Penulis merasa perlu mengawali tulisan sederhana ini dengan
pemberitahuan kalau tulisan ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan kenaikan
BBM yang baru saja diumumkan pemerintah kemarin, penulis memilih sikap diam dan
mengawasi saja, hanya ingin berpositive
thinking kalau dibalik keputusan yang unpopular
ini ada niat baik dari pemerintah untuk mengalokasikan dana yang katanya
tiliunan itu ke sektor yang lebih baik dan menjanjikan kedepan atau jangka
panjang. Dan penulis tak mau masuk dalam golongan orang yang menhujat sampai
mengeluarkan sumpah serapah karna itu tidak ada gunanya dan jatuh pada
perbuatan dosa.
Please enjoy,..
Beberapa puluh hari setelah pelantikan mereka pertikaian itu
masih saja terjadi, semakin menunjukkan saja kepada kita rakyat yang katanya
mereka pimpin dan wakili suaranya berharap didengar penguasa. Itu merupakan
bukti jelas ada di depan mata rakyat kalau rakyat bukanlah prioritas. Tetap
saja kepentingan utama mereka adalah kekusaan partai dan antar golongan yang
saling berkepentingan. Harusnya ketika mereka sudah duduk diatas sana dengan
segala fasilitas kemewahannya, yang notabene adalah hasil dari pilihan langsung
oleh rakyat, sebagai bentuk pengharapan baru, dimana kepada mereka harap dan
mimpi untuk hidup yang lebih baik itu dititipkan, agar diperjuangkan untuk
didengar lalu segera diwujudkan.
Ironis memang, seakan tanpa malu mereka berkelahi bak orang
tak berpendidikan, tanpa sungkan meja kehormatan itu mereka gulingkan, gelas
mahal hasil uang rakyat mereka pecahkan, demi memuaskan nafsu yang tak sampai
semata.
Logikanya, kalau kepentingan rakyat menjadi orientasi utama
mereka para wakil rakyat itu, maka tak akan ada cerita mempermasalahkan kubu
mana yang mendominasi kursi atau pimpinan di lembaga tinggi negara tersebut,
seharusnya itu tak perlu dipersoalkan kalau mereka saling percaya. Bukannya
selama ini terang-terangan mereka berbicara siapapun yang menang nantinya
rakyat akan selalu dinomor satukan, kenyataannya tidak begitu dan cenderung
melukai hati rakyat.
Setelah berpuluh-puluh hari mereka belum bekerja, masih saja
menunjukkan arogansi masing-masing, meluncurkan jurus lobi dengan segala cara
hanya untuk mendapatkan kursi mayoritas dan entah apalagi agenda dibelakang itu
semua. Wallahua’lam...
Belumkah cukup penghianatan ini mereka pertunjukkan, setelah
sebelumnya berjanji, mengiming-imingi, katanya ingin memberi bukti, setelah
duduk tetap saja lupa berdiri dan melihat kebawah lagi.
Pilihan telah dijatuhkan, sumpah telah diucapkan, palu sidang
telah diketuk, keputusan telah dibuat, jangan lagi mengatasnamakan rakyat
diatas kepentingan sekelompok kalian saja, ingat rakyat sudah pintar kalau
hanya sekedar untuk mengetahui kalau mereka diabaikan, juga jangan pernah
kalian lupa wahai politisi, pemerintah, pejabat dan apapun sebutan kalian, kami
rakyat melihat dan mengawasi dan siap kapan saja turun kejalan untuk
menumbangkan rezim tiran dan tak berperikemanusiaan (People Power).
Salam dari Rakyat, yang bosan menunggu dan diacuhkan hak-haknya.
Comments
Post a Comment