Let It Be
Aku bohong kalau bilang aku baik-baik
saja, aku bohong kalau aku ikhlas, dan aku bohong kalau akan melupakan dengan
mudah semua kenangan dulu saat kita pernah manjalani hari-hari bersama. Dan tak
pernah terbayangkan kalau bohong akan sesakit ini, menyesak sekali. Walau
kusadari ini semua terjadi, bermula dari ketidakmampuanku untuk selalu ada
untukmu, keegoisanku pada semua pendirian, dan aku jujur aku telah
membiarkanmu, sendirian, menghadapi itu semua. Ketika aku mengetahui bagaimana
kau disana, dengan segala kepasrahanmu, sejujurnya aku tidak terima, dan aku
marah. Pasrah dengan pilihan yang orang lain ambil yang justru itu berpengaruh
besar pada masa depanmu kelak, dan kau ssendiri yang akan menjalaninya. Dimana
dirimu yang dulu, yang suka memberontak, memperjuangkan kebebasan, dan sekarang
kau layu, tak setegar dulu, menerima begitu saja keputusan dari orang lain
untuk hidupmu, dan kau bilang itu pilihan.
Tapi semuanya telah terjadi, dan aku
harus merelakanmu. Membiarkanmu terbang dengan burung yang lain, yang akan
memimpinmu di langit yang luas. Melindungimu dari hujan, petir, bahkan
pemangsa. Mulai sekarang, aku tak ada lagi dalam setiap angin yang kau rasa,
aku bukan lagi lembaran kertas yang kau tulis, dan aku bukan lagi bait-bait
lagu yang kau nyanyikan. Karna aku orang lain, orang diseberang jalan, berbeda
pandangan dan arah tujuan. Inti dari semuanya adalah aku tidak menyalahkanmu,
tak ada yang perlu disalahkan dalam hal ini, tidak juga dia. Keadaan yang
menuntut hal ini terjadi, keputusasaan yang menggiring pada kenyataan ini, dan
seperti kau bilang, kalau ini semua membuat orang-orang itu bahagia, kau akan
dengan senang hati melakukannya.
Satu-satunya jalan terbaik mengakhiri
ini semua adalah : ya ini salahku, aku yang memulainya.
Oleh : sigit pamungkas 06/05/13
Comments
Post a Comment