Skip to main content

It’s Our Choice To Be Happy.


Beberapa tulisan terakhir yang ada di blog sederhana ini memang menampilkan sebuah bentuk pemikiran yang saya anggap hanya akan semakin menambah kesuraman nasib Indonesia dimata pembaca sekalian. Setiap fakta yang disajikan entah itu realitas atau sekedar rekaan sedikit banyaknya pasti akan menimbulkan kesan setiap kali kita melihatnya,  justru malah kemunduran dan ilusi yang semakin tersirat lewat tulisan saya itu makin memperdalam luka bukannya prestasi, sayangnya lagi semakin menjauhkan kita dari mimpi dan harapan pada masa depan bumi pertiwi yang lebih baik. Jujur  saja kita semua yang selama ini mengikuti dengan baik perkembangan berita melalui media massa dan social media niscaya akan mendapati fakta-fakta yang sebenarnya menjadi bahan utama setiap penulisan saya di blog ini. Ya, kenyataan pahit yang harus kita lihat dan terima mengenai keadaan bangsa ini yang semakin hari semakin sekarat seakan tanpa harapan. Menjadi tema yang seakan tak pernah habisnya untuk dibahas dan diperbincangkan.

Namun akhirnya saya mendapat pencerahan. Indonesia tak sejelek itu dan tak semenakutkan seperti apa yang kita lihat dari berita-berita. Mereka para jurnalis  hanya melakukan tugas mereka, bad news is good news. Sebenarnya banyak karya, pengaruh, dan usaha produktif yang dapat menjadi kebanggaan buat seluruh rakyat Indonesia yang telah ditorehkan anak-anak bangsa. Sayangnya “lagi” hal semacam ini tak banyak menarik perhatian media dan akhirnya luput dari pandangan kita semua. Kita hanya disuguhkan berita-berita negatif  yang tanpa sadar membentuk perspektif tidak baik akan kondisi negara ini, kita dicekoki pandangan bahwa Indonesia adalah bangasa nomor dua, terbelakang, dan penuh masalah internal.

Sungguh tak bijak rasanya kalau melulu yang jelek-jelek nya saja yang menjadi sorotan dan terpampang sebagai headline di banyak media massa. Korupsi, kriminal, pemerkosaan dan selusin masalah yang semakin hari semakin kita terbiasa mendengar dan menerimanya, dan yang terburuk malah akhirnya kita menganggap hal demikian sebagai  fenomena biasa saja dan bisa menimpa siapa saja, tak peduli itu tetangga depan rumah atau saudara kita sendiri. Kita dibuat menjadi seorang yang individualistis, hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya (keluarga, teman dll), berkurang simpati dan empati kita, dan jangan terkejut kalau Indonesia yang seperti sekarang lah yang kita rasakan. Karna indonesia adalah cerminan dari rakyatnya, dan dalam negara penganut demokrasi rakyat adalah segalanya, rakyat adalah pemerintah dan  pemerintah adalah rakyat.
we always have a choice.
Ubahlah pandangan negatif itu mulai sekarang menjadi pandangan positif. Dengan begitu kita akan terstimulasi untuk mau dan berani berharap kemudian berbuat bagi diri sendiri dan lingkungan kita agar lebih baik lagi,tidak seperti apa yang kita selama ini pikirkan. Pikiran yang positif akan mengarahkan kita pada sesuatu yang positif pula. Sesungguhnya banyak sekali hal yang bisa kita jadikan inspirasi untuk berbuat kebaikan setiap harinya, tapi kebaikan itu tertutupi oleh banyaknya kejahatan yang di “blow up” terutama oleh media massa.

Salah satu caranya adalah “like” atau ikutilah berita-berita atau informasi yang ada dalam situs-situs yang khusus menyajikan hal-hal membanggakan tentang indonesia contohnya seperti http://www.goodnewsfromindonesia.org/ .  Hidup ini adalah pilihan, dan setiap harinya terdiri dari pilihan-pilihan sederhana yang kita buat dan tentukan sendiri. Jadi terserah anda apakah ingin membuat setiap harinya menjadi indah dan berwarna dengan info-info menggembirakan, atau memilih untuk tetap dalam lubang yang sama yang ujung-ujung nya hanya mengutuki diri sendiri dan bangsa ini saja.

Tulisan ini tidak mengajak kita untuk menutup mata atas kejadian sebenarnya dan jelas-jelas ada di sekitar kita, tapi hidup ini terlalu singkat dan indah untuk dilalui dengan kutukan dan penyesalan saja. Tetap menjadi orang yang bangga dan membanggakan Indonesia. Juga representasikanlah diri sebagai warga negara yang kritis dan berani mengutarakan pendapatnya ketika negara telah salah jalan. Carilah referensi bacaan dan tulisan yang membuat kita bukan hanya menambah wawasan tapi juga happy dan lebih penting lagi BANGGA MENJADI SEORANG INDONESIA!!

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum

Kecuali kaum itu yang merubah diri nya sendiri".

Comments

Popular posts from this blog

pemahaman etika menurut Aristoteles dan Immanuel Kant

MENURUT ARISTOTELES Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu: • Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). • Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas¬kan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: • Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. • Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:

Pendidikan Tidak Membuat Seseorang Menjadi Kaya

Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya, kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya pintar bicara tapi minim aksi nyata. Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandi

Self Reflection

Setelah sekian lama bergulat dengan perasaan gak jelas, entah bersalah, tidak peduli, apatis atau apa namanya saya sendiri kesulitan menemukan kata yang tepat menggambarkan perasaan ini. yang pasti, gak ada yang salah dengan pemikiran saya selama ini, tentang tulisan-tulisan yang telah saya post di blog sederhana ini, semuanya (hampir 98%) hasil pemikiran saya sendiri. Plus yang membuat saya terhenti untuk sementara adalah pergulatan batin yang bagi saya adalah medan peperangan yang seakan tak akan pernah bisa saya menangi. Berkomunikasi pada alam bawah sadar sendiri adalah salah satu pertanda kecerdasan seseorang (katanya hehe), tapi bagaimana kalau pemikiran itu menjadi sebuah perangkap, atau bahkan penjara yang mengungkung kebebasan berpikir mu dan kau menjadi kerdil sejak dalam pikiran sendiri. Pada intinya saya menjadi semakin realistis (klise memang), dikarenakan hidup (realitas) meng-KO- saya keras sekali sampai menghujam ke bumi, menyadarkan saya kalau hidup tidak seperti y