Saya akui saya termasuk dalam barisan orang-orang yang
pesimis dengan kemajuan bangsa ini kalau terus dipimpin oleh orang-orang tua
diatas sana, dengan kekolotan cara pikir mereka dan kekakuan sistem yang mereka
terapkan pada lingkungan kerjanya, belum lagi mereka para orang tua sangat
terlihat tertatih dalam menyelaraskan diri dengan perkembangan jaman sehingga
akhirnya lembaga, ormas, perusahaan yang dia pimpin ataupun instansi menjadi
tidak semenarik dulu karna sudah ketinggalan jaman, harus ada anak muda
disektor manapun itu dewasa ini kalau ingin terlihat tetap eksisnya suatu
perusahaan ataupun instansi apapun itu, karna pemuda tau jenis kemodernan
seperti apa yang sedang berkembang dan tentu saja disukai banyak remaja,
masyarakat dan menjadi tren, setiap waktu berjalan ada masanya sendiri bagi
suatu generasi itu untuk mengisi dan mewarnainya dengan “dunia” mereka saat
itu, jadi untuk orang-orang tua diatas sana sadarlah dan segera turunlah.
Sejarah membuktikan, kenyataan
berkata demikian, kalau bangsa ini berhutang budi besar sekali pada pemuda.
Diwaktu penjajahan yang penuh dengan penderitaan dan perjuangan sampai pada
masa menuju pendeklarasian sebuah negara indonesia yang merdeka, pemuda
berperan sangat besar diperistiwa paling bersejarah bagi negeri ini. Jangan
lupa kalau terlaksananya pembacaan proklamasi kemerdekaan diawali dengan
peristiwa yang sungguh tak terduga dan sangat berani. Penculikan, ya pemuda
menculik seorang soekarna dan hatta yang ketika itu masih ragu-ragu untuk
segara menyatakan kemerdekaan indonesia ketika jepang telah luluh lantak oleh
sekutu, pemuda dengan semangat baja dan penuh resiko melihat ini sebagai
kesempatan emas, kalau mereka tidak segera bertindak bisa jadi belanda akan
masuk kembali ke Indonesia karna melihat kosongnya kekuasaan oleh bangsa
kolonial dan lemahnya sistem persenjataan jepang setelah kalah perang. Jadi
pilihannya adalah sekarang atau tidak sama sekali.
emancipate ourselves from mental slavery. none but ourselves can free our minds |
Keputusan paling besar dan berani
akhirnya diambil, menculik presiden dan wakilnya. Bayangkan seorang soekarno
dan hatta di masa itu (silahkan bayangkan teman-teman). Para pemuda memaksa
soekarno agar segera membacakan proklamasi kemerdekaan lewat siaran radio yang
langsung didengar oleh jutaan rakyat indonesia yang menunggu momentum ini
hampir sepanjang hidup mereka yang penuh penderitaan. Akhirnya disaksikan hanya
beberapa orang saja indonesia mendklarasikan dirinya sebagai sebuah negara yang
merdeka lepas dari bangsa penjajah manapun, kemerdekaan yang direbut bukan
diberikan apalagi dihadiahi. Walau setelah itu bangsa penjajah tidak langsung
meninggalkan indonesia tetapi langkah indonesia memproklamirkan diri sebagai
negara merdeka dimasa ketika penjajahan adalah hal yang lumrah dilakukan bangsa
eropa kepada asia, afrika dan amerika, ternyata membuka mata dunia kalau
kebangkitan negara-negara jajahan akan segera tiba diilhami oleh kebangkitan
indonesia. Sampai akhirnya negara-negara lain pun mengakuinya dan yang paling
pertama diantaranya adalah Palestina.
Kongres pemuda II yang melahirkan
sumpah pemuda adalah usaha unik dan patut menjadi contoh. Mengapa unik, karna kongres
ini diadakan ketika itu belum ada negara indonesia, dan pemerintahannya. Para
pemuda indonesia se-Nusantara sudah berinisiatif membuat konsep negara kesatuan
indonesia, jauh sebelum kemerdekaan. Pemuda yang saat itu aktif mempersiapkan
kemerdekaan adalah pejuang yang rata-rata berumur dua puluh tahunan (20-an) dan
tidak lebih dari tiga puluh tahun (30-an). Kalau dibandingkan, saat ini
ormas-ormas, perusahaan, instansi pemerintah dll diketuai oleh orang-orang
berusia 40-an atau lebih, bahkan 50 tahunan keatas. Mereka orang tua berpikiran
kolot, tidak sesuai dengan jaman seperti sekarang ini, tentu saja gaya
kepemimpinan seorang pemimpin akan berpengaruh pada lembaga yang dia pimpin.
Perbandingan usia tokoh pemuda di masa pergerakan.
Kongres pemuda II dipimpin oleh
Sugondo Djojopuspito yang ketika itu berusia 24 tahun. Muhammad Yamin yang
menjadi pelopor dan salah satu tokoh penting di kongres pemuda II ketika itu
berusia 25 tahun ia lahir tahun 1903. Johanna Tumbuan dari jong sulawesi,
mengikuti kongres pada usia 18 tahun. J Leimena dari Jong Ambon lahir tahun
1905, ketika mengikuti kongres pemuda II berusia 23 tahun. Muhammad Roem dari
Jong Islamieten lahir pada tanggal 16 Mei 1908, mengikuti kongres diusianya
yang baru menginjak 20 tahun.
Diusia semuda itu mereka telah
berpikir besar, mempersatukan pemuda dari seluruh nusantara untuk bersatu
mempersiapkan kemerdekaan, sampai lahirnya sumpah pemuda. Dengan latar belakang
mereka yang berbeda-beda mereka mampu untuk menurunkan ego kedaerahan
masing-masing, melupakan sejenak perbedaan diantara mereka dan mengutamakan
kesatuan. Kalau tidak seperti itu mana mungkin lahir sebuah bahasa persatuan
bahasa Indonesia kalau setiap pemuda masih saja mementingkan ego daerah nya,
suku, budaya dan bahasanya. Diusia yang masih sangat muda pemuda indonesia
ketika itu telah mengajarkan kepada kita sebuah arti persatuan yang
sesungguhnya.
Fakta lain yang juga menarik adalah
dipublikasikan oleh Ahmad Mansur Suryanegara tentang peranan pemuda.
Tokoh-tokoh seperti Endang Saifuddin Anshari, Harry J. Benda, John Ingleson,
dan Clifford Geertz dalam karyanya menggolongkan tokoh agama yang karena
menyandang gelar haji atau kiai disangka kalau mereka sudah tua, padahal tidak
karena mereka masih muda.
Misalnya H.O.S Tjokroaminoto ketika
memimpin SI (Sarekat Islam) pada tahun 1912 ia baru berusia 30 tahun. Kiai Haji
Mas Mansur pada usia 12 tahun sudah menunaikan ibadah haji, masuk gerakan
mencintai tanah air kemudian mendirikan Nahdhatul Wathan yang berarti
kebangkitan negeri, pada tahun 1916 saat usianya baru 20 tahun. Lalu pindah ke
Muhammadiyah dan aktif pada usia 26 tahun.
K. H. Wahab Chasbullah tahun 1916 mendirikan nahdhatul wathan, ia
lahir pada tahun 1888, berarti saat itu berusia 28 tahun.
Bung Karno sudah aktif diorganisasi
Jong Java cabang Surabya pada tahun 1915.
Hamka masuk menjadi anggota Sarekat
Islam pada usia 15 tahun.
Mohammad Natsir masuk Jong Ismalieten
Bond pada usia 15 tahun.
Pemuda lain yang juga aktif dalam
pergerakan nasional ialah Semaun, berusia 18 tahun ketika menjadi ketua Sarekat
Islam Semarang.
Jenderal Soedirman berusia 30 tahun
ketika diangkat menjadi panglima besar.
Ir. Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 dan
mendirikan Partai Nasional Indonesia tahun 1927, berarti ketika itu ia berusia
26 tahun, dan jauh sebelumnya Soekarno sudah aktif dalam pergerakan nasional
melalui Algemeene Studie Club, Bandung.
Muhammad Hatta lahir tahun 1902 dan
menjadi ketua Indonesische Vereeniging tahun 1926, ketika usianya 24 tahun.
Tan Malaka lahir tahun 1897 dan aktif
di Sarekat Islam Semarang tahun 1921, ketika itu usianya 24 tahun.
Dalam Tentara Pelajar yang menjadi andalan dalam perang kemerdekaan
melawan Belanda. Usia mereka ada yang 13 tahunan.
Bagaimana kalau kita bandingkan dengan pemuda sekarang?
Untuk menemukan jawaban yang paling
mudah, tanyakanlah dengan diri kita sendiri terlebih dahulu teman-teman. Untuk
teman-teman yang sedang membaca tulisan ini dan masuk dalam kategori remaja
atau pemuda, pertama bersyukurlah kita masih diberi kesempatan untuk
menggunakan waktu kita di dunia ini dengan sebaik-baiknya, penulis menulis
seperti ini bukan berarti bahwa penulis sudah baik dan tak pernah salah,
penulis masih terus berupaya memperbaikki diri dan mencoba menjadi manfaat bagi
orang sekitar, lingkungan, dan negara.
Tak harus menjadi presiden, kepala
daerah, wakil rakyat, kepala BUMN, CEO perusahaan multinasional, apalagi
pimpinan dan simpatisan sebuah partai untuk bisa memberikan kontribusi
posisitif bagi kemajuan bangsa ini kedepan, cukup menjadi diri sendiri yang
baik sesuai ajaran agama dan sosial yang kita yakini benar, karna apabila kita
selalu berkaca pada orang lain maka kita akan selalu merasa kekurangan, karna
itulah sifat asli manusia. Jangan pernah membandingkan hidup kita dengan orang
lain, jalani dan syukuri apa yang sudah kita punya adalah salah satu tanda
kalau kita mengenal dari mana kita berasal.
Allah menciptakan manusia di muka
bumi ini dengan peran nya masing-masing, bagaimana kita mau mencoba menjadi
pribadi yang bermanfaat kalau keseharian waktu, tenaga, pikiran, yang dianugerahkan kepada kita hanya kita
pakai untuk meratapi kekurangan yang yang seakan-akan hanya kita seorang diri
yang punya. Jangan habiskan waktumu untuk berpikir bahwasannya hanya kaulah
satu-satunya oragn di dunia ini yang mempunyai masalah, cobalah untuk tidak
seribet itu.
Seorang pemuda adalah pribadi yang
tangguh, pribadi yang tau batasan dirinya sampai mana kemudian selalu mengeksplorasi
diri karna dia sadar kekurangan ada bukan untuk membatasinya melakukan suatu
hal yang besar dan bermanfaat, itulah gunanya akal, pikiran. Di dunia yang
serba dinamis pemuda adalah aktor utamanya, di dunia digital dimana semua yang
manuak sudah ditinggalkan pemuda adalah dalangnya, buktinya? Sudah sangat
banyak.
Bersambung.... to the next page
Comments
Post a Comment