Skip to main content

RAMADHAN YANG TERTUNDA

ACARA TAHUNAN YANG TELAH MENAHUN
Lagi-lagi kita harus menelan kekecewaan, kali ini karna bulan yang telah lama dinanti-nanti oleh berjuta-juta umat muslim di indonesia, bulan suci ramadhan, diundur kedatangannya oleh pemerintah republik ini, dengan alasan tidak datang tepat pada waktunya. Tidak seperti budaya         ” jam karet” yang kita banggakan itu, kali ini sesuatu yang dijadwalkan datang tepat waktu dianggap tidak benar atau tidak baik untuk dilaksanakan. Ya, itulah nasib sang bulan seribu berkah ini ketika menyambangi negeri dengan jumlah umat muslimnya terbesar di dunia ini.
Seakan mengulangi kesalahan yang sama, galing lubang tutup lubang dan digali lagi. Pemerintah sebagai para pemimpin yang keputusannya menentukan arah dari kehidupan rakyat yang menjadi tanggung jawabnya dimata Allah kelak, kembali menyuguhkan sesuatu yang selalu membingungkan, bagaimana tidak puasa yang seharusnya kita tahu di kalender itu jatuh pada tanggal 9 juli 2013 mereka katakan salah, atau belum saatnya, dan itu diumumkan ketika sore hari atau maghrib menjelang isya, pastinya  ketika banyak masyarakat menyiapkan diri untuk sholat tarawih dan memikirkan tentang menu sahur di hari pertama nanti.
Sidang itsbat yang dilakukan selain mendadak  dan sangat mepet mendekati waktu untuk memulau sholat tarawih yang pertama, juga membuat rakyat kebingungan dikarnakan seakan menjadi ajang untuk membenarkan pendapat sendiri-sendiri, dan terkesan menuding pihak yang lain sebagai yang salah, yang arogan menganggap benar sendiri kelompoknya karna telah mengumumkan hari puasa yang berbeda. Selain sekali lagi menunjukkan ketidakbecusan pemerintah kementrian agama khususnya dalam memperkirakan akan terjadinya perbedaan pendapat di kalangan tokoh-tokoh umat itu, menteri agama tak tanggap akan hal-hal semacam ini yang semestinyta sudah dapat diperkirakan jauh-jauh hari sebelumnya. Maka akan dapat dicarikan solusinya lebih cepat dan tidak terkesan terburu-buru dan tanpa persiapan.
Sepertinya hal nya peringatan hari-hari besar nasional, sidang semacam ini selalu saja terjadi beberapa tahun belakangan, terutama dalam menentukan hari atau tanggal yang tepat untuk menunaikan ibadah puasa dan hari lebaran bagi umat muslim. Maka timbullah pertanyaan, sebenarnya apa peran kementrian agama selama ini, padahal kalau dibiarkan terus menerus perbedaan pendapat ini semakin lama malah akan semakin tidak terkendali dan dikhawatirkan dapat memecah belah umat islam itu sendiri. Walau Rasululllah Muhammad SAW pernah bersabda bahwasannya “perbedaan itu merupakan sebuah rahmat”. Tapi alangkah baiknya kalau perbedaan yang terus menerus terjadi berulang-ulang ini dalam kasus yang sama pula dapat segera diakhiri, tanpa memandang siapa yang benar dan siapa yang salah menurut versi kelompoknya masing-masing, tapi sungguh tidak elok rasanya kalau harus mengorbankan umat terus-menerus hanya untuk menunjukkan kepintaran kelompoknya dari kelompok lain dan merasa paling benar dengan berkoar-koar di media dan sidang ini menjadi semacam unjuk kepintaran dan kebodohan semata, tanpa mereka menyadarinya.

Sudah terlalu sering rasanya rakyat ini menelan kekecewaan dari ketidakbecusan pemerintahnya dalam mengatur setiap hal demi kepentingan kita bersama, sudah cukup rasanya rasa-rasa yang tumbuh itu semakin membuncah dalam diri rakyat, yaitu rasa frustasi, apatis, sinis, skeptis dan masa bodoh lagi terhadap apa yang dilakukan orang-orang diatas sana, yang katanya berpendidikan tinggi tapi toh tak dapat melihat kebawah, dimana disitulah tempat kejadian real yang sebenarnya terjadi yang harusnya diperhatikan bukan malah menjadi bahan-bahan perbincangan dalam rapat-rapat yang selalu saja tidak ada hasilnya. Dan dari fenomena semacam ini penulis pikir rakyat harusnyalah sudah semakin pintar dalam menentukan pilihannhya masing-masing , karna melihat “sang rujukan” yang tak kunjung memperlihatkan kinerja yang meyakinkan, maka jangan salahkan kalau akhirnya rakyat sudah tak menaruh lagi rasa percaya pada pemimpinnya yang memegang amanah sangat besar itu. Rakyat sekarang semestinya sudah cerdas, dan tak mudah masuk dan terjebak dalam pusaran permainan politik kalangan atas yang selalu saja mengatasnamakan rakyat padahal kenyataannya nihil semata. OPEN YOUR MIND, YOUR EYES, YOUR HEART.. 

Comments

Popular posts from this blog

pemahaman etika menurut Aristoteles dan Immanuel Kant

MENURUT ARISTOTELES Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu: • Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). • Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas¬kan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: • Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. • Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:

Pendidikan Tidak Membuat Seseorang Menjadi Kaya

Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya, kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya pintar bicara tapi minim aksi nyata. Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandi

Self Reflection

Setelah sekian lama bergulat dengan perasaan gak jelas, entah bersalah, tidak peduli, apatis atau apa namanya saya sendiri kesulitan menemukan kata yang tepat menggambarkan perasaan ini. yang pasti, gak ada yang salah dengan pemikiran saya selama ini, tentang tulisan-tulisan yang telah saya post di blog sederhana ini, semuanya (hampir 98%) hasil pemikiran saya sendiri. Plus yang membuat saya terhenti untuk sementara adalah pergulatan batin yang bagi saya adalah medan peperangan yang seakan tak akan pernah bisa saya menangi. Berkomunikasi pada alam bawah sadar sendiri adalah salah satu pertanda kecerdasan seseorang (katanya hehe), tapi bagaimana kalau pemikiran itu menjadi sebuah perangkap, atau bahkan penjara yang mengungkung kebebasan berpikir mu dan kau menjadi kerdil sejak dalam pikiran sendiri. Pada intinya saya menjadi semakin realistis (klise memang), dikarenakan hidup (realitas) meng-KO- saya keras sekali sampai menghujam ke bumi, menyadarkan saya kalau hidup tidak seperti y