Ketika dunia telah melaju dengan sangat cepat, bersama
segala bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi nya, manusia adalah makhluk
pertama yang bertanggung jawab atas kenyataan itu dan seharusnya mampu
mengontrol keadaan tanpa harus kehilangan arah. Tuntutan untuk mensejajarkan
diri dengan kemajuan itu semakin hari semakin meningkat, manusia sebagai
makhluk berakal sadar sepenuhnya kalau meningkatkan kualitas diri menjadi
sebuah keniscayaan. Dengan jalan pendidikan salah satunya.
Setiap negara di dunia ini sekarang menjadikan pendidikan
sebagai salah satu program penting demi mensukseskan cita-cita setiap negara
agar warganya mampu mensejajarkan diri dengan perkembangan jaman dan berguna
bagi kemajuan negara mereka. Karna pemahaman kebanyakan orang negara yang maju
adalah berkat orang-orangnya yang berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas
yang akhirna mampu memajukan negara menuju apa yang disebut sebagai “negara
maju dan berkembang”.
Namun sistem pendidikan saat ini sayangnya telah berubah
haluannya. Hanya Menjadi mesin pencipta robot yang berorientasi pada materi dan
yang berkilau saja. Sistem pendidikan kita saat ini hanya membentuk persepsi
dalam diri anak didik kalau hidup yang menjadi tujuan adalah masa dimana di
suatu hari nanti mereka mampu hidup berlimpah harta, anak dan istrinya bahagia
tanpa peduli apa yang ada dan terjadi disekelilingnya. Jadi sisi yang paling
banyak disentuh itu adalah nalar, otak. Bukannya sisi perasaan,sosial,
kemanusiaannya yang harusnya menjadi prioritas bagi siapa saja yang
berkecimpung didunia pendidikan di negeri ini. Anak adalah mesin foto kopi
paling cepat di dunia, mereka akan menagdopsi dengan cepat apa yang mereka
lihat dan dengar disekelilingnya, jadi tak heran kalau ada peribahasa “buah jatuh
tak jauh dari pohonnya”, jangan salahkan kalau mendapati seorang anak masih
kecil sudah merokok, mencuri, lihat dulu bagaimana orang tuanya mendidiknya,
lingkungan tempat tinggalnya, dan teman-temannya, yang sudah pasti menjadi area
yang paling banyak memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang setiap anak yang
dalam masa pertumbuhan.
Sekolah pun saat ini bukan lagi menjadi tempat yang
mengasyikkan, sekolah berubah menjadi momok yanag menakutkan. karna apa yang
terdapat dan terjadi didalamnya tidak lagi mencerminkan apa yang seharusnya
berada dalam dunia pendidikan, seperti situasi yang tenang, harmonis satu sama
lain, dan perasaan mengayomi dari para pendidik sudah langka didapati.
Ironisnya yang justru kita dapati yaitu anak-anak kita di –bully- ditempat seharusnya mereka mandapatkan pengatahuan dan
teman-teman yang baik. Sangat miris
melihat berita-berita di media dimana nyawa seolah melayang begitu saja oleh
tangan seniornya disekolah, universitas dan institusi pendidikan lainnya. Maka
timbullah satu pertanyaan lagi mengenai sistem pendidikan negeri ini,
sebenarnya apa yang mereka ciptakan di dalam sana (sekolah, universitas, dan
institusi pendidikan lainnya), monsterkah sampai-sampai selalu saja ada berita
mengenai penganiayaan setiap tahunnya dan lebih memprihatinkan lagi selalu
memakan korban. Come on,. Kita sudah
bukan lagi berada di jaman batu dimana kekerasan menjadi satu-satunya jalan
menjadi opsi pemecahan suatu masalah, janganlah kembali menjadi manusia
terbelakang yang menyelesaikan segala hal dengan cara kekerasan, percuma kita
diberkahi akal pikiran kalau tidak mau dan mampu mengggunakannya.
Jangan tanya dimana pemerintah ketika semua hal diatas
terjadi, mereka masih terlalu sibuk dengan ururannya masing-masing, maksudnya
yaitu diri mereka sendiri, keluarga dan partai-partainya. Lihatlah diatas sana,
digedung serba megah dimana mereka seharusnya mewakili setiap nyawa yang ada
dinegeri ini, kenyataannya mereka ribut seperti orang tak berbudaya di tempat
yang seharusnya menjadi representasi dari sebuah jargon sakti “dari rakyat,
oleh rakyat, untuk rakyat”. Tapi yang tampak bukan rakyat, kami tak melihat ada
rakyat disitu, hanya arogansi, kebodohan, perut buncit, dan partai yang
dimanasaja saja selalu mengatasnamakan rakyat.
perkembangan teknologi informasi dewasa ini membuka
selebar-lebarnya kesempatan bagi siapapun untuk mengakses informasi, ini dapat
menjadi jalan bagi siapapun yang ingin mengetahui perkembangan dunia dan
mencari ilmu pengetahuan. Bangku sekolah bukan lagi menjadi jalan satu-satunya
untuk mendapatkan pendidikan, tidak juga mengecilkan arti pentingnya sekolah,
tapi para orang tua harus lebih aware bahwa institusi pendidikan bukanlah
satu-satunya pihak yang harus dibebani tanggung jawab besar mengedukasi
putra-putri mereka, tempat pertama dalam hidup anak yang paling berpengaruh dan
membawa dampak besar terhadap psikologis dan emosional anak tentu saja
keluarga.
Mari jadikan sekolah kita dan institusi pendidikan lainnya
itu sebagai lembaga yang berorientasi pada pembentukan karakter anak, mengisi
jiwa-jiwa mereka dengan contoh teladan nyata, bukan lagi memaksakan kehendak
dengan mewajibkan mereka menghafal segala macam hal, karna hidup yang
sebenarnya lebih dari sekedar pintar, tapi adalah kecerdasan bersosialisasi dan
mengelola emosi. Satu hal yang paling penting juga yaitu sisi spiritual anak,
anak yang dari kecil sudah dibiasakan mengenal tuhannya, berpedoman pada
baik-buruk perbuatan, maka dia akan selalu berhati-hati dalam bertindak. Karna
sosok panutan dalam diri anak, adalah cetak biru dimasa depan mereka akan
menjadi apa.
Comments
Post a Comment