Skip to main content

Kaos Caleg


“tok,.tok,.tok assalamu’alaikum! “
“pak husein!” suara ketukan di pintu dan teriakan dari luar rumah, membuat ibu Rina bersegera membukakan pintu rumahnya.
“ada apa pak?” tanyanya penasaran.
“rio bu’, rio jatuh dari pohon!” “sekarang di rumah sakit dibawa oleh warga,.” ujar pak Amin yang merupakan tetangga mereka sambil tersengal-sengal.
“ya Allah,. Koq bisa pak? Gimana ceritanya?” tanya bu Rina panik, mengetahui putra semata wayangnya sedang di rumah sakit karna terjatuh. 
“ya sudah kamu tunggu saya disini, saya mau telpon bapak dulu,.” ibu Rina terdengar mulai panik.

....................

“Pak Husein.. rio mengalam luka yang cukup parah, karna sebagian tubuh nya terkena paku-paku yang banyak tertancap di pohon dari poster caleg-caleg itu,. Untung segara dibawa kesini jadi kami bisa memberikan pertolongan dengan segera.” Ujar dokter kepada pak Husein dan istrinya.

.....................

“apa??” bu Rina marah.
“bagaimana bisa pak, kamu melibatkan anak sendiri buat kampanye mu itu, dia kamu suruh ikut makuin poster kamu di pohon itu?!!”
 “jadi Rio jatuh ketika masangin poster dan spanduk kampanye bapaknya, dengan memakai kaos gambar bapakny, dan disuruh oleh bapaknya???” bu Rina menambahkan dengan suara pelan memendam amarah.
“aku gak habis pikir, kamu liat kaos nya yang penuh darah ini?? Foto mu sekarang sudah penuh dengan darah anak mu sendiri!!” bu rina mulai terisak, dan pak Husein hanya diam tak mampu memandang wajah istrinya.
bersamaan dengan itu pak sanusi dan anak buahnya yang merupakan tim sukses pak Husein datang menjenguk, “gimana Rio pak?” tanyanya.
Pak Husein menjawab. “pak Sanusi, mulai sekarang tolong lepas semua alat kampanye saya yang ada di pohon-pohon, dan tiang-tiang, pokoknya dimanapun terutama yang membahayakan warga.”
“tapi pak,.. ehhh, kita nyoblos sebentar lagi!” sanggah pak sanusi.

“Lewat Rio Allah telah menegur saya, kalau benar ingin memulai suatu perubahan, mulailah dengan yang baik, bukan dengan merusak lingkungan apalagi membahayakan orang banyak”. Pak Husein menjelaskan.


Comments

Popular posts from this blog

pemahaman etika menurut Aristoteles dan Immanuel Kant

MENURUT ARISTOTELES Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu: • Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). • Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas¬kan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: • Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. • Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:

Pendidikan Tidak Membuat Seseorang Menjadi Kaya

Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya, kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya pintar bicara tapi minim aksi nyata. Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandi

HIDUP DIATAS STIGMA (puisi essay)

Tak pantaskah aku hidup selayaknya mereka? Tak bisakah aku bermain selayaknya anak biasa? Tak ada lagikah bagiku kesempatan untuk menuliskan cita-cita tanpa embel-embel pembangkangan dibelakangnya? Tak adakah harapan bagiku menjalani sisa hidup tanpa stigma atas dosa masa lalu ayah ibuku yang tak sepenuhnya mereka kerjakan? Inikah garis hidup yang engkau gariskan Tuhan, pada seorang gadis kecil tak tahu apa-apa dan tak tau arah mengadu kemana? PROLOG Gadis kecil itu tak tahu apa-apa Ditinggal ayah dan bundanya entah kemana Orang bilang diasingkan atau dilenyapkan Sungguh dua kata asing baginya dan semakin membingungkan saja Berjalan sendiri mengarungi hidup Tanpa punya tempat mengadu dan menyandarkan bahu kecil dan tubuh kurusnya Si gadis kecil dengan mimpi besar Seolah berjalan sendiri tanpa harapan Diana namanya. Ya, hanya diana saja Tanpa embel-embel nama belakang Apalagi bin dan binti yang menandakan kalau dia punya orang tua Setiap k