Skip to main content

17 8 45

Belajar dari banyak kejadian disekitar kita dan juga dari sejarah yang menyatakan betapa menyakitkannya hidup dalam perbudakan dan tanpa kebebasan atas diri maupun hak. hak atas nama kelompok atau pun komunitas sosial tempat kita hidup, tumbuh dan besar sebagai sebuah identitas, latar belakang dan juga keyakinan, maka perjuangan merebut kemerdekaan sepatutnyalah tidak hanya menjadi acara yang dirayakan secara seremonial belaka saja. kalau pun ingin dirayakan dengan meriah marilah dengan semangat kemerdekaan yang sebenarnya, semangat yang telah ditunjukkan para pendiri bangsa ini ketika berdiri dengan bambu runcing di tangan menentang para penjajah dengan bedil dan meriam diantara mereka.

keadaan bangsa dewasa ini yang menurut sebagian banyak pengamat dan masyarakat yang kritis belum sepenuhnya merdeka, atas apa yang terjadi pada tanah kelahiran tercinta ini, sepertinya masih belum menyentuh arti kata merdeka itu yang sebenarnya. masih banyak hak-hak yang tak didapat malah sengaja mendapatkan kungkungan, masih banyak hak-hak yang dilanggar, masih banyak pula rakyat terlantar yang seharusnya menjadi tanggungan negara dan orang-orang yang mengatasnamakan dirinya pemerintah, orang yang bisanya membuat perintah-perintah, dan dia juga yang pertama melanggarnya itu, tak diindahkan kehidupannya, padahal di UU yang mereka sendiri buat jelas disitu bahwasannya semua warga negara menjadi tanggungan negara dan air udara dan tanah digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

tanpa bermaksud menyalahkan salah satu pihak ataupun pihak yang lainnya, tidak elok rasanya kalau harus mencari kambing hitam atas semua ketidak harmonisan ini, marilah kita berkaca masing-masing sudahkan menjadi pribadi yang berbudi luhur, mengutamakan kepentingan negara, dan bersama diatas kepentingan kelompok dan pribadi. menengok ke sekeliling banyak sekali kejadian-kejadian mengenaskan seperti kerusuhan dan sebagainya sebagai suatu pertanda terangnya disorientasi masyarakat kita pada demokrasi yang seharusnya, mereka menggunakan kebebasan itu dengan semaunya tanpa mengindahkan hukum yang telah dibuat dan juga hak orang lain disekitarnya. ini dapat mengindikasikan beberapa hal diantaranya, ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintah yang sudah semakin akut, sikap skeptis dan sinis yang sudah menjangkiti masyarakat sedemikian rupa juga menjadi salah satu penyebab utamanya. (tengok pada beberapa kejadian menydihkan dan menghawatirkan yang menimpa kepolisian beberapa hari belakangan.)

maka fenomena semacam ini seyogianya menjadi bahan renungan kita semua untuk memulai memikirkan kembali langkah terbaik apa yang akan diambil untuk membenahi setiap lubang yang sudah membuat laju bangsa ini semakin tersendat menuju negara yang diimpikan banyak orang, terutama yang telah berjuang atas diri dan nyawanya.  jangan sampai apa yang kita impikan dan canangkan justru malah menambah lubang itu semakin dalam dan dalam saja. tulisan ini dibuat semata karna memperingati hari kemerdekaan bangsa ini memproklamasikan dirinya sebagai bangsa yang merdeka, dan yang paling penting sebagai bahan renungan dan pembelajaran tersendiri bagi penulis agar mampu berbuat bagi negara ini setidaknya, sekecil apapun itu, pasti akan bermanfaat.

ingatlah, sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengibah dirinya terlebih dahulu.
24-07-13, lampung timur.

Comments

Popular posts from this blog

pemahaman etika menurut Aristoteles dan Immanuel Kant

MENURUT ARISTOTELES Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Istilah lain yang iden¬tik dengan etika, yaitu: • Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). • Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas¬kan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: • Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. • Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:

Pendidikan Tidak Membuat Seseorang Menjadi Kaya

Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya, kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya pintar bicara tapi minim aksi nyata. Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandi

Self Reflection

Setelah sekian lama bergulat dengan perasaan gak jelas, entah bersalah, tidak peduli, apatis atau apa namanya saya sendiri kesulitan menemukan kata yang tepat menggambarkan perasaan ini. yang pasti, gak ada yang salah dengan pemikiran saya selama ini, tentang tulisan-tulisan yang telah saya post di blog sederhana ini, semuanya (hampir 98%) hasil pemikiran saya sendiri. Plus yang membuat saya terhenti untuk sementara adalah pergulatan batin yang bagi saya adalah medan peperangan yang seakan tak akan pernah bisa saya menangi. Berkomunikasi pada alam bawah sadar sendiri adalah salah satu pertanda kecerdasan seseorang (katanya hehe), tapi bagaimana kalau pemikiran itu menjadi sebuah perangkap, atau bahkan penjara yang mengungkung kebebasan berpikir mu dan kau menjadi kerdil sejak dalam pikiran sendiri. Pada intinya saya menjadi semakin realistis (klise memang), dikarenakan hidup (realitas) meng-KO- saya keras sekali sampai menghujam ke bumi, menyadarkan saya kalau hidup tidak seperti y