu sebagai pemakai atau pengedar, juga semoga menjadi contoh bagi siapapun
yang masih berkecimpung dalam bisnis haram narkoba dan obat-obatan terlarang
lainnya kalau Indonesia telah bertekad menjadikan narkoba dan mafia dibaliknya
sebagai musuh nomor satu yang patut diperangi bersama dan pelakunya pantas
dihukum seberat-beratnya, apalagi kalau mencoba memasarkannya ke Indonesia.
Penulis pun bangga dibalik
kesedihan dan tekanan sehabis eksekusi yang menyedot banyak perhatian dunia
internasional ini, karna Indonesia mampu bertahan dari kecaman dan desakan
dunia internasional untuk membatalkan eksekusi. Mereka dunia internasional
tidak mengerti dan tidak mau tahu, Indonesia dalam menentukan hukuman mati ini
telah melalui serangkaian perenungan panjang, jadi tidak asal menetapkan
hukuman saja, mereka hanya melihat nya dari kacamata mereka bukan dari sisi
Indonesia yang juga sebagai korban dari kejadian ini, betapa banyak pemuda di negeri
ini yang harus mati muda karna narkoba. Ketahanan Indonesia pada keputusannya
memerangi perdagangan obat-obatan terlarang semacam narkoba sangat melegakan
mengingat eksekusi ini sempat tertunda sebelumnya dan dikhawatirkan akan
dibatalkan.
Dibalik prosesnya yang panjang
lagi berliku dan melelahkan untuk kita ikuti beritanya, banyak hal yang patut
menjadi perhatian kita semua dari drama eksekusi hukuman mati ini. Pertama
yaitu: respon dari negara-negara sahabat yang warga negaranya menjadi pesakitan
menuju regu tembak di Indonesia. Mereka ternyata dengan sangat mengejutkan
memberikan respon keras kepada pemerintah Indonesia bahkan terkesan melampaui
batas, dengan segala cara mereka mencoba agar eksekusi dibatalkan, mulai dari
mencoba pertukaran tahanan (Australia) mengancam akan menarik duta besarnya
(Australia. Akhirnya memang terjadi), tidak jadi menjamu duta besar Indonesia (terjadi
di Brasil di suatu acara, duta besar kita tidak diterima) sampai demo yang
banyak merebak dari warga masyarakat yang bersangkutan, mereka meminta
Indonesia agar membatalkan eksekusi dengan alasan kemanusiaan. Dan masih banyak
lagi. (Untuk insiden yang terjadi di Brasil penulis rasa itu sudah sangat
kelewatan dan memalukan Indonesia sebagai negara berdaulat, seharusnya presiden
menarik duta besar kita disana saat itu juga ketika insiden memalukan ini
terjadi).
Walau menuai kecaman dari dunia
internasional untungnya pemerintah kita tidak bergeming, melalui ketegasan
Presiden Joko Widodo yang terang-terangan menolak grasi para terpidana mati,
ini sekali lagi menjadi warning dan
tamparan keras pada negara yang masih menganggap kalau Indonesia mudah “digoyang”
, akhirnya kita menunjukkan kepada dunia kalau Indonesia tidak memberikan
toleransi sedikitpun pada kasus semacam ini yang akibat negatifnya sudah
menjangkiti dihampir seluruh negara di dunia, ketegasan Presiden Joko Widodo
pada drug dealer yang menjadikan
Indonesia sebagai target pemasaran dan produksi besar-besaran untuk obat-obatan
terlarang wilayah Asia patut mendapat dukungan dari seluruh wakyat Indonesia,
kita tidak boleh membiarkan Presiden Jokowi berdiri sendiri menentang ini
semua.
Pelajaran yang dapat kita ambil
dari peristiwa nan dramatis ini adalah, betapa negara-negara lain dengan sangat
tegas dan setengah mati memperjuangkan hidup warga negaranya yang terkena
hukuman mati di negara lain, padahal sudah jelas mereka adalah pelaku kejahatan
serius dan termasuk dalam jaringan kartel narkoba internasional, tapi pembelaan
itu tetap didapatkan bahkan hampir dengan segala cara, sampai menarik duta
besarnya segala. Bagaimana dengan negara kita Indonesia? Entah sudah berapa
ratus rakyat Indonesia yang dihukum mati di negeri orang, sampai sekarang pun
yang sedang menghadapi tuntutan itu masih panjang list nya, apa yang dilakukan pemerintah kita untuk untuk
memperjuangkan hidup warga negaranya yang menghadapi tiang gantungan, peluru
panas, pedang algojo diluar sana?
Negara-negara yang warga
negaranya terkena sanksi hukuman mati di Indonesia kemarin seakan mengajarkan
kepada kita untuk menghargai setiap hak hidup manusia. Terlepas status nya
sebagai tersangka atau orang yang berbuat salah, negara sebagai perwakilan
rakyat nya dinegara orang haruslah menunjukkan keseriusan usaha dalam
memperjuangkan hak hidup setiap warga negaranya yang menghadapi tuntutan
hukuman mati (ataupun tidak) di negara orang. Ini sudah menjadi kewajiban
setiap negara bukan hanya menjadi pekerjaan dan formalitas semata.
Negara haruslah hadir disisi
rakyatnya ketika rakyatnya mendapatkan problematika hukum di negeri orang.
Terlepas orang itu memang terlibat dalam kejahatan, tapi pendampingan patut
mereka dapatkan sampai kasus yang dihadapinya benar-benar selesai. Ini
merupakan bentuk tanggung jawab negara dalam hal ini adalah pemerintah dan juga
wujud kepedulian sesama warga negara. Pada kenyataannya banyak saudara kita
yang mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan hukum diluar negeri, mereka
seolah dibiarkan berdiri sendiri, dan tentunya mereka akan kalah dan mendapat
hukuman berat.
Citra baik dan kedaulatan negeri
ini tanpa kita sadari diwakili pula oleh warga negaranya yang ada diluar
negeri. Apabila orang itu baik maka baik pula citra negaranya atau kampung
halamannya dimata orang sekelilingnya, Indonesia sampai saat ini hanya dikenal
sebatas sebagai tujuan wisatanya saja, bukan sebuah negara yang disegani dalam
hal perlakuan pada warga negaranya di luar negeri.
Comments
Post a Comment