WATCH POLICE!!!!
Beberapa minggu
belakangan indonesia digemparkan dengan kejadian yang sungguh-sungguh berani
sekaligus menakutkan. Teror penembakan terhadap aparat kepolisian di sekitar
wilayah jabodetabek, penembakan sipir penjara di Yogyakarta, dan pembakaran
atau kebakaran dua lapas di daerah yang sama yaitu Sumatera Utara.
Banyak pihak berpekulasi atas motif terjadinya
beberapa kejadian diatas, dari aksi balas dendam beberapa kelompok yang tidak
suka dengan aparat kepolisian, aksi terorisme, sampai konspirasi tingkat atas
di tubuh kepolisian dengan tindakan pembakaran lapas sebagai bentuk untuk
menghilangkan bukti dokumen-dokumen penting milik penjara yang bersangkutan dan
orang-orang yang bermain di dalamnya tentu saja.
Tentu sah-sah saja melihat dengan
banyaknya spekulasi yang timbul ke permukaan terkait kejadian ini dan maraknya
pembertiaan mengenainya di media massa. Namun alangkah sangat tidak bijak kalau
pihak kepolisian hanya melihat kasus ini hanya dari luar nya saja, yaitu hanya
dari kacamata seorang polisi, sebagai penegak hukum yang selalu perspektif
pertama yang timbul tentu saja adalah aksi kriminal. Memang jelas ini merupakan
aksi kriminal, dengan menyerang, melukai, apalagi sampai membunuh, lagipula
kalau melihat bagaimana peristiwa tersebut berlangsung, jelas sekali bahwa ini
merupakan buah hasil dari perencanaan yang sudah sangat matang. Dan pastinya
membutuhkan pengorganisasian yang juga tidak sembarangan baik aksi dan
aktornya.
Tapi
yang ingin disampaikan penulis disini adalah, rasanya akan lebih bijak jikalau
dikala penyelidikan terhdapa kasus ini sedang berjalan, pihak kepolisian juga
mengoreksi dirinya sendiri, kesatuannya terlebih dahulu, kalau perlu mengadakan
survei dengan sasaran mesyarakat luas tentang kinerja kepolisian selama ini,
tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang telah dilakukan, dan tentu saja keluh
kesah, kritik dan saran dari masyarakat
sebagai kalangan yang menjadi objek dari semboyan kepolisian republik ini,
yaitu mengayomi dan memberi rasa aman.
Karna sungguh tidak mungkin, aksi
keji ini terjadi begitu saja tanpa ada hal-hal yang mendasarinya, ya motifnya
bisa macam-macam seperti pernah disakiti baik hati maupun fisiknya, merasa
dirugikan, mendapatkan ketidakadilan dll, maka timbullah aksi balas dendam itu.
Dengan banyaknya kasus yang melibatkan sendiri pihak kepolisian belakangan ini,
diantaranya korupsi alat simulator SIM, kekerasan, pungutan liar, sampai dengan
timbulnya indikasi keterlibatan seorang anggota polisi berpangkat terhadap
pembunuhan sadis seorang pengusaha perempuan di bandung jawa barat. Ini tak
pelak selain menimbulkan kesan buruk kepolisian di mata masyarakat juga
menyulut kebencian di hati sebagian orang yang akhirnya merencanakan berbuat
sesuatu sebagai aksi pembalasan dendam mereka, orang-orang atau mungkin
oknum-oknum yang merasa dirugikan tadi.
Dan kalau ini merupakan aksi serangan
dari teroris sebagaimana yang dikemukakan dari pihak kepolisian, maka jelas ini
adalah suatu tindakan balasan mereka terhadap polisi (densus 88) yang telah
banyak mengkap anggota mereka, atau adalah sebuah pernyataan permusuhan,
pernyataan perang dari para teroris terhadap pihak kepolisian Indonesia sebagai
instansi yang berada di garda paling depan dalam melayani dan melindungi
masyarakat dari segala bentuk kejahatan.
Dari kejadian yang sungguh
memprihatinkan ini, alangkah baiknya kalau semua pihak tidak hanya kepolisian
menengok kedalam dirinya terlebih dahulu, mengkoreksi kembali dari
masing-masing dan instansinya, adakah yang salah, sesuatu yang telah melenceng
dari garis yang telah ditetapkan terkait tujuan pertama kali ketika lembagai
kepolisian ini dibentuk?. Yang tentu saja sesuatu menimbulkan ketidaknyamanan
pihak lain atau malah kebencian, jadi marilah kita semua bermuhasabah diri yang
paling diutamakan terlebih dahulu, apalagi mengingat bulan Ramadhan dan Idul
Fitri baru saja kita lewati, jadi suasanya pun masih terasa, apalagi kita baru
saja kembali suci kembali.
Nearly all men can stand adversity, but if u want to test a man’s
character, give him POWER.
(ABRAHAM LINCOLN.)
Comments
Post a Comment