tag:blogger.com,1999:blog-62469010119502727082024-02-07T18:27:00.170-08:00Bukan Siapa-siapaTerbangun suatu malam karna mimpi yang aneh.
dan sebuah suara yang tampaknya mengajakku berbicara.
bagaikan sungai bawah tanah di tempat yang jauh.
aku bangkit dan bertanya;apa yang kau inginkan dariku?
-Arnulf Overland-Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.comBlogger180125tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-16114134269740400692021-10-18T02:12:00.000-07:002021-10-18T02:12:37.888-07:00<p>hidup tak pernah selesai selama masih ada nafsu untuk menguasai, untuk memiliki, untuk mengontrol keadaan. </p><p>hidup itu tentang berserah diri, sepenuhnya, karena kita tak pernah akan tahu, apa yang menanti di depan.</p><p>hidup tak ribet, tapi juga tak semudah itu, terkadang, pikiranlah yang terlalu melebihkan, overthinking kalo kata anak jaman sekarang.</p><p>hal yang tak ada, tak bakal terjadi bahkan, sudah terproyeksikan dalam kepala kita, itu namanya overthinking.</p><p>memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi.</p><p>berserah diri bukan berarti pasrah. </p><p>kita tetap usaha, usaha sekeras-kerasnya boleh, usaha yang slow dan santai aja gak ada yang melarang.</p><p>jangan pernah bebani dirimu melebihi batas kemampuannya.</p><p>setiap manusia tercipta sudah dengan jalan takdir yang berbeda, jadi, saat kamu menyamakan hidupmu dengan orang lain, justru itu adalah sebuah penghinaan pada Sang Pencipta.</p><p>start kita beda, tracknya juga, garis finishnya apalagi.</p><p>so, apa yang kamu takutkan?</p><p>jalani hidup sepenuh mungkin, jangan pikirkan apa kata orang, karena siapa diri kita tidak ditentukan dari anggapan orang lain terhadap diri kita.</p><p>kita adalah apa yang kita pikirkan tentang diri kita, ketika kita berpikir hal-hal positif yang membahagiakan, maka kebahagiaan lah yang akan datang menghampiri.</p><p>namun juga sebaliknya, ketika hanya kesukaran saja yang ada dalam kepala kita, tersenyum pun kita tak kan mampu.</p>Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-1556153879607106682019-07-08T06:14:00.002-07:002021-10-24T19:34:42.936-07:00Kudeta Pemimpin Kolot, Saatnya Yang Muda Berkarya<br />
<div class="Section1">
<div align="center" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 115.3pt; margin-right: 114.5pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 114.5pt 0cm 115.3pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlkY5THcq6gKDMwLx8VF4iR5VxSgGGIVP9rMohzcOxqQXcGXam7Po7TtTSAiJ1ZlvVpfZHvvixjKLsFJu4r74Wm2a_fES0Yqp8GCyV5AHJ_20zzKEeU0QpE2Hz_tJjTyCnoZT417qkEj0/s1600/soekarno.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="715" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlkY5THcq6gKDMwLx8VF4iR5VxSgGGIVP9rMohzcOxqQXcGXam7Po7TtTSAiJ1ZlvVpfZHvvixjKLsFJu4r74Wm2a_fES0Yqp8GCyV5AHJ_20zzKEeU0QpE2Hz_tJjTyCnoZT417qkEj0/s320/soekarno.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div align="center" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 112.55pt; margin-right: 114.5pt; margin-top: 0cm; margin: 0cm 114.5pt 0cm 112.55pt; text-align: center;">
<br /></div>
<h1 align="center" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 112.75pt; margin-right: 114.5pt; margin-top: 0cm; margin: 0cm 114.5pt 0cm 112.75pt; text-align: center;">
<span lang="id">Pendahuluan</span></h1>
<div>Dalam beberapa hari ke depan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali
akan menggelar hajat besar, yaitu pesta demokrasi pemilihan presiden yang
dilaksanakan serentak dengan pemilihan anggota legislatif tahun 2019. Banyak
persiapan telah dilakukan untuk mensukseskan hajat besar lima tahunan ini, tapi
yang cukup menyita perhatian tentu saja drama dan intrik jelang hari
pencoblosan, apalagi kalau bukan jurus-jurus kampanye yang dilakukan para
capres, caleg dan tim suksesnya untuk mendapatkan simpati<span style="letter-spacing: -0.55pt;"> </span>masyarakat.</div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: 9.95pt; margin: 9.95pt 6.8pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Dibalik
keriuhan menyambut pesta demokrasi ini, terselip harapan besar rakyat agar
terpilih pemimpin yang benar-benar dapat mewakili kepentingan rakyat, bukan
kepentingan segelintir kalangan elite apalagi pemilik modal. Kita semua
berharap melalui pemilihan umum yang demokratis akan lahir pemimpin-pemimpin
yang tidak hanya mementingkan diri sendiri, keluarga dan partainya saja, tapi
diatas semua itu adalah kepentingan rakyat Indonesia secara keseluruhan.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.75pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Tapi
kalau bicara mengenai rekam jejak para pemimpin kita di parlemen, data yang ada
justru menyesakkan dada, mulai dari para caleg eks koruptor yang kembali
mencalonkan diri, seakan sudah putus urat malunya, bahkan beberapa hari
terakhir kita kita dibikin kesal dengan kosongnya bangku-bangku para anggota
dewan yang terhormat dalam rapat yang seharusnya mereka hadiri sebagar
representasi “wakil rakyat” yang mereka emban, ditambah lagi daftar panjang
kepala daerah yang ditangkap KPK, aduhhh masih yakin gak nih ada pemimpin yang
amanah di negeri tercinta<span style="letter-spacing: -0.1pt;"> </span>ini?.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 7.05pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 7.05pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Ditengah
fakta dan data yang suram itu, wajar rasanya kalau sebagian orang pesimis pada
kinerja pemerintahan sekarang maupun yang akan datang, karena, pemerintah yang
notabene adalah wakil rakyat yang seharusnya memperjuangkan kepentingan rakyat,
selalu berhasil mengecewakan kita semua dengan tingkah laku mereka.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.85pt; margin-top: 10.1pt; margin: 10.1pt 6.85pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Bahkan
mendekati hari H pencoblosan, sudah muncul beberapa pihak baik dari komunitas,
organisasi dan perseorangan yang terang-terangan menyatakan golput pada pemilu
nanti, secara keseluruhan alasan mereka sama, yaitu merasa tidak ada presiden
maupun<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>wakil rakyat yang betul-betul
mewakili kepentingan mereka sebagai warga<span style="letter-spacing: -0.2pt;"> </span>masyarakat.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.9pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.9pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Ini
menunjukkan kalau para pemimpin sekarang yang rata-rata adalah orang tua alias
kolot telah gagal mengadirkan optimisme dan pemerintahan yang bersih bagi
rakyat Indonesia. Lihat saja, korupsi merajalela, mereka para koruptor itu
tanpa rasa berdosa tersenyum dan melambaikan tangan ke kamera, dengan jas
oranye tahanan KPK yang mereka kenakan, mereka santai saja melenggang ditengah
kilauan cahaya kamera.</span></div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section2">
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 7.0pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 7pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Korupsi
sudah dipandang bukan lagi sebagai kasus kejahatan luar biasa, tapi merupakan
aksi kriminal biasa karena sudah terlalu seringnya frekuensi kita
menyaksikannya, baik melalui media televisi, cetak dan berita online, daerah
maupun pusat, kecil maupun besar nominalnya maling tetap saja maling.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.75pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Itu
baru dari segi hukum, pemimpin sekarang telah gagal menerapkan hukum yang
membuat jera bagi para pelakunya. Juga dari sisi perlindungan sumber daya alam,
parahnya polusi di Jakarta bukan lagi isapan jempol, tapi fakta yang tak
terbantahkan, belum lagi setiap tahunnya di Riau, Kalimantan dan beberapa
daerah lain menjadi langganan kebakaran hutan akibat deforestasi oleh
perusahaan tak bertanggung jawab, selain hutan hilang, tanah rusak, habitat
satwa pun menjadi berkurang, jadi jangan salahkan gajah-gajah, harimau, monyet
dan binatang lainnya kalau mereka merangsek mencari makan ke desa-desa penduduk
sekitar hutan.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: 10.15pt; margin: 10.15pt 6.8pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Kalau
saja kita mau membuat list kegagalan pemimpin sekarang, akan sangat panjang
rasanya, tapi apakah semua akan menghentikan kita untuk terus menumbuhkan
harapan dan optimisme, kalau suatu hari nanti akan tercipta pemimpin yang bisa
membawa Indonesia menjadi negara yang makmur gemah ripah loh jinawi.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: 9.95pt; margin: 9.95pt 6.8pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Fakta
menyedihkan ini semua membuat kita bertanya-tanya, apa sih faktor utama yang
membuat para pelaku kejahatan seakan tak jera dan tak pernah berkurang
jumlahnya, untuk merusak tidak hanya alam Indonesia, tapi juga tatanan
kehidupan yang baik untuk anak cucu kita ke depan. Jawabannya menurut penulis
hanya satu, yaitu pemimpin kita gagal menerapkan hukum yang merata, bukan hukum
yang tajam kebawah tumpul ke atas, tengok saja koruptor ratusan milyar rupiah
hanya dihukum 3 tahun penjara, setelah bebas nanti, koruptor dan keluarganya
itu akan tetap kaya raya tujuh turunan.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.75pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Hukum
di negara kita masih tebang pilih, ketika maling ayam atau maling sendal
dibakar hidup-hidup di tengah jalan. Koruptor, pembalak liar hutan, perusak
lingkungan, bebas melenggang begitu saja dengan vonis hukuman yang tidak
seberapa, itu karena mereka memiliki uang, bisa menyewa pengacara, belum lagi
kalau kita mau bicara jujur tentang suap kepada para prakitisi hukum, sudah
berapa banyak kasus hakim yang disuap terbongkar, bukan lagi kelas pengadilan,
tapi sudah dalam level MK. Orang yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam
mencari keadilan, justru menjadi orang yang mengangkangi hukum itu sendiri.
Suap menyuap seakan sudah menjadi nafas kehidupan di tengah semrawutnya
birokrasi kita.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.85pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.85pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Itulah kekakuan
orang tua pada system hukum yang dipelajarinya bertahun-tahun, seharusnya hukum
berpihak pada rasa keadilan berdasarkan fakta, bukan bukti-bukti buatan diatas
kertas saja. Mereka para orang tua, yang tua pemikirannya, kolot dalam
memandang masalah, merasa paling benar dan paling tahu segala hal karna
ke-tua-annya. Kaku membuat dan menimbang keputusan, mereka adalah produk jaman
dahulu kala, jaman dimana segala hal bisa diatur kalau ada “orang dalam”, jaman
dimana keterbukaan informasi public tidak seterbuka sekarang.</span></div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section3">
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.9pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 6.9pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Inilah
saat yang tepat untuk pemimpin muda unjuk gigi ke depan, YANG MUDA YANG
BERKARYA. bicara soal muda bukan hanya dari segi umurnya saja, tapi juga dari
spirit, pandangan, dan rencana ke depan. Sudah terlalu banyak pemimpin kolot
yang memimpin lini-lini penting dalam kepemerintahan negeri ini, baik
kementerian, BUMN dan korporasi besar, ditengah jaman yang sangat maju
tekonologi informasinya, sudah waktunya yang muda yang<span style="letter-spacing: -0.15pt;"> </span>berkarya!</span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .4pt; margin: 0.4pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<h1 align="center" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 112.8pt; margin-right: 114.5pt; margin-top: 4.5pt; margin: 4.5pt 114.5pt 0cm 112.8pt; text-align: center;">
<span lang="id">ISI</span></h1>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .5pt; margin: 0.5pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-right: 6.8pt;">
<span lang="id">Salah
satu presiden Amerika Serikat paling termasyhur John F Kennedy atau lebih
dikenal dengan panggilan JFK pernah berkata, “Jangan tanya apa yang bisa negara
berikan untukmu, tapi tanyakan pada dirimu sendiri apa yang bisa kau berikan
untuk negaramu”. Ucapan beliau menjadi salah satu quote yang paling tersohor
dan paling banyak dikutip politisi, aktivis, hingga negarawan hingga kini,
menilik dari maknanya yang dalam tak pelak quote dari presiden JFK yang tewas
secara tragis karena dibunuh ini, telah menginspirasi jutaan manusia di seluruh
dunia untuk berkontribusi bagi perkembangan di negaranya masing-masing.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.9pt; margin-top: 10.05pt; margin: 10.05pt 6.9pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Tak
terkecuali di negara tercinta kita Indonesia. Bapak bangsa kita Bung Karno
bahkan tak mau ketinggalan juga, beliau pernah berkata, “Beri aku 1000 orang
tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda maka akan
kuguncang dunia”. Siapa yang tidak bergelora dadanya membaca kata-kata ini?.</span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .05pt; margin: 0.05pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<!--[if gte vml 1]><o:wrapblock><v:shapetype
id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t"
path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="image1.png" o:spid="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75"
style='position:absolute;margin-left:73.5pt;margin-top:10.05pt;width:452.3pt;
height:226.1pt;z-index:1;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-wrap-distance-left:0;mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:0;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:page;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png"
o:title=""/>
<w:wrap type="topAndBottom" anchorx="page"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="mso-ignore: vglayout;">
<table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td height="0" width="98"></td>
</tr>
<tr>
<td></td>
<td></td>
</tr>
</tbody></table>
</span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]></o:wrapblock><![endif]--><br />
<span lang="id" style="font-size: 7pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .15pt; margin: 0.15pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br />
Bagaimana
kalau kita sama-sama membayangkan, pejamkan mata, mainkan imajinasi Anda, Bung
Karno yang terkenal dengan sebutannya sebagai singa podium, Bung Karno diatas
singgasananya, podium rakyat, meneriakkan kata-kata sakti diatas, ditengah
jutaan rakyat Indonesia yang setia menanti setiap penggal kata-kata magis
keluar dari mulutnya, dengan keadaan rakyat yang telah sangat rindu akan
kemerdekaan, dan dengan suara lantang, Bung</div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section4">
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 7.1pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 7.1pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Karno
berkata seperti itu kepada nenek moyang kita, yang pada intinya pesan itu untuk
generasi penerusnya, ya, kita semua.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.9pt; margin-top: 10.05pt; margin: 10.05pt 6.9pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Siapa
yang tidak tergerak hatinya?, Perkataan itu tidak hanya menggambarkan kegigihan
Soekarno membangun sebuah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">nation </i>baru
bernama Indonesia, tapi juga untuk menarik dukungan, membangkitkan gairah para
pemimpin muda untuk maju dan bergerak bersama menyongsong kemajuan Indonesia,
karena Soekarno paham betul, dirinya, Bung Hatta dan para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">founding fathers </i>Indonesia lainnya telah memasuki masa senja
mereka, mereka tidak ingin menyerahkan nasib bang Indonesia kepada generasi
muda yang lemah, mereka ingin memastikan kalau kejayaan bangsa ini berada di
tangan yang tepat, yaitu pemuda-pemudi terbaik ibu pertiwi sebagai calon pemimpin.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.8pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Maka
dari itu, peran pemuda pada kemajuan sebuah bangsa adalah vital dan pasti. Jadi
jikalau suatu negara menginginkan kemajuan dalam segala sektor, ladang
investasi yang paling tepat adalah mempersiapkan generasi mudanya sebagai calon
pemimpin masa depan, bukan lagi menggantungkan harapan pada orang-orang tua
yang cara berpikirnya sudah ketinggalan jaman, pempimpin ideal menurut
milenials bagi penulis adalah, pemimpin yang mewakili masanya, pemimpin yang
mengerti betul arah perkembangan jaman dan rakyatnya, yaitu pemimpin muda,
bukan hanya dari segi umur, tapi juga dari stamina dan semangat juang.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.95pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.95pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Mari
tengok sejarah berdirinya bangsa ini sejenak, pemuda memang memiliki peran
penting dalam sejarah Republik Indonesia. Dengan beraninya mereka
"menculik" Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat,
Indonesia kemudian memproklamasikan kemerdekaannya.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.95pt; margin-top: 10.1pt; margin: 10.1pt 6.95pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Namun
yang perlu dicatat dan diingat kembali, peran pemuda dalam usaha kemerdekaan
telah dilakukan jauh sebelum 1945. Tujuh tahun setelah berdirinya Budi Oetomo
pada 1908 misalnya, pergerakan pemuda mulai bangkit walau masih sendiri-sendiri
atau dalam suasana kesukuan, mereka belum terkumpul dalam satu wadah.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.95pt; margin-top: 9.95pt; margin: 9.95pt 6.95pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Adalah
seorang pemuda bernama Satiman yang menjadi motor penggerak bagi pergerakan
pemuda. Tri Koro Darmo menjadi wadah awal dari perhimpunan pemuda. Kelak, para
pemuda menyatukan tekadnya demi Indonesia dalam sebuah momentum yang dikenal
dengan sebutan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.</span></div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section5">
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-left: 6.5pt; text-align: left;">
<span style="font-size: 10pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="image2.jpeg"
o:spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" style='width:450.75pt;height:300pt;
visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg"
o:title=""/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--></span><span lang="id" style="font-size: 10pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .5pt; margin: 0.5pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 7.1pt; margin-top: 3.2pt; margin: 3.2pt 7.1pt 0cm 5pt; text-align: justify;">
Menurut
buku <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indonesia dalam Arus Sejarah </i>(2013),
organisasi Tri Koro Dharmo adalah perkumpulan pelajar yang berdiri pada 7 Maret
1915. Anggotanya dari hasil seleksi pelajar bumiputra yang berasal dari
perguruan dan sekolah-sekolah yang ada di Jawa. Pelajar dari Jawa dan Madura
menjadi inti dari perkumpulan ini. Misi utama perkumpulan saat pertama kali
dibentuk bukanlah kemerdekaan, karena kemerdekaan masih menjadi cita-cita yang
terpatri jauh, dan mereka paham betul memang situasinya belum memungkinkan
ketika itu.</div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 7.05pt; margin-top: 9.9pt; margin: 9.9pt 7.05pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Lalu
apa misi utama mereka para pemuda gagah berani itu? Memberantas buta huruf!.
Ya, mereka ingin menciptakan generasi bumiputra yang unggul melalui pendidikan,
tanpa pendidikan yang layak akan mustahil lahir generasi terbaik sebuah bangsa.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.8pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Tri
Koro Dharmo memiliki makna tiga tujuan mulia (sakti, bukti, bakti), karena
terdapat sebuah desakan Tri Koro Dharmo menjadi lebih luas, maka diubahlah
namanya menjadi Jong Java. Seluruh pelajar dari Jawa, Madura, Bali dan Lombok
bisa bergabung dalam wadah ini. Berbagai kongres digelar untuk menyebarkan ke
banyak kalangan akan pentingnya peran dari pemuda.</span></div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section6">
<div align="left" class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 26.75pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 26.75pt 0cm 5pt; text-align: left;">
<span lang="id">Dari sinilah istilah "Sumpah Pemuda"
muncul. Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 menghasilkan 3 butir kalimat
sakti :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 37.85pt; margin-top: 10.05pt; margin: 10.05pt 37.85pt 0cm 5pt;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="id" style="font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Pertama: Kami putra dan putri
Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 186%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 23.5pt; margin-top: 10.05pt; margin: 10.05pt 23.5pt 0cm 5pt;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="id" style="font-size: 12pt; line-height: 186%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kedua: Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia Ketiga: Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.85pt; margin-top: .1pt; margin: 0.1pt 6.85pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Bagaimana
caranya menciptakan pemimpin muda yang ideal?, banyak cara yang bisa ditempuh,
dan salah satunya adalah para pemuda harus menjadi pemimpin di lembaga- lembaga
tertinggi pemerintahan, diberi kesempatan untuk mengemban amanah dan bekerja
sesuai idealismenya dan paling penting sesuai pancasila, tapi kesempatan itu
tidak akan datang kalau mereka tidak berkualitas, maka dibutuhkan
penggemblengan melalui sistem yang terencana dengan baik.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: 10.05pt; margin: 10.05pt 6.8pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Yang
menjadi masalah adalah, pemuda unggul tidaklah lahir dari sebuah kebetulan
semata, harus ada perjuangan ke arah situ, ada sistem yang dibangun, salah
satunya melalui jalan pendidikan. Sebagaimana telah kita ketahui bersama,
pemerataan pendidikan di Indonesia belum lah terasa, masih sangat banyak kasus
dimana kesenggangan pendidikan antara si kaya dan si miskin, penduduk di kota
dan daerah sangat terasa perbedaannya. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,
jurang pemisah itu harus segera diselesaikan, pendidikan adalah hak bagi semua
warga negara, tak terkecuali. Tak peduli dari latar belakang apa, anak-anak
Indonesia wajib mendapatkan fasilitas pendidikan terbaik.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.95pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.95pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Penyediaan
fasilitas pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi kita semua
yang merasa concern pada perkembangan generasi penerus Indonesia kedepannya.
Ketika kita bicara tentang pendidikan, bukan hanya fisik gedung sekolahan dan
universitas yang menjadi concern, tapi lebih ke hulu lagi yaitu sistemnya,
“manajemen pendidikan yang memanusiakan manusia”. Itu yang harus diperhatikan
para pendidik negeri ini mulai dari sekarang.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 7.05pt; margin-top: 10.05pt; margin: 10.05pt 7.05pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Ingat,
kita berkejaran dengan waktu yang semakin hari semakin cepat berlalu, bangsa
Amerika, China, India, Jepang telah menjelajah angkasa raya, dan dimana posisi
kita? Apakah kita baru memakai celana?. Kompetisi untuk menorehkan sejarah
bukanlah untuk sembrang orang, tapi manusia-manusia terpilih, dan itu hanya
bisa terwujud kalau sumber daya manusianya telah mampu menjadi manusia<span style="letter-spacing: -0.05pt;"> </span>seutuhnya.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.7pt; margin-top: 9.95pt; margin: 9.95pt 6.7pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Pendidikan
kita tidak boleh lagi melihat anak-anak kita sebagai robot, apalagi bahan
komoditi sementara, yang tak lain ujung-ujungnya berorientasi materi atau
ekonomi. Tapi juga diharapkan mampu membangun sisi emosional, spiritual dan
kecerdasannya.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: 10.0pt; margin: 10pt 6.8pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Dan
penulis yakin, cita-cita mulia itu hanya bisa diterapkan kalau kita memiliki
pemimpin yang muda!</span></div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section7">
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 6.75pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Pemimpin
yang muda berarti pemimpin yang tidak kolot cara berpikirnya, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">out of the box </i>kalau bahasa anak
mudanya. Dia mengerti aturan tapi tidak terikat pada aturan, dia fleksibel pada
masalah selama itu tidak menimbulkan masalah, contoh sederhana misalnya, berani
untuk menentang protokoler yang dirasa terlalu berlebihan, seperti memakai
voorijder di jalan raya, ada pemimpin yang merasa pengawalan dengan voorijder
polisi terlalu berlebihan bahkan apabila sampai menimbulkan kemacetan, <span style="letter-spacing: -0.15pt;">ya </span>sudah tidak usah<span style="letter-spacing: 0.15pt;"> </span>pakai.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.9pt; margin-top: 10.05pt; margin: 10.05pt 6.9pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Indonesia
terkenal dengan birokrasi yang bertele-tele dan pelayanan yang kurang ramah
terhadap masyarakat, baik ketika mengurus administrasi kependudukan dan lain
sebagainya. Akui saja, kita semua sudah sangat malas dan muak kalau berurusan
dengan tetek bengek birokrasi dan administrasi ini itu, iya kan?. Mau berobat
saja contohnya, kita diharuskan mengurus dokumen, bla bla bla yang banyaknya
minta ampun, baru diberi pelayanan kesehatan, apa tidak mati duluan itu
pasiennya?.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 7.15pt; margin-top: 10.1pt; margin: 10.1pt 7.15pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Kalau
pemimpin yang muda mengepalai suatu lembaga, Ia akan mampu mendobrak tradisi
lama ini, dia tidak kaku terhadap aturan, cara berpikirnya yang simpel dan
logis diharapkan mampu membawa hawa perubahan terhadap pelanyanan masyarakat
yang lebih manusiawi.</span></div>
<h1 style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 9.95pt; margin: 9.95pt 0cm 0cm 5pt;">
<span lang="id">Berikut ini beberapa kriteria
pemimpin muda menurut penulis :</span></h1>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .5pt; margin: 0.5pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 41.05pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="id" style="font-size: 12pt; letter-spacing: -0.05pt; mso-bidi-language: #0021; mso-font-width: 99%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="id" style="font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Open Minded<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.0pt; margin-right: 6.85pt; margin-top: 2.05pt; margin: 2.05pt 6.85pt 0cm 41pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6246901011950272708" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6246901011950272708" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><span lang="id">Dia
haruslah seorang yang berpikiran terbuka, tidak kaku pada keadaan dan sistem
yang ada, mau menerima perubahan dan masukan, pun apabila masukan itu datang
dari orang yang jauh lebih muda dari dirinya, pada intinya mau belajar. Para
orang tua aka pemimpin kolot, selalu merasa paling benar, karena keseniorannya
di kantor misalnya, Ia enggan menerima masukan dari orang yang secara
struktural berada di bawahnya, namun ketika diberi perintah oleh bos nya, dia
akan manut-manut saja, tanpa berani membantah walaupun tidak setuju. Pemimpin
yang muda nantinya diharapkan berani beradu argumen, dan berani untuk
dikritisi.</span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .45pt; margin: 0.45pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<h1 style="margin-top: 0.05pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 41.05pt; text-indent: -18.05pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="id" style="letter-spacing: -0.05pt; mso-bidi-language: #0021; mso-font-width: 99%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="id">Mengerti Teknologi/Tidak Gaptek</span></h1>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.0pt; margin-right: 6.7pt; margin-top: 2.0pt; margin: 2pt 6.7pt 0cm 41pt;">
<span lang="id">Ditengah
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sekarang yang sangat cepat, maka
sudah menjadi keharusan pemimpin muda dambaan milenial mengerti akan itu semua,
sederhananya bisa dilihat apakah ia memiliki sosial media yang dikelola
sendiri, bukan oleh orang kantornya. Lihat saja gubernur Jawa Barat Ridwan
Kamil, salah satu contoh pemimpin muda daerah yang mampu memanfaatkan sosial
media sebagai media penampung aspirasi warganya dan sosialisasi program kerja.
Bahkan penulis yakin, kemenangan gilang gemilang RK dalam kontestasi pilgub
Jabar beberapa waktu yang lalu karena salah satunya kepopuleran RK atau biasa
disapa Kang Emil dalam jagat sosial media. Sosial media digunakan Kang Emil
untuk mensosilisasikan program kerja pemerintah yang Ia pimpin, menjawab
kritikan bahkan hoaks yang seringkali menimpa dirinya, bahkan Kang Emil
terkenal juga sering kali membalas secara langsung komentar yang menyerang
dirinya di Instagram dengan data dan fakta yang akurat. Karena sejauh mana
seorang pemimpin paham tentang<span style="letter-spacing: 0.3pt;"> </span>program<span style="letter-spacing: 0.5pt;"> </span>daerah<span style="letter-spacing: 0.7pt;"> </span>yang<span style="letter-spacing: 0.3pt;"> </span>dipimpinnya<span style="letter-spacing: 0.4pt;"> </span>bisa<span style="letter-spacing: 0.45pt;"> </span>dilihat<span style="letter-spacing: 0.45pt;"> </span>juga<span style="letter-spacing: 0.35pt;"> </span>lewat<span style="letter-spacing: 0.5pt;"> </span>bagaimana<span style="letter-spacing: 0.55pt;">
</span>Ia</span></div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section8">
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.0pt; margin-right: 6.75pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 6.75pt 0cm 41pt;">
<span lang="id">mengkomunikasikannya
kepada rakyat, dan salah satunya media yang efektif adalah, ya sosial media.</span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .4pt; margin: 0.4pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<h1 style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 41.05pt; text-indent: -18.05pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="id" style="letter-spacing: -0.05pt; mso-bidi-language: #0021; mso-font-width: 99%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="id">Berani Mengeluarkan Kebijakan
Kekinian, Tidak Mengikuti<span style="letter-spacing: -0.15pt;"> </span>Arus</span></h1>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: 2.05pt; margin: 2.05pt 6.8pt 0cm 41pt;">
<span lang="id">Sudah
bukan rahasia umum lagi, sistem negara kita mulai dari Undang-undang dan
sebagainya masih banyak yang mengadopsi dari peninggalan Belanda. Tentu saja
ini tidak salah, selama kita mengambil yang baik-baiknya saja, yang sesuai
dengan kultur budaya kita. Alangkah baiknya kalau kita bisa menciptakan sistem
sendiri, aturan- aturan berdasarkan Pancasila. Memang dibutuhkan keberanian
untuk mendobrak tatanan yang sudah lama dipakai, tapi tidak ada yang tidak
mungkin, pertanyaannya adalah, siapa berani coba?.</span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .4pt; margin: 0.4pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<h1 style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 41.05pt; text-indent: -18.05pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="id" style="letter-spacing: -0.05pt; mso-bidi-language: #0021; mso-font-width: 99%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="id">Bisa Merangkul<span style="letter-spacing: -0.05pt;"> </span>Semua</span></h1>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: 2.05pt; margin: 2.05pt 6.8pt 0cm 41pt;">
<span lang="id">Indonesia
adalah negara majemuk, seyogianya perbdedaan bukan menjadi penghalang bagi kita
menyongsong kemajuan, tapi beberapa waktu belakangan isu ini kembali hangat
diperbincangkan hanya karena perebutan kursi jabatan. Pemimpin yang bijak akan
mampu melihas masalah ini sebagai sebuah kekuatan rahasia, kemajemukan
Indonesia harus menjadi senjata untuk mempersatukan bukan justru sebaliknya,
karena slogan Bhineka Tunggal Ika bukanlah kalimat biasa, tapi slogan sakti
yang hanya kita yang memiliki.</span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .35pt; margin: 0.35pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<h1 style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 41.05pt; text-indent: -18.05pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="id" style="letter-spacing: -0.05pt; mso-bidi-language: #0021; mso-font-width: 99%;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="id">Tidak Anti<span style="letter-spacing: -0.05pt;"> </span>Kritik</span></h1>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 115%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.0pt; margin-right: 6.95pt; margin-top: 2.05pt; margin: 2.05pt 6.95pt 0cm 41pt;">
<span lang="id">Demokrasi
Indonesia tercoreng, sekarang kita tidak sebebas dulu lagi dalam menyuarakan
pendapat dan kritikan bagi pemerintah, mulai dari diterbitkannya undang-undang
karet yang menjerat siapa saja yang dinilai menyentil pemerintah, sampai UU ITE
yang kontroversial. Kebebasan berpendapat adalah esensi dari demokrasi, kalau
pemerintah tidak mau dikritik, <span style="letter-spacing: -0.15pt;">ya </span>tidak
usah menjadi pejabat publik. Menjadi pemimpin tidak bisa baperan, karena adanya
kritik dari oposisi, lawan politik dan siapapun adalah tanda, kalau Anda
diawasi, tanda kalau Indonesia banyak dicintai, kita tidak mau Indonesia rusak
karena arogansi<span style="letter-spacing: -0.2pt;"> </span>pemimpin.</span></div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section9">
<h1 align="center" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 112.6pt; margin-right: 114.5pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 114.5pt 0cm 112.6pt; text-align: center;">
<span lang="id">PENUTUP</span></h1>
<div class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.9pt; margin-top: .05pt; margin: 0.05pt 6.9pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Bila berbicara
tentang keterbukaan informasi public dulu dan sekarang tentu jauh bedanya.
Keterbukaan atas informasi yang berhak diketahaui public atau istilahnya
transparansi informasi adalah bagian dari kemajuan jaman itu sendiri, kemajuan
cara berpikir masyrakatnya itu sendiri, dan system sebagai perangkat peraturan
harusnya menyesuaikan dengan perkembangan itu, bukannya malah menutup diri
merasa paling benar bersembunyi dibalik hukum-hukum kuno yang ketinggalan
jaman, semua ini adalah produk manusia, dan manusia itu berubah sesuai jaman
nya, dan itu sebuah keniscayaan kalau tidak mau tertinggal dan terbelakang.
Pemikiran yang kolot dan anti kritik tidak cocok dijaman sekarang, dimana
tuntutan public yang semakin vokal atas hak-hak mereka akan informasi dan
transparansi segala kebijakan-kebijakan pemerintah, yang secara langsung maupun
tidak, ber-efek pada kehidupan mereka.</span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .05pt; margin: 0.05pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-right: 6.75pt;">
<span lang="id">Regenerasi dalam
tubuh instansi pemerintahan di banyak sektor di Negara ini merupakan sebuah
keharusan yang harus segera diinisiasi dan dimulai dari sekaranag juga,
generasi baru atau para pemuda yang membawa pemikiran segar, dinamis dan
solutif harus di dukung sepenuhnya oleh pemerintah terutama rakyat. Pemuda
adalah masa depan, pemuda adalah motor penggerak yang akan membawa mobil bernama
Indonesia kearah yang lebih memanusiakan manusia atau tetap jalan ditempat yang
sama setelah sekian ratus tahun tak pernah beranjak dari lubang lumpur
birokrasi yang sama, atau malah lebih parah tanpa kita sadari ternyata kita
berjalan mundur diantara kendaraan super mewah lainnya yang melesat dikanan dan
kiri kita.</span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-right: 6.8pt;">
<span lang="id">Inisisatif dari
pemuda diperlukan tapi juga kesadaran dari yang tua tak dipungkiri lagi
haruslah menjadi faktor yang paling penting juga, kita adalah bangsa yang
terkenal akan kesopanan, budi pekerti, dan rasa saling menghormati yang luhur,
dari fakta itu tidaklah boleh dihilangkan sampai kapanpun, sopan santun kepada
yang lebih tua bukan lagi aturan rumah tangga dan bermasyarakat, lebih dari itu
adalah sebuah kewajiban dan identitas bangsa ini. Menghormati, memperlakukan
setiap orang tua selayaknya mereka orang tua kita sendiri adalah pelestarian
nilai-nilai luhur yang akan membawa bangsa ini dipandang sebagai manusia
beradab, toleran, dan menjunjung tinggi kemanusiaan dan paling penting anti
segala bentuk penindasan dan perbuatan pengrusakan yang bertentangan dengan
norma dan hukum susila.</span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 5.0pt; margin-right: 6.8pt; margin-top: .05pt; margin: 0.05pt 6.8pt 0cm 5pt;">
<span lang="id">Para orang tua harus
legowo dan sadar sepenuhnya kalau masa mereka telah lewat, bumi telah berubah
begitupun manusia dan system yang dibawanya. Daun yang gugur dan digantikan
kembali dengan tunas daun yang lebih muda dan segar adalah hukum alam, dan itu
merupakan bentuk transformasi alam yang fase nya tak mungkin dapat terlewatkan,
kalau pohon besar itu ingin bertahan di segala musim maka pohon itu harus rela
menggugurkan daun-daunnya pada musim panas dan menumbuhkannya kembali di musim
yang lebih basah, baru dia akan tetap hidup semakin tinggi dan siap memberikan
manfaat pada alam dimana ia tumbuh sebagai bagian dari perputaran siklus hidup
makhluk yang ada<span style="letter-spacing: -0.15pt;"> </span>dibumi.</span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-left: 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-right: 6.8pt;">
<span lang="id">Kini adalah
masanya yang muda yang memimpin. Dimanapun itu tidak melulu hanya soal
pemerintahan dan instansi dibawahnya, tapi segala sektor yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat, yang berdampak langsung pada kelangsungan hidup
sebuah komunitas atau kelompok sosial dalam lingkungan yang meletakkan
nilai-nilai kemanusiaan dan kasih sayang sebagai dasar utama setiap pengambilan
kebijakan dan penentuan<span style="letter-spacing: -0.4pt;"> </span>keputusan.</span></div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<div class="Section10">
<h1 align="center" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 112.55pt; margin-right: 114.5pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 114.5pt 0cm 112.55pt; text-align: center;">
<span lang="id">REFERENSI</span></h1>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .1pt; margin: 0.1pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 5pt;">
<span lang="id" style="font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Abdullah, Taufik, dan Lapian, AB. 2013. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indonesia Dalam Arus Sejarah.<o:p></o:p></i></span></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: .5pt; margin: 0.5pt 0cm 0cm; text-align: left;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoBodyText" style="line-height: 187%; margin-right: 383.15pt; text-align: left;">
<span lang="id">Kumparan.com Kompas.com</span></div>
</div>
<span lang="id" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11pt; line-height: 187%;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<br />
<h1 align="center" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 112.55pt; margin-right: 114.5pt; margin-top: 3.0pt; margin: 3pt 114.5pt 0cm 112.55pt; text-align: center;">
</h1>
<br />Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-50797929934766853182019-07-08T06:09:00.002-07:002021-10-24T19:35:11.120-07:00Tanah Dewata di Ujung Prahara<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhrIkIhJKDTSr79M8qr2mj8XaGdIitRpDBQWrfd4abnyBNPWZbsCAd_DZYs949GI9-7-tCYAGQdv1hxNabgLIgoF566NmdxPxHc9MsymMUEJIMemiQIU6EkrrRHPKqCG11R-VqcS0VGnc/s1600/adventure-1807524_1280-1150x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="1150" height="166" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhrIkIhJKDTSr79M8qr2mj8XaGdIitRpDBQWrfd4abnyBNPWZbsCAd_DZYs949GI9-7-tCYAGQdv1hxNabgLIgoF566NmdxPxHc9MsymMUEJIMemiQIU6EkrrRHPKqCG11R-VqcS0VGnc/s320/adventure-1807524_1280-1150x600.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Tanah Dewata di Ujung Prahara</b>”<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam benakku aku bertanya,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Apakah kami berbeda?<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Aku tak melihat
perbedaan sama sekali diantara kami,.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dan aku masih tak tahu mengapa kalian para orang tua
yang selalu pintar menasehati kami,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Mempermasalahkan itu,.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sampai saat aku terbangun dengan keterkejutan,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Yang bahkan tak pernah kubayangkan akan terjadi,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Disini,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Di tanah kelahiranku sendiri...<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ketika kita semua saling mencoba menjatuhkan,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Berteriak, dan merasa paling benar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PROLOG<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di Tanah Para Dewa..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apa yang terlintas di
benak Anda ketika mendengar kata Bali?, ya Pulau Dewata, tanah para Dewa-dewa
menunjukkan keajaiban penciptaanNya, sebuah hamparan alam yang tak satu manusia
pun mampu melukiskannya dengan kata-kata, karena akan ada lagi dan lagi
tambahan makna keindahan yang disematkan padanya. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Dari tangan suci para
Dewa lah berbagai keajaiban alam yang luar biasa ini lahir, seolah meyakinkan
kita bahwa pada jaman dahulu kala para dewa-dewi benar-benar pernah singgah
menjejakkan kakinya di pulau Bali.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Anda mau pergi berlibur
ke Bali, jangan melulu mengunjungi pusat kota yang ramai, menyingkirlah sejenak
dari pusat kota Denpasar atau spot lain yang ramai atau area yang dipadati oleh
resort-resort yang biasa dikunjungi kebanyakan wisatawan, cobalah berpetualang ke
pedalaman desa-desa, Anda akan takjub melihat betapa indahnya alam yang masih
perawan ini, yang jauh dari sentuhan tangan-tangan jahil dan pembangunan
membabi-buta para investor dadakan di Bali.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beberapa diantara
pesona alam ini bahkan nyaris jarang dikunjungi oleh wisatawan sama sekali.
Nah, salah satunya adalah desa dimana aku lahir, ini adalah kisah tentang
seorang anak Jawa di tengah gugusan pulau hasil pahatan Sang Dewa.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku Ahmad, umur 11
tahun, lahir dan besar disuatu daerah diantara gugusan pulau dan bentangan
keindahan pantai dari negeri yang luas ini, tumbuh dan bermain dengan
teman-teman di alam pedesaan, jauh dari hiruk pikuk kehidupan glamour kota, masa
kecil kami tidak mengenal gedung pencakar langit, hanya awan-awan dan atap
rumah ibadah yang menaungi masa kecil kami.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Walau terkenal dengan
daerah yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara, tetap tidak
merubah corak warna asli desa ini, adat budaya, keramahan, dan kearifan lokal
masih kami pertahankan bersama.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hidup di desa yang
masih memegang teguh adat istiadat leluhur, tapi dengan segala corak ke
Indonesiaan, desa kami tumbuh dengan segala macam latar belakang penduduknya.
Dari agama, ras, warna kulit, bahasa dan lain sebagainya. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kami hidup dalam
harmoni, dan tak pernah terpikirkan kalau suatu waktu akan ada badai besar yang
perlahan datang, badai yang menguji keteguhan iman kami sebagai hamba Tuhan,
makhluk yang berpegang teguh pada iman. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kami masih terlalu
kecil waktu itu untuk memahami bahwa aku dan kawan-kawanku lahir membawa
identitas dalam diri kami yang berbeda, ya, berbeda...<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sampai kami beranjak
dewasa dan akhirnya menyadari arti perbedaan yang selama ini banyak dialamatkan
orang-orang pada warga tempat kami tinggal. Kami<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>baru mengerti sekarang. Untung aku rajin membaca
sampai bisa tahu informasi sepenting ini.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terima kasih sekali
untuk Pak Ahmad guru agamaku di sekolah yang memberikan wacana pengetahuan
tentang perbedaan diantara kami. Aku dan kawan-kawan se-usiaku.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku terlahir dari
keluarga muslim, keluargaku termasuk satu dari sekian banyak keluarga yang ikut
dalam program transmigrasi pemerintah saat itu untuk mengurangi ketimpangan
jumlah penduduk dan kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan di pulau Jawa. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kakek buyutku dulu
meninggalkan kampung halamannya untuk mencari peruntungan di belahan bumi
pertiwi yang lain, sampai akhirnya nasib membawanya ke Bali (lewat program
transmigrasi tentu saja) dan kini telah puluhan tahun dan generasi kami menetap
disini.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bukan hanya keluargaku saja yang transmigran
atau berasal dari luar daerah Bali tapi banyak juga yang lain, Sumatera,
Madura, Sulawesi bahkan Papua, sebagian besar adalah para pencari kerja dan
muslim.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di tengah lingkungan
yang mayoritas beragama Hindu di Bali. Daerah tempat kami tinggal dikenal sebagai
salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi turis asing dari berbagai negara
dan domestik. Walaupun begitu jangan disamakan dengan di Denpasar atau
kota-kota lain yang telah penuh sesak dengan kafe-kafe dan dan resto mewah,
walau ada turis asing tapi desa kami masih jauh dari kebisingan daerah sekitar
yang perlahan berubah menjadi kota yang tak pernah tidur. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bisa dibilag desa
kebanggaan kami adalah destinasi ekslusif, hanya beberapa orang saja yang tahu
spot-spot wisata disini, maka dari itu jangan bayangkan akan melihat banyak
bule lalu-lalang disini, ada tapi hanya sedikit.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kami pun dikenal karena
toleransi yang sangat tinggi diantara kami sejak dulu kala, bahkan kalau hari
raya Iduladha maka sebagian dari masyarakat di desa kami yang beragama Hindu
akan berjaga-jaga disekitar area masjid, meraka biasa disebut Pecalang. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Juga sebaliknya apabila
hari raya Nyepi maka orang-orang beragama Islam dan agama lainnya juga akan
ikut serta menjadi satpam dadakan bagi daerah sekitar mereka demi menjaga agar
mereka yang sedang beribadah tetap tenang dan nyaman, sungguh indahnya rasa
toleransi yang terjalin diantara kami.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di upacara-upacara adat,
dan hari raya keagamaan pun sama, seperti Ngaben, Melasti, Nyepi, Natal,
Lebaran, dan lainnya kami ikut menyemarakkan, menonton, mempelajari budaya
masing-masing daerah adalah sebuah bentuk kebahagiaan dan rasa syukur kepada
Tuhan, bahwa kita terlahir dengan perbedaan tapi dapat bersatu diatas perbedaan
itu.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku yang berbeda
keyakinan dari kebanyakan teman-temanku sangat mengenal adat kebiasaan maupun
tradisi mereka, orang-orang Hindu Bali. Mau tidak mau karena hidup di
lingkungan yang mengharuskan kami warga minoritas terlibat secara langsung
terhadap setiap acara adat yang rutin dilaksanakan masyrakat di desa kami. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Masyarakat di Bali
memang tidak pernah terlepas dari upacara-upacara keagamaan atau upacara adat
yang dimulai dari lahir sampai meninggal. Upacara adat ini dilaksanakan untuk
menyeimbangkan kehidupan manusia dengan Tuhan.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebut saja Melasti,
Melasti merupakan rangkaian dari hari raya Nyepi, dimana upacara Melasti
dilaksanakan rutin setiap setahun sekali yang dilaksanakan setiap tahun baru
saka. Upacara Melasti adalah suatu proses pembersihan diri manusia, alam dan
benda-benda yang dianggap sakral untuk dapat suci kembali.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Potong gigi, biasanya
disatukan dengan upacara Ngeraja Sewala atau disebut juga sebagai upacara
“menek kelih”, yaitu upacara syukuran karena si anak sudah menginjak usia
dewasa, meninggalkan masa anak-anak menuju ke masa dewasa.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun ternyata
pengetahuan dan toleransi saja tidak cukup, diantara sekian banyak manusia di
daerah tempat kami tinggal dengan latar belakang ekonomi dan keyakinan,
pengetahuan, simpati dan empati, akan selalu ada celah dimana satu perkara
kecil ataupun sebaliknya dapat memantik sumbu konflik yang tidak diinginkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">COBAAN KEIMANAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ujian Keimanan itu
Datang..<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sampai akhirnya titik
itu sampai pula, titik dimana Tuhan menguji ketangguhan iman umatnya, sudahkah
mereka berpegang teguh pada aya-ayatnya, atau sebaliknya, mereka seudah jauh
tersesat dan lalai..<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika suatu hari Bali
bahkan Indonesia digemparkan dengan kejadian biadab nan mengenaskan di Ubud.
Sebuah bom meledak dan menewaskan banyak orang....<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku dan teman-temanku
yang saat itu masih kecil tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, ada bom
meledak! Kami tak mengerti, kepanikan dimana-mana, media ramai meliput, asap
hitam, korban jiwa, ceceran darah, aku tak percaya apa yang kulihat di TV.. ini
bukan Baliku, Bali kami semua.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Suasana tiba-tiba mencekam,
aura permusuhan menggelayut di desa yang tadinya damai sentosa, dari rilis
pemberitaan media massa yang baru kumengerti di kemudian hari ada serangkaian
aksi bom teroris yang menyasar dua diskotik di wilayah yang padat dengan turis
asing.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ledakan pertama di
Diskotek Paddy’s. Bom disimpan dalam tas punggung dan diledakkan dengan cara
bunuh diri. Lima belas detik kemudian bom kedua seberat 1.000 kg yang berada
dalam sebuah Mitsubshi Colt ikut diledakkan. Situasi benar-benar chaos! Tidak
hanya di Ubud tapi menjalar dengan cepat ke seluruh Bali. Seketika mata dunia
menyorot kesini.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mobil diparkir di depan
Sari Club dan diledakkan dari jarak jauh. Horor dan kepanikan yang terjadi
sangat luar biasa. Rumah sakit lokal tidak mampu menangani korban yang jatuh
serempak.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beberapa korban dengan
luka bakar parah diterbangkan ke rumah sakit di Darwin, Australia. Bekas
ledakan di depan Sari Club berupa lubang sedalam 3 kaki. Untuk mengenang para
korban, didirikan monumen di lokasi ledakan. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tragedi ini merupakan aksi
teroris terbesar di Indonesia dan menjadi sejarah paling hitam sepanjang 2002.
Bom meledak di dua diskotek yang banyak dikunjungi turis asing di kawasan Kuta.
Korban tewas sebanyak 202 orang dan 209 lainnya luka-luka yang kebanyakan
berasal dari Australia.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku Tak Mau Kehilangan Teman<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejak Saat Itu Semuanya
Tak Lagi Sama....<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perjalanan pagiku
menuju sekolah kini kujalani sendiri, dimana teman-temanku Nyoman, Ketut, dan
Luhde?? Pagi itu yang kudapat hanya pandangan asing dari warga sekitar tempat
tinggalku, yang selama aku tinggal di desa kami tak pernah kudapatkan. Setiap
pandangan orang kepadaku hari itu sungguh berbeda, dan lagi-lagi aku tak tahu
mengapa...<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Akhirnya aku bertemu
dengan sahabat-sahabat ku Nyoman, Ketut dan Luhde, tapi ada yang berbeda...<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kami berkumpul setelah
sekian lama tidak bertemu, banyak yang kami ceritakan tentang kondisi keluarga
kami masing-masing pasca peristiwa pemboman itu, banyak cerita pilu yang aku
baru dengar, ternyata paman dan beberapa saudara Nyoman menjadi korban dari
tragedi itu, aku sungguh sedih mendengarnya. Itu membuat keluarga Nyoman sangat
marah sampai berniat untuk membalas kepada orang-orang islam di desa, untung
saja itu tidak terjadi..<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Intensitas pertemuan
kami semakin jarang, aku tak tahu, apakah mereka sengaja menjauh dariku dan
keluargaku, atau orang tua mereka melarang mereka bergaul dengan keluarga kami
lagi, atau ini pertanda akan ada perpecahan yang lebih parah lagi selanjutnya
nanti, ah, aku tak mampu membayangkannya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang pasti, aku
kehilangan mereka..<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sepulang sekolah rumahku
tidak biasanya sedikit ramai, diruang tamu kulihat ayah, ibu dan beberapa orang
lain sedang membahas sesuatu dengan serius, diantaranya aku kenal yaitu pak
Dahlan imam masjid tempat aku dan keluargaku biasa sholat dan sudah seperti
saudara kami sendiri dan ada pak Ahmad guru agama disekolahku. Aku ingin
menyapa mereka, tapi ah, aku tak ingin mengganggu..<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tiba-tiba rumahku jadi
forum berkumpul dadakan, dari yang kulihat, mayoritas yang hadir adalah saudara
sesama pendatang, jamaah masjid di lingkungan sekitar. Ada apa ini sebenarnya?
Pikiran kecilku waktu itu masih tak mengerti arti dari semua kekacauan ini.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ternyata, kamu umat
Islam mulai diawasi, membuat suasana semakin tidak kondusif dan menegangkan..<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pelaku pemboman adalah
anggota salah satu kelompok teroris yang mengatasnamakan agama Islam, tentu
saja kami yang tidak tahu apa-apa menolak pengklaiman semacam itu, Islam yang
kami anut dan yakini adalah Islam yang rahmatan lil’alamin, Islam penyebar
kasih sayang bagi seluruh alam, bukan hanya umat Islam saja, tapi seluruh jagat
raya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setiap gerak-gerik umat
muslim dicurigai, tetangga kanan kiri melirik dengan sinis, perkumpulan kami
dari golongan Islam tak lain adalah membahas bagaimana cara paling baik
menghadapi kesalahpahaman ini semua, kami tidak ingin harmoni yang telah
bertahun-tahun dibangun, hancur seketika akibat perbuatan orang tidak
bertanggung jawab.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hasil dari
pertemuan-pertemuan itu menelurkan beberapa poin kesimpulan. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mengundang saudara-saudara kami umat Hindu
dan agama lain yang mau tak mau ikut terdampak tragedi bom itu untuk berkumpul
bersama, kami akan mencoba untuk meluruskan miss understanding tentang apa yang
sebenarnya terjadi. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Merangkul jemaat gereja, biara, dan umat
lain untuk mengadakan doa bersama untuk arwah para korban yang meninggal dalam
kejadian tragis di Kuta, Badung itu.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Alhamdulillah,
inisiatif kami mendapat respon positif dari warga sekitar, akal sehat kami
masih menang diatas semua emosi dan ketidakjelasan informasi yang beredar
ditengah masyarakat. Syukur, tak butuh lama dan tanpa insiden yang berarti,
desa kami kembali kondusif walau sempat tegang, meski tidak sampai menimbulkan
korban jiwa.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tapi, ada yang belum
selesai, iya, teman-temanku, apa kabar mereka, tak nampak lagi batang hidungnya.
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejak saat itu tak
kutemui lagi sahabat-sahabatku, Nyoman, Ketut dan Luhde. Sedang apa mereka? Apa
yang mereka pikirkan mengenai kejadian ini?, apakah mereka akan membenciku
disebabkan hal yang tak kumengerti sama sekali? Istilah yang bahkan asing
ditelinga kami anak-anak desa?. Teroris, itulah kata yang paling banyak aku
dengar belakangan ini.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kami<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>masih terlalu kecil untuk terlibat, tapi
tidak untuk menyadari kalau kami berada diambang perpecahan..<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sungguh tak dapat aku
membayangkannya...<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sampai akhirnya
kebenaran akan selalu menang,....<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Diantara teman-temanku
tinggal Nyoman saja yang masih belum bisa melupakan tragedi memilukan yang
hampir saja merusak pertemanan kami. Sekuat tenaga aku mencoba menyadarkannya
dari rasa benci dan keinginan balas dendam, dan alhamdulillah akhirnya Allah
membuka hatinya untuk mau menerima kenyataan, dan kembali bermain bersama kami
sahabat-sahabatnya yang ada aku disitu, seorang muslim, dan seorang teman yang
tidak akan pernah memandang status apapun kepada diri temannya juga paling
penting yang tidak akan membeda-bedakan teman hanya karna sebuah keyakinan.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Suatu petang di
lapangan sepakbola, aku berinisiatif<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>mengumpulkan teman-teman akrabku, Luhde, Nyoman dan Ketut, tapi Nyoman
tidak datang. “Tut, mana Nyoman?” tanyaku pada Ketut.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tak tau Mad, tadi aku
langsung kesini,” jawab Ketut.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Apa dia masih marah
soal kejadian bom itu?,” tanyaku menerka pada mereka berdua.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hening, mereka tak
bisa, atau tak mau menjawab, kami tak ada yang berpandangan mata sama sekali,
suasana sangat canggung, tapi hasratku untuk meluruskan masalah soal bom <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hari ini juga harus terlaksana. Aku tak ingin
sahabatku menjadi salah paham soal agamaku, keluargaku, dan seluruh umat Islam
di Indonesia, dan yang terpenting aku tak ingin kehilangan mereka.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Baiklah, aku akan
menyusul ke rumahnya,” aku berkata pada mereka berdua.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Jangan nekat Mad, bisa
ditonjoknya kau.” Ujar Ketut menahan langkahku. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Waduh iya juga ya,
pikirku dalam hati, Nyoman adalah salah satu teman terkuat yang pernah aku
kenal, baik di sekolah juga di desa,” Tak mau dibilang cemen alis penakut, aku
tetap melangkah walau sedikit takut Nyoman masih menyimpan dendam, mengingat
ada salah satu keluarga jauhnya yang menjadi korban bom biadab itu. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tapi yang paling
penting, aku tak mau wibawaku jatuh di hadapan Luhde, satu-satunya wanita dalam
genk kami.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hampir saja langkah
meninggalkan tanah lapangan yang sepi, ada suara memanggil.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Mad, tunggu!” dalam
hati aku menjerit, bibirku tanpa bisa ku kontrol menyunggingkan senyum
menjijikkan sampai aku tertawa geli sendiri, untung saja posisiku membelakangi
mereka berdua, jadi mereka tidak melihat ekspresi wajahku ketika mendengar
suara panggilan nan lembut yang berasal dari mulut Luhde itu.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku ikut,” kata Luhde
sembagi mengejar ke tempat dimana aku berdiri terpaku, masih dengan kesenangan
yang setengah mati kutahan.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ehh, walahh malah aku
ditinggal sendiri disini, mau kencan ya kalian, ha?” protes Ketut ikut menyusul
kami berdua.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Akhirnya bertiga kami
mendatangi rumah Nyoman, setelah agak lama kami panggil, Nyoman akhirnya
bersedia menemui kami. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengna wajah yang
sangat terlihat tak bersahabat, kuberanikan diri menegur duluan. “Man, kenapa
gak pernah nongol lagi di lapangan, gak gabung lagi sama kita?” tanyaku
menyelidik pura-pura tidak paham apa yang terjadi dengannya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Jangan belagak bego
kamu Mad!” jawan Nyoman sengit.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku kaget dengan
jawaban Nyoman yang begitu ketus, tapi aku mencoba mengontrol emosi dan
menguasai diri agar tidak ikutan emosi juga. “Oke, aku ngerti kamu masih marah
soal insiden bom itu, tapi kami orang-orang muslim disini sama sekali gak ada
hubungannya dengan peristiwa itu Man, beneran!” aku terus mencoba meyakinkan
Nyoman.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tiba-tiba ada suara
dari dalam rumah Nyoman. “Eh.. ada kamu Mad, Luhde, Tut.. ayo masuk sini
ngapain sih pada diluar aja..” Ibu Nyoman Ni Made Kartikasari dengan lembut
mengahmpiri kami dan mengajak kami semua masuk ke rumah.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kamu ini gak sopan tau
gak teman sendiri kok dibiarin diluar kayak begitu!” Buk Nyoman menasehati
anaknya, Nyoman hanya bisa tertunduk malu dimarahi ibunya di depan kami para
sahabatnya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah didalam rumah
dan mengobrol kesana kemari bersama ibu Nyoman yang tumben sekali ingin
nimbrung bersama kami, akhirnya beliau mengetahui permasalahan sebenarnya yang
sedang kami hadapi.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kalo soal bom itu, si
Nyoman ini sudah ibu nasehati Mad, dan keluarga besar kami pun sama sekali tak
ada masalah dengan kalian para muslim, toh kita kan sudah bertetangga di desa
ini lama sekali ya kan??” ibu Nyoman coba menerangkan situasi yang sebenarnya,
Nyoman hanya diam mendengarkan penjelasan dari ibunya itu.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tapi, karena salah
satu kerabat kami ada yang menjadi korban dari tragedi bom itu, yaitu pamannya
Nyoman ini, ya itu jadinya, si Nyoman terlalu terpukul atas kejadian itu, dia
sulit sekali menerima kalau pamannya ikut menjadi korban dari aksi biadab para
teroris itu.” Ibu Nyoman menjelaskan sekali lagi mengapa Nyoman bersikap dingin
terhadap diriku, akhinya aku mengerti dan bersimpati terhadap musibah yang
menimpa keluarga mereka.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tanpa aba-aba aku
langsung berdiri dan memeluk Nyoman, aku bilang padanya. “Man, gak ada satupun
manusia di bumi yang tega nyakitin manusia lain, apalagi membunuh dengan
sengaja kayak yg di bom itu, kalaupun ada itu bukan manusia Man, monser itu.”
Kataku kepada Nyoman sembari terus memeluk dirinya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kami orang islam gak
ada hubungannya sama sekali dengan itu semua Man, percaya deh, kita kan temenan
udah lama, bahkan sekali-kali kamu pernah ikut aku ngaji di musholla ya kan?
Apa pernah Pak Ustadz Ahmad nyuruh aku ngebom kayak gitu? Gak pernah kan?”
terangku pada Nyoman.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Iya Mad, aku paham
sekarang, maafin aku ya karena keegoisanku jadi mengancam persahabatan kita
semua, aku gak benci kok sama kamu Mad, tapi aku marah banget sama
teroris-teroris itu.” Nyoman sudah mulai mau membuka dirinya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah kulepaskan
pelukanku, aku melihat Ibu Nyoman tersenyum melihat anaknya telah kembali
seperti dulu lagi, Luhde dan Ketut pun ikut-ikutan menghampiri kami dan kami
berempat akhirnya pelukan bersama sambil tertawa cekikikan.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ahhh.. hatiku sangat
lega sekali, aku mendapatkan kembali sahabat-sahabatku. Salah satu harta
berharga yang aku miliki di dunia ini.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untung saja, Nyoman
akhirnya mengerti dan mau kembali bermain bersamaku dan anak-anak muslim lain
di desa. Kenyataan ini kudapati di umur ku yang belum lagi menginjak dewasa,
keberagaman ini membuat ku semakin sadar, betapa kekayaan kami yang sebenarnya
adalah persaudaraan ini, kebersamaan ini, rasa cinta kasih ini, inilah Indonesi
yang sebenarnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">The Truth Reveals<o:p></o:p></span></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beberapa waktu kemudian
melalui televisi dan surat kabar merilis tersangka pemboman sebagai teroris dan
antek-anteknya..<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Walau mereka para
teroris “seakan” merepresentasikan agama tertentu, tapi kami bukanlah orang
bodoh yang bisa diadu domba begitu saja, sejak terungkap nya pelaku pemboman,
ketegangan di desa sedikit mereda walau masih ada sedikit pergerakan yang harus
selalu membuat kami warga minoritas waspada.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku sudah bisa ke
sekolah lagi, walau dengan tatapan berat ibu ku,. Beliau masih sangat khawatir,
takut terjadi apa-apa denganku di jalan, apalagi kondisi masih belum terlalu
aman. Polisi masih sering patroli, dan penjaga keamanan di desa ditambah
personilnya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Itulah sedikit cerita
masa kecilku,. Dari lubuh hati terdalam aku mulai dari sendiri mengajak semua
saudaraku di bumi pertiwi tercinta ini, mari kita hapus dan buang jauh-jauh
diskriminasi apapun bentuknya dari bumi pertiwi ini. Karna tak dipungkiri lagi,
kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, besar karna perbedaannya, corak
warnanya, ribuan pulaunya, dan kekayaan alam yang tak terhitung jumlahnya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang mampu menunjukkan bahwasannya perbedaan bukanlah menjadi
penghalang untuk membentuk sebuah kesatuan, sebaliknya dapat menjadi alat yang
dapat mengubah sejarah negeri ini menjadi lebih baik dengan kebhinekaannya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jangan sampai ada
anak-anak kecil lain yang mengalami kejadian pilu seperti ceritaku ini. Jangan
sampai masa kecil mereka hilang percuma hanya karna arogansi sekelompok orang
yang merasa paling benar. Lindungi masa depan anak kita dan bangsa ini dengan
mulai menghormati setiap pilihan hidup orang lain, karna perbedaan adalah
rahmat dan bukannya alasan untuk memulai kiamat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Itulah sepenggal cerita
yang ingin kubagi dengan teman-teman semua. Hal yang harus menjadi perhatian
serius para calon pemimpin negeri ini kedepan ditengah suasana yang kian
memanas menjelang tahun politik nanti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Saya ingatkan kepada
pemimpin negeri siapapun nanti yang terpilih, bukan hanya melulu ekonomi,
pendidikan, dan pembangunan yang harus diperhatikan, melainkan memperhatikan juga
aspek-aspek penting mengenai diskriminasi yang sangat rentan sekali menimbulkan
perpecahan dan dimanfaatkan sekelompok orang untuk memecah-belah kita
Indonesia.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mari kita berangkulan
tangan, sama-sama membangun Indonesia. “Cinta Tanah Air”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-48368937588970351222017-08-09T07:14:00.001-07:002021-10-24T19:35:59.361-07:00Indonesiaku Lagi-lagi Kalah<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sudah bukan rahasia lagi kalau sebuah
perusahaan akan melakukan apa saja demi kepentingan dan kuntungan atau profit
usaha mereka, jadi mempercayai kalau perusahaan mempunyai iktikad baik untuk
tidak mengulangi lagi kesalahan mereka di masa lalu bukan hanya tindakan yang
gegabah, tapi sebuah kebodohan yang tak ada obat nya. Sejarah membuktikan,
industri apapun itu bentuknya adalah sektor yang paling banyak mengakibatkan
kerusakan di muka bumi ini, alam adalah sasaran eksploitasi mereka, dan manusia
adalah korban nya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ketika bicara alam maka jangan lupa
masukkan pula makhluk yang hidup di dalamnya, ada fauna dan satwa, tetumbuhan
dan hewan-hewan yang menggantungkan hidup mereka pada hutan. Menghancurkan
hutan sama saja dengan memusnahkan semua makhluk hidup tak terkecuali manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hutan indonesia sebagai salah satu
paru-paru dunia tak pelak lagi adalah harta warisan yang tak ternilai harganya,
jadi merawat dan menjaganya dari kerusakan adalah kewajiban semua umat manusia,
terutama rakyat Indonesia sebagai sang tuan tanah. Tapi melihat kenyataan yang
terjadi, jauh panggang daripada api malah kebalikannya yang kita lihat,
penggusuran hutan, pembakaran hutan, seperti tak ada henti-hentinya. Walau
sudah jelas siapa yang melakukan kerusakan itu, dan sudah jelas pula apa
dampaknya bagi masyarakat sekitar, tapi mengapa pemerintah seakan mati kutu,
selalu kalah cepat dengan mafia itu, dan lagi-lagi tak bisa berbuat apa-apa,
hutan kita sudah rata dengan tanah dan arang, pemerintah lagi-lagi kalah tak
berkutik di ketiak para perampok tanah rakyat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Proses pengawasan dan perlindungan
hutan memang bukan tugas pemerintah saja, tapi semua elemen rakyat harus
terlibat, karena hutan adalah milik bersama. Tapi pemerintah sebagai pihak yang
dipercaya rakyat untuk memiliki otoritas membuat peraturan lewat undang-undang
harusnya tegas pada permasalahan penting ini, bukannya malah ikut ambil
keuntungan pribadi, mental pejabat seperti inilah yang akhirnya membuat rakyat
jengah, maka jangan salahkan rakyat kalau pada akhirnya pemerintah dianggap
bukan lagi representasi rakyatnya. Tapi sebaliknya adalah kaki tangan dari para
pemilik modal, direksi dari perusahaan besar yang ingin menjarah tanah rakyat
Indonesia, dan merubahnya menjadi sumber uang mereka dan keluarganya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCFouhixBPqH_7NIQ538BlG3DbjHljOpboZ0uifkzEdzGazjX3OIH7b0mbZ1zotulDTyhTmLN5ifTXaXqku35ptsAxdyOT1SiA07fZro50PqBA4Fqc3dRs1tJ3VpFS6oGY_iQ2D7qdPK4/s1600/150910165304_indonesia_haze_640x360_ap_nocredit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="371" data-original-width="660" height="358" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCFouhixBPqH_7NIQ538BlG3DbjHljOpboZ0uifkzEdzGazjX3OIH7b0mbZ1zotulDTyhTmLN5ifTXaXqku35ptsAxdyOT1SiA07fZro50PqBA4Fqc3dRs1tJ3VpFS6oGY_iQ2D7qdPK4/s640/150910165304_indonesia_haze_640x360_ap_nocredit.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12pt;">CASE 1</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pembakaran hutan gambut yang kembali
terjadi malah seakan menjadi sebuah agenda tahunan yang wajib dilaksanakan,
tanpa perasaan sama sekali, tanpa menghiraukan akibatnya, dan tanpa
memperdulikan keselamatan orang lain, hutan tetap saja selalu dikorbankan. Seakan
kesengsaraan penduduk, kematian, bencana alam tidaklah cukup menjadi
peringatan, bahwa pengrusakan hutan tidaklah mendatangkan manfaat apa-apa
terutama bagi mereka yang memiliki hak atas tanah tersebut yaitu, penduduk
sekitar hutan, mereka, rakyat Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Undang-undang jelas menyatakan, alam dan segala isinya haruslah dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Bukan penguasa, pengusaha, apalagi
asing!.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kembali terjadinya pembakaran hutan
di banyak sekali titik di Indonesia merupakan tamparan keras bagi pemerintah,
ini hanya salah satu lagi bukti ketidakbecusan pemerintah dalam melindungi aset
negara dari kepentingan korporasi besar. Pemerintah sekali lagi menunjukkan
ketundukkan mereka pada kekuatan modal asing melalui perusahaan-perusahaan
kelapa sawit yang dengan terang-terangan memperluas wilayah ekspansi hutan di Indonesia
dengan caya yang illegal dan tidak manusiawi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pemerintah Indonesia sekali lagi
kalah, KO, atas kepentingan modal asing, inilah gaya baru penjajahan modern,
pencaplokan wilayah atas dasar kepentingan ekonomi bagi segelintir orang yang
menuai hasil dari menjual properti negara dan rakyat. Yang lebih menyakitkan
lagi tragedi kemanusiaan ini terjadi tepat di depan mata dan hidung kita semua,
rakyat Indonesia yang tak tahu apa-apa tapi malah kemudian menjadi pihak yang
paling sengsara menerima akibatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Asap dari pembakaran hutan tak
diragukan lagi adalah bencana yang disengaja dan bukan termasuk bencana yang
diakibatkan oleh alam, atau secara alami terjadi. Asap dari pembakaran hutan
jelas-jelas adalah pesan kematian langsung kepada penduduk di sekitar wilayah
terdampak pembakaran hutan ilegal. Mengapa kita tidak belajar dari sejarah
sekali lagi?, apa harus menunggu ada anak-anak yang mati dulu, baru kemudian
kita beramai-ramai mengirim bantuan, relawan turun tangan, bantuan pemerintah
berdatangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mengapa kita tidak lebih baik sedia
payung sebelum hujan, kita telusuri langsung ke akar permasalahannya, kita
cegah dari sana, bukan nya malah menunggu hujan, badai, dan kemudian banjir
menghantam kita keras-keras. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Inti permasalahannya adalah adanya
pembiaran, dan kelonggaran regulasi pemerintah terhadap perusahaan kelapa sawit
dan perusahaan-perusahaan lainnya yang sektor produksi mereka sangat tergantung
pada sumber daya hutan. Yang paling tampak adalah perusahaan kertas dan kelapa
sawit, karena mereka sangat bergantung pada luasnya lahan dan pepohonan yang
ada disana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kalau sudah begini jadinya apakah
kita sebagai rakyat masih percaya dengan kinerja pemerintah, baik yang di pusat
apalagi di daerah?. Rakyat tidak bisa hanya menunggu saja sampai terjadi
bencana, sampai anak kita mati tercekik asap, jangan sekali-kali menunggu
pemerintah turun tangan, jangan!. Karena mereka sama sekali tidak merasakan
penderitaan kita, hebatnya sistem kapitalis adalah, ketika terjadi krisis maka
rakyatlah yang paling merasakan akibatnya, dan para orang-orang kaya, borjuis,
pemerintah itu nyaman-nyaman saja di tampuk kekuasaan mereka, kalau terjadi
chaos, mereka tinggal melenggang ke luar negeri dengan segala aset yang mereka
bawa, yang mana adalah kekayaan milik rakyat Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mereka memiliki simpanan di bank-bank
di Swiss dan Singapura, dan rakyat punya apa?, tidak ada, karena kita hanya
diam saja ketika mereka para pengusaha sebagai perwakilan kaum borjuis, dan
oknum pemerintah itu merampok rumah kita
secara terang-terangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Indonesia adalah milik rakyat, Bung
Karno menyebut mereka Marhaen. Kita adalah Marhaen-marhaen baru yang hidupnya
dihabiskan membajak sawah, setiap hari bergulat dengan keringat dan lumpur,
kulit menjadi hitam dan kapalan, tapi siapa yang mendapat untungnya, ya,
mereka, diatas sana, tinggal duduk-duduk saja, mereka yang mendapat untung
paling besar, karena mereka menguasai sistem, mereka duduk diparlemen, mereka
yang mengontrol pasar, mereka yang menentukan kita makan hari ini atau tidak.
Kita membiarkan mereka melakukan ini semua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tidak ada hal yang lebih sedih
daripada menyaksikan saudara sendiri mati kelaparan, mati karena bencana,
bencana yang ditimbulkan tidak lain dan tidak bukan karena kelalaian dan
pembiaran dari orang yang katanya adalah saudara kita semua, saudara sesama
rakyat Indonesia. Tapi mereka malah berkhianat, mereka menjual tanah Indonesia
kepada para pemiliki modal, dan menumbalkan saudaranya sendiri untuk di lalap
api dan tidak bisa bernapas karena udara telah terkontaminasi oleh asap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguHpR9YlIuAFZlT4V2KPTy-7mxilOVrrEGYHTplOqxtpOq5O_Szaz6WLnz2h5-8GT_Bi24NaUTUSH1Xo-L_PN2qwRtT9lvJhCXPRO0sqMcjwVtfSdDtDC6isso4COXR3p8tmaIDdj9Ozg/s1600/160702101459_riau_kebakaran_besta_640x360_bestajunandi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="371" data-original-width="660" height="358" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguHpR9YlIuAFZlT4V2KPTy-7mxilOVrrEGYHTplOqxtpOq5O_Szaz6WLnz2h5-8GT_Bi24NaUTUSH1Xo-L_PN2qwRtT9lvJhCXPRO0sqMcjwVtfSdDtDC6isso4COXR3p8tmaIDdj9Ozg/s640/160702101459_riau_kebakaran_besta_640x360_bestajunandi.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">CASE 2<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;">Tapi mengapa
pemilu-pemilu masih ramai?<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;">Partai
politik baru selalu bermunculan?<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;">Tokoh politik
menjelma bak selebritis?<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;">Ketenaran
menjadi konsumsi publik yang tak habis-habis?<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;">Apakah
sebegitu bodoh nya kita masih saja mempercayai para pejabat,<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;">Polisi,
tentara, dan hakim itu?<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;">Apakah sudah
begitu dibutakan mata kita atas dosa-dosa mereka?<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;">Apakah kita
sudah terlalu terbiasa tertindas di atas tanah sendiri?<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;">Apakah kita
lagi-lagi diam?<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<i><span style="font-size: 12.0pt;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Seperti masuk ke lubang yang sama
berulang-ulang kali, itulah kondisi yang pas untuk menggambarkan bagaimana
reaksi negara terhadap pembalakan liar hutan Indonesia. Bukannya mengambil
langkah tegas justru lagi-lagi kita, dan negara kita kalah oleh hanya
segelintir orang kaya nan serakah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sudah saatnya rakyat bergerak
sendiri, turun langsung melindungi hutan, karena kita tidak mau menjadi generasi
yang mewariskan kekalahan, kehancuran alam, terhadap anak cucu kita nanti di
masa depan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pemerintah mulai saat ini juga harus
membuat aturan tegas dan mengikat selama-lamanya, berlaku di seluruh wilayah
NKRI, tanpa terkecuali. Segala bentuk pembalakan liar, pengrusakan, dan
pembakaran hutan tanpa seizin pemerintah demi kepentingan apapun haruslah di
hukum seberat-beratnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kita tidak akan pernah lagi menjadi
bangsa yang kalah oleh mafia, kita harus berdaulat di segala bidang, bukan
hanya ekonomi, tapi juga wilayah negara, karena hutan adalah aset penting yang
tidak semua negara miliki, alam yang bersih dan segar adalah sebaik-baiknya
warisan untuk anak cucu kita kelak, bukan nya gedung bertingkat, beton
membentang, dan sungai kotor yang tercemar limbah industri. Jangan sampai
setelah ikan terakhir di bumi mati, pohon terkahir di bumi tumbang, hewan
terakhir di bumi punah, kita baru sadar kalau uang tidak bisa kita makan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> <o:p></o:p></span></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-52617294000295394492017-08-09T07:02:00.001-07:002017-08-09T07:02:06.985-07:00Negeri Para Preman (jilid 2)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Apa yang terjadi pada seorang bapak
yang tewas secara tragis dengan cara dianiaya dan dibakar oleh massa karena
disangka ia adalah seorang maling di Bekasi adalah sebuah tindakan yang sungguh
sangat biadab dan tak bisa dimaafkan. Kalau memang kita negara hukum, maka
dimata hukum semua warga negara memiliki kedudukan yang sama, dari presiden
sampai penjahat paling biadab sekalipun, mereka memiliki hak untuk mendapatkan keadilan di pengadilan
dengan sebaik-baiknya bukannya di jalanan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">kejadian tragis tersebut yang kembali
terjadi hanya semakin mempertegas posisi
kalau kita belum sepenuhnya bertransformasi menjadi masyrakat merdeka seutuhnya.
Karena orang yang sepenuhnya merdeka adalah bukan hanya dari segi fisiknya
saja, tapi juga dari dalam, dari pikirannya, merdeka dari kebencian, prasangka,
dan semua pikiran dan ide yang tidak menghargai harga hidup orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kasus penganiayaan, dan pembakaran
massa terhadap pelaku kriminal di jalan-jalan adalah gambaran dari masyarakat
yang barbar, tidak mengenal hukum dan etika. Tidak sepatutnya kita sebagai
bangsa yang berasaskan “kemanusiaan yang adil dan beradab” masih mengadopsi
perilaku-perilaku yang bertentangan dengan rasa kemanusiaan, apalagi di jaman
seperti sekarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Yang penulis maksud adalah, jaman
dimana kekerasan bukan lagi sebagai
satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah. Masa gelap itu sudah kita
tinggalkan, masa dimana umat manusia saling berperang, membunuh, memperkosa,
dan menjarah antara kelompok satu dengan yang lain. Kita telah naik tingkat
menjadi manusia yang mengenal welas asih, cinta, harapan, dan pengampunan
sebagai cara yang tepat untuk meng-counter- kebencian, murka, dan kerusakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kita bukan lagi termasuk dalam
golongan masyrakat yang masih mempercayai kalau kekerasan adalah jalan
satu-satunya agar mendapat respect dari orang lain, kita bukan lah orang yang lebih
bangga menunjukkan otot nya daripada menggunakan otaknya, kita bangsa beradab
dan memiliki nilai-nilai luhur sebagai identitas kita yang sangat berharga,
jangan merusaknya hanya karena nafsu binatang sekejap saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Indonesia adalah satu-satunya negara
dimana eksekusi jalanan masih sering kali terjadi dan dibiarkan begitu saja
oleh aparat, karena kita sama-sama berpikir toh yang kebanyakan menjadi korban
adalah para pelaku kejahatan, kita merasa mereka pantas mendapatkan perlakuan
keji semacam itu, tewas dengan mengenaskan di jalanan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lalu bagaimana dengan kriminal-kriminal
lainnya?, yang kejahatan mereka lebih parah, lebih tidak manusiawi dari si
tukang maling sendal mushala tadi? Pelaku korupsi uang rakyat milyaran rupiah
itu dengan santai saja cengar-cengir di depan kamera? Terus adil nya dimana?.
Disatu sisi kita mengutuk para koruptor itu tapi disisi yang lain kita juga
merampas hak hidup saudara sendiri, hak untuk mendapatkan keadilan, sama
seperti yang didapatkan koruptor tadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Memang masyrakat memiliki alasan
untuk bertindak seperti itu, seperti mereka telah berulang kali menjadi korban
kejahatan, maling misalnya, daerahnya menjadi rawan perampokan saat ini karena
petugas atau polisi belum juga dapat menangkap sang penjahat, dan seterusnya.
Tapi sekali lagi nyawa seorang manusia tidak bisa dibandingkan dengan apapun,
nyawa adalah hak hidup eksklusif setiap manusia yang hanya sekali ia dapatkan
sepanjang hidupnya dan itu datangnya hanya dari Allah SWT, kalau hilang ya
sudah , tamat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Eksekusi jalanan sudah saatnya
dihentikan, dan aparat berwenang harus bertindak tegas agar tidak ada lagi yang
namanya main hakim sendiri. Kalau memang kita masih mempercayai hukum sebagai
landasan negara ini dalam mencari keadilan, maka serahkan semuanya pada
mekanisme yang ada, tidak boleh ada lagi aksi premanisme di jalan-jalan, selain
merugikan orang lain, aksi barbar semacam itu adalah contoh buruk untuk anak-anak
kita kelak.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-36008726498130924062017-07-28T22:09:00.001-07:002021-10-24T19:36:47.130-07:00Rumahku Kelapa Sawit Mereka<blockquote>
<div style="text-align: center;">
Mendengar kembali kebakaran hutan yang terjadi </div>
</blockquote>
<blockquote>
<div style="text-align: center;">
Mengingatkanku akan kisah dari sobat kecilku </div>
</blockquote>
<blockquote>
<div style="text-align: center;">
Si orang utan </div>
</blockquote>
<blockquote>
<div style="text-align: center;">
Penduduk lokal hutan yang diberangus </div>
</blockquote>
<blockquote>
<div style="text-align: center;">
Kini ia terlantar, tak terurus..
</div>
</blockquote>
<blockquote>
<div style="text-align: center;">
Inilah secuil cerita dari si orang utan kecil..
</div>
</blockquote>
<div style="text-align: center;">
Kenapa ia bisa berakhir disini, di tempat ia tak seharusnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
DAHULU KALA... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku lahir dan dibesarkan di lingkungan penuh dengan hijaunya daun, diantara tingginya pepohonan berusia ratusan tahun dan segarnya udara tanpa polusi dan zat-zat kimia mematikan lainnya, yang namanya aku pun tak paham apalagi menyebutkannya. Aku masih ingat ketika dulu aku bersama saudara-saudaraku sering bermain diantara pepohonan besar berusia ratusan tahun, baik di dahan dan pucuk-pucuk pencakar langitnya, didalam hutan dan tingginya gunung yang tak terjamah oleh tangan makhluk lain yang belakangan aku tahu namanya manusia. Mereka menyebut diri mereka masyarakat beradab dan toleran, tapi itu semua adalah palsu, retorika dan kebohongan belaka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu, aku, teman dan saudara-saudaraku biasa menghabiskan waktu bersama mencari makanan di kedalaman hutan, diatas pohon, bermain jauh terus ke sungai-sungai nan jernih penuh dengan ikan-ikan segar. Kami berkompetisi, siapa yang mendapatkan makanan paling banyak dan menghabiskan dengan cepat sambil bergelantungan di pohon paling tinggi maka dia dapat memberi hukuman bagi yang kalah, aku sering kali menang, karna kata saudara-saudaraku aku memiliki badan yang besar dan kuat, selera makan ku besar dan selalu menang kalau berkelahi dengan mereka dan spesies (penduduk hutan) yang lain, hukumanan yang aku berikan biasanya mereka akan ku perintahkan untuk mencium pantat ku yang sangat bau itu, hahaha sungguh kenangan yang indah... kami selalu bergelantungan dan melompat-lompat, pindah dari dahan satu ke dahan yang lain, dari pohon yang satu ke pohon yang lain, saling berlomba siapa yang paling cepat sampai.. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
MBAH POHON BESAR... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan aku pun masih teringat, hari itu ketika aku dan saudara-saudaraku sedang asyik bermain panjat pohon disebuah pohon tua dan besar, kami menyebutnya “mbah pohon besar” karna pohon ini telah ada sejak leluhur kami hidup dan membentuk koloni disini. Mbah pohon besar menjadi semacam ikon tempat tinggal kami, mbah pohon besar adalah habitat asli dari hutan ini, maka dia adalah identitas asli kami, anak cucunya.
Mbah pohon besar memiliki daun paling lebat, batang pohon paling besar, dan ranting-ranting yang panjang menjulur ke segala arah, yang nantinya akan menjadi rumah bagi kebanyakan penghuni hutan, karena mbah pohon besar menawarkan kehangatan, rasa aman, dan pemandangan luar biasa indah kalau kami berhasil sampai ke puncak nya, dan paling penting mbah pohon besar juga adalah semacam tempat aula pertemuan penghuni hutan disini, kalau sedang ada permasalahan yang ingin dibahas bersama mengenai apa saja yang bersangkutan dengan kehidupan kami, maka tempat nya ya disini, dibawah mbah pohon besar yang rindang dan terlindungi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
HARI ITU... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari, ketika sedang berada di puncak mbah pohon besar kami (aku dan teman-temanku orang utan kecil) medengar suara kegaduhan yang sangat memekakkan telinga dibawah sana, kami pun seketika menghentikan kegiatan kami, terdiam dan tanpa dikomando secara serentak turun ke bawah bersama-sama untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi?, dan yang kami lihat kemudian adalah sungguh sebuah bencana.. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PEMBANTAIAN... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami melihat orang tua kami sebagian besar diseret masuk dengan leher dan tangan terantai ke sebuah kandang besar, mereka berontak dengan sangat hebatnya namun apa daya rantai itu terlalu kuat untuk dihancurkan, rupanya mereka telah masuk perangkap yang dipasang oleh manusia-manusia itu!!!
Makluk-makhluk asing bernama manusia ini berada disekitar mereka, menodongkan senjata yang mengeluarkan suara yang aku bersumpah tak akan pernah kulupakan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan yang lebih mengerikan lagi, disamping itu semua kami juga menyaksikan bagaimana para orang tua kami dibawah sana yang melakukan perlawanan, jatuh, tumbang, sekarat dan mati ketika peluru-peluru panas menghujam tubuh mereka yang kuat namun tak berdaya di depan senjata manusia ini, mereka datang mengambil orang tua, kakak, dan saudara-saudara kami selamanya dari tanah tempat mereka lahir dan membesarkan kami.
Sementara itu, di salah satu dahan pohon mbah pohon besar yang cukup tinggi dan tak terlihat, aku dapat melihat air mata ayahku, dia melihat ke arahku dan teman-temanku, tanpa terasa air mata kami pun mengalir deras, tapi, kami tetap tak mampu untuk berbuat apa-apa, apalagi menolong mereka saudara-saudara kami yang sedang dibantai di bawah sana, kami terlalu takut, terlalu tak percaya dengan kebrutalan ulah manusia yang kami lihat di bawah sana. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggs_n4ltKEbk6mZMU53_Ao6ABBH2YCYs_rbJpPMcXzaynsuLdRKnDUJexR8uEJs0g3UeQ04gT9EBDDETNeB1Jhxg_ENDoXDKimU4fQJudYsSsFOQP4Gz00F8i2GVTR6jyDf40v9YuRuSU/s1600/palm+oil+C.+Rainforest+Action+Network.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="683" data-original-width="1024" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggs_n4ltKEbk6mZMU53_Ao6ABBH2YCYs_rbJpPMcXzaynsuLdRKnDUJexR8uEJs0g3UeQ04gT9EBDDETNeB1Jhxg_ENDoXDKimU4fQJudYsSsFOQP4Gz00F8i2GVTR6jyDf40v9YuRuSU/s640/palm+oil+C.+Rainforest+Action+Network.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayah melihat kami seakan berkata melalui mata nya yang aku yakin sekali penuh rasa amarah, air mata, dan keputusasaan, mata itu berkata “larilah sejauh mungkin anakku, kalian semua, jangan turun, jangan melakukan hal-hal yang bodoh yang akan membuat kalian ditangkap para bajingan ini!”.
Sesaat setelah itu beliau jatuh terjerembab ke tanah dengan empat peluru panas menembus badannya yang besar, tepat ketika mencoba meraih ibuku yang dibawa paksa dengan cara dirantai oleh makhluk-makhluk biadab itu, ayah berusaha menyelamatkan ibu dan saudara nya yang lain.. dan ia mati karenanya... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seketika keceriaan hari itu berubah menjadi kegaduhan yang luar biasa, hutan ini, rumah kami yang biasanya hening, kini berubah menjadi arena pembantaian massal, bunyi letusan dimana-mana, teriakan penghuni hutan yang tak ada habisnya, banyak tetangga-tetangga kami, dari spesies lain yang mendengar suara tembakan dan teriakan yang dibawa makhluk asing dibawah sana langsung lari membawa keluarga-keluarga mereka, segala jenis burung berterbangan meninggalkan sarang dan rumah yang telah mereka bangun selama beberapa generasi, kami paham mereka tak ada daya untuk maju melawan, dan berpikir untuk menolong keluarga kami yang tertangkap dan tumbang satu-persatu dibawah sana,..
Bahkan singa, beruang dan harimau yang terkenal diantara kami sebagai penjaga tempat ini lari tunggang langgang, itupun hanya karna suara berat dari mesin yang dapat mengeluarkan asap hitam dan memiliki roda besi di bawah sana, alat itu dengan seketika meratakan tempat tinggal kami, dan astaga! Alat itu menuju tepat ke arah mbah pohon besar! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jerit tangis memilukan yang ditimbulkan akibat perilaku makhluk bernama manusia itu terus berlanjut,.. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ayah tumbang dan terjatuh ketanah bersama saudaraku yang lain, dan dia menghadap keatas dan melihat aku bersama teman-temanku yang ketakutan. Sudah sangat terlambat ketika dia memberi isyarat agar kami semua segera pergi dengan raungannya yang semakin melemah. Aku yang terpaku seakan sudah tidak berada disana lagi, tercabut ragaku menyaksikan pembantaian keji dan menakutkan ini, tanpa kusadari teman-temanku yang lain sudah sangat marah dengan apa yang menimpa keluarga mereka, turun semua menyerbu kebawah, aku tertinggal sendirian dibelakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seketika suara letusan senapan dari manusia-manusia itu membawa ku kembali ke dunia penuh kebencian ini, aku bingung sekaligus takut untuk turun ke bawah bersama teman-temanku yang lain, aku melihat keselamatan mereka terancam oleh serangan dari manusia dengan senapan dan pistol mereka, yang kaget melihat sebuan dari orang utan kecil yang jumlahnya puluhan, mereka menembak secara membabi buta keatas, suara letusan peluru berhamburan disekitar kami, satu-persatu teman-temanku terjatuh ketanah dengan suara berdebam yang memilukan, anehnya tidak semua dari mereka berdarah.
Belakangan aku ketahui untuk spesies yang mereka anggap muda mereka memakai peluru bius agar dapat membawanya tanpa terluka.. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
DI KANDANG, TERKURUNG, TERLUKA... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba pandangan ku gelap, dan aku melihat tiga peluru bius menancap tepat di tubuhku, seketika itu pula aku hilang kesadaran. Ketika sadar karena tubuhku terguncang, aku bersama dengan spesies ku yang lain sudah berada dalam sebuah kandang terbuat dari besi, dibawa oleh mesin beroda yang bergerak lambat diringi sekelompok manusia menjijikkan didepan dan belakangnya, mereka berbaris dengan gembira sekali, diwajahnya penuh kepuasan dengan senjata di pundak yang selalu siap mereka letuskan.. ternyata aku telah terkena peluru bius sehingga tidak sadarkan diri.
Aku mengaum, berontak, marah-sejadi-jadinya, aku mencoba keluar dengan membongkar dan memukul jeruji yang mengurung kami, namun hanya sia-sia belaka, kami putus asa dan tidak tahu akan dibawa kemana,..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCgFkge_TTzAsYLPilHZvuTH93x0hTBWB-lAgy_BgBPlmDdU0bpkVYAUO48Kh0DzC4or-lpO2SSpHwTG1bR5WPt6LEwcPMAHcoV3ci0dWVFJTfziXuYC5-T-DWFsWJWvnPROTDLTT9sTc/s1600/orangutan3-Karena-sudah-terlalu-dalam-kandang-membuat-Orangutan-Sumatera-yang-disita-ini-tak-mampu-banyak-bergerak.-Ada-masalah-di-otot-kakinya-karena-lama-dalam-kandang-sempit-Ayat-S-Karokaro.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="640" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCgFkge_TTzAsYLPilHZvuTH93x0hTBWB-lAgy_BgBPlmDdU0bpkVYAUO48Kh0DzC4or-lpO2SSpHwTG1bR5WPt6LEwcPMAHcoV3ci0dWVFJTfziXuYC5-T-DWFsWJWvnPROTDLTT9sTc/s640/orangutan3-Karena-sudah-terlalu-dalam-kandang-membuat-Orangutan-Sumatera-yang-disita-ini-tak-mampu-banyak-bergerak.-Ada-masalah-di-otot-kakinya-karena-lama-dalam-kandang-sempit-Ayat-S-Karokaro.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang, disinilah aku berada, ditengah-tengah manusia yang sangat ramai dan tertawa terbahak-bahak, setengah dari populasi kami telah tewas dan hutan sebagai habitat asli kami telah hancur dan terbakar bahkan hampir rata dengan tanah, aku melihat dari kandang yang membawa kami ketika itu, mesin-mesin besar yang mengeluarkan asap hitam itu dengan sekali sentakan dapat menghancurkan “mbah pohon besar” dan pohon besar yang lain tempat kami biasa menghabiskan waktu seharian, mbah pohon besar telah tumbang, sebagai tanda awal dari hancurnya tempat tinggal kami. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya sebagian kecil dari kami yang selamat dan dibawa ke tempat yang sangat asing dan bising ini. Kondisi kami memprihatinkan, sebagian besar mengalami luka dan kesakitan,..
salah satu penampakan hutan setelah dilalap api. Nantinya hutan ini akan ditanami kelapa sawit oleh perusahaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KEBENARAN YANG MENYAKITKAN... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai sekarang kami disekap disebuah tempat yang kami tak tahu dimana, karena sengaja disembunyikan, karna dari yang aku dengar secara tak sengaja kami akan diperjual belikan, bahkan yang lebih miris lagi ada sebagian dari kami entah siapa yang akan dibunuh untuk diawetkan, membayangkannya saja aku tak bisa. Dan yang paling tak bisa aku terima, hutan tempat tinggal kami yang telah mereka ratakan dan bakar itu, akan dirubah menjadi perkebunan kelapa sawit, dan mereka melakukan semua kekejian ini dengan ilegal, tujuan utama mereka adalah hutan rumah kami para orang utan itu, dan kami penduduknya, hanya sebagai hadiah kecil. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka manusia itu adalah orang-orang suruhan perusahaan kelapa sawit yang ingin membuka lahan baru untuk memperluas kebun kelapa sawit mereka, tapi karena tak ingin ketahuan oleh pemerintah dan masyarakat, mereka membuatnya seolah-oleh telah terjadi kebakaran, bahwa hutan itu terbakar dengan sendirinya, dan asapnya itu menyebar kemana-mana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah mereka peduli?. Aku rasa tidak, buktinya lihat saja mereka santai-santai saja, kalau ada penduduk setempat yang kalang kabut karena asap, ada anak kecil yang menderita bahkan meninggal karena asap, mereka, orang-orang perusahaan itu menanggung untung diatas kesengsaraan penduduk sekitar. Bukan hanya manusia yang menjadi korban, para binatang yang menempati hutan itu sekian lama pun tak luput tertimpa bencana dari ulah para manusia seraka ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dampak dari kebakaran hutan bukan saja untuk manusia, tapi terutama sekali pihak yang paling merasakannya adalah penghuni hutan itu sendiri, yaitu binatang-binatang yang menjadikan hutan itu sebagai tempat tinggal mereka. Hutan adalah satu-satunya tempat dimana para binatang ini harusnya berada, bukan di kebun binatang apalagi di kandang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Didalam kandang besi, gelap, dan tempat asing ini aku masih berharap, walau tidak seyakin dulu, bahwa suatu hari nanti kami semua akan dapat kembali kerumah, hutan tempat dimana aku seharusnya berada dan dapat mengembang-biakkan spesies kami dan kembali membentuk koloni, bukan disini, tempat para manusia-manusia tamak ini yang dengan segala cara menghancurkan tempat tinggal kami hanya untuk memuaskan nafsu mereka saja. tapi tidak tahu kapan, aku hanya harus yakin saat itu akan datang bahwa tidak semua manusia jahat dan membawa senjata terus memusnahkan spesies kami, merampas tanah dan rumah bagi anak-anak kami dan yang lain, mereka lupa bahwa alam mempunyai caranya sendiri untuk membalas segala perbuatan mereka yang merusak keharmonisan yang telah digariskan Tuhan atas alam ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya setiap musibah itu bermula dari tangan manusia itu sendiri yang memulainya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Harapan dan terus yakin, hanya itu yang kami punya saat ini.
kini aku masih menduga-duga dimana aku berada dan akan dibawa kemana...... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(catatan dari orang utan yang orang tuanya dibunuh dan diculik, dan rumah nya di bakar)
</div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-1904582721917855292017-07-25T08:22:00.002-07:002021-10-24T19:37:23.463-07:00Palestina Berdarah Lagi<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Entah sudah yang ke berapa kalinya
bumi Palestina tercabik, ternodai, oleh perilaku biadab Israel. Palestina
adalah satu-satunya negara di jaman sekarang yang masih mengalamai penjajahan
secara terang-terangan, dan dunia tetap diam saja. Palestina sudah berteriak
meminta pertolongan dari dulu kala sekali, tetapi tidak ada yang berani maju ke
garis terdepan bersama mereka melawan Israel, kalaupun ada, mereka akan tumbang
duluan sebelum sampai ke medan peperangan. Ingat kasus Mavi Marmara?, Rachel
Corby?, Israel tidak akan berdiam diri melihat orang-orang yang ingin membantu
Palestina, tanpa malu mereka akan mencelakakan bahkan membunuh siapa saja yang
berniat membantu Palestina.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berharap pada sesama saudara seiman
pun nampaknya mustahil, negara-negara islam lainnya lebih sibuk dengan urusan
dalam negeri masing-masing, bahkan ada beberapa yang saling bersitegang dan
hampir memulai perang diantara sesama mereka sendiri. Siapa yang tertawa atas
situasi ini?, ya, Amerika dan Israel. Mereka telah sukses melancarkan strategi
adu domba, sehingga negara-negara islam, terutama Timur Tengah baku hantam
dengan saudara mereka sendiri, menghancurkan negara mereka sendiri, perang
dengan saudara sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bukankah ini perang antara Sunni dan
Syiah?, itu hanya buatan dan bualan inteligen barat saja, perbedaan tak
seharusnya membuat kita saling membunuh satu sama lain, tapi kalau sudah dicampur
dengan kepentingan politik, ekonomi dan ditambah sedikit bumbu propaganda yang
pas, maka tadaaaa lihatlah orang-orang muslim itu, mereka tampak sangat
menikmati saling bunuh sesama saudara seimannya. Sunni dan syiah tak seharusnya
menjadi alasan untuk saling berperang, karena kita satu yaitu islam. Mengapa
kita tidak saling menghormati perbedaan pandangan satu sama lain, biarkan
mereka beribadah sesuai keyakinan mereka, dan saya, kita, Anda semua dengan
keyakinan kita masing-masing. Mengapa harus membunuh?. Ingatlah ada pihak-pihak
yang diuntungkan dari perselisihan diantara kita, mereka menjual senjata,
mereka terus memprovokasi lewat media yang mereka kendalikan, dan kita begitu
saja dengan sangat mudahnya percaya dan tersulut kebencian antar sesama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Umat islam khususnya dan penduduk
dunia umumnya terlalu bodoh untuk menyadari kalau ini semua adalah great design
mereka The Untouchables diatas sana, lihat, siapa yang diuntungkan oleh
pertikaian di Timur Tengah yang tak pernah usai, pertama Afghanistan,
Afghanistan usai disusul Irak, Mesir, Libya, dan sekarang Suriah. Belum lagi
Pakistan dan India, Indonesia dan Malaysia. Kita terlalu mudah diprovokasi,
kita yang seharusnya bersatu padu justru saling menikam punggung saudara
sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sudah saatnya semua umat islam
dimanapun berada untuk bangun, bangun dari tidur panjang yang melenakan, bangun
dari tipu daya media-media yang pro pada kepentingan barat yang notabene adalah
pemiliknya. Kita tidak bisa lagi menyerahkan permasalahan umat muslim pada
orang lain, karena melihat sejarah dan fakta nya, sampai sekarang tidak ada
sama sekali manfaat dari rapat-rapat di PBB yang entah sudah berapa puluh tahun
dilaksanakan, dan Palestina tetap saja dikuasai Israel.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Satu-satu nya hal yang menahan Israel
agar tidak dapat menguasai Palestina sepenuhnya adalah perjuangan rakyat
Palestina itu sendiri, tapi jangan lupakan juga bakti para relawan yang datang
dari belahan bumi yang lain, yang bahkan mereka sendiri bukanlah orang islam,
tapi memilih untuk datang langsung ke bumi al quds yang suci dan membantu
rakyat Palestina untuk pulih dari mimpi buruk mereka dan merebut kembali kemerdekaannya. Sebut
saja pejuang Hamas yang di cap media barat sebagai teroris dan sebutan yang
cenderung sepihak dan tendensius. Gerakan intifada, bisa Anda bayangkan, anak
kecil dengan batu di tangan mereka melawan tank baja, tidak ada masuk di akal
sama sekali bukan?, tapi dengan izin Allah, jadilah maka jadilah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sekali lagi, kemerdekaan Palestina
hanya bisa didapat apabila negara-negara islam bersatu dan bersama-sama melawan
Israel dan sekutu-sekutu nya, kita tidak bisa lagi mengandalkan meja
perundingan, karena terbukti itu tidak menghasilkan maanfaat apa-apa untuk
kepentingan rakyat Palestina, yang ada hanyalah banyaknya korban yang terus
berjatuhan dari pihak Palestina, Israel yang terus membangun dinding diatas
tanah Palestina untuk memisahkan pemukiman mereka dengan penduduk asli setempat,
rakyat Palestina yang kesulitan untuk sekedar beribadah di masjid al aqsa, dan
banyak kerugian lainnya yang hanya dirasakan oleh rakyat Palestina.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Apa yang Israel lakukan pada
Palestina sama sekali tidak dapat dibenarkan, memakai logika dan akal sehat
apapun, tidak alasan yang dapat membenarkan keputusan negara Israel mencaplok
tanah Palestina dan mengklaim nya sebagai tanah air mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Diam nya dunia barat adalah bukti
kalau Israel ditakuti. Tidak ada yang berani mengusik Israel dan orang-orang
yahudi di dalamnya, mereka adalah penguasa dunia yang sesungguhnya, mulai dari
media, bank, militer dan semuanya masuk dalam radar kuasa mereka. Tanpa sadar
kita adalah pion kecil dari serangkaian sistem besar yang saling terkait, kita
hanyalah bidak catur yang hidup nya dikontrol tanpa sama sekali kita tahu. Kita
membeli makanan yang ditampilkan di iklan, membeli pakaian yang dipakai
sleebritas di tv yang bahkan sama sekali tidak kita butuhkan, membeli kendaraan
hanya untuk status sosial di mata orang sekitar, kita robot dan kita tidak
sadar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Apa yang menimpa Palestina dan
negara-negara islam lainnya yang sampai saat ini masih berjuang dengan perang
di negara mereka masing-masing, adalah bukti sahih kalau Islam sampai kapanpun
akan selalu menjadi sasaran untuk dihancurkan. Apakah tidak aneh kalau beberapa
tahun kebelakang selalu negara Islam yang mengalami konflik, terlepas dari
semua permasalahan yang mendasarinya, rasanya terlalu naif kalau kita berpikir
ini hanya kebetulan saja. Kalau menilik sejarah, Umat Islam adalah satu-satunya
kaum yang dapat menandingi kekuatan besar yang ada di setiap jaman, mulai dari Genghis Khan (Mongolia),
Alexander The Great(Rome), dan lain sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kekhalifahan Islam dari dulu selalu
ditakuti, pembebasan Al Quds di Yerusalem dari tentara salib oleh Shalahudin Al
Ayyubi hanyalah satu dari banyaknya fakta sejarah nan gemilang prajurit muslim
dalam kancah peperangan, tapi saya yakin tidak banyak dari kita yang mengetahui
nya, karena buku-buku sejarah yang beredar di pasaran jarang membahas itu, dan
juga karena musuh-musuh islam tidak ingin umat Islam sadar betapa Islam adalah
kekuatan dunia yang ditakuti kebangkitannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Umat Islam sudah terlalu lama
tertidur, dinina bobokan oleh segala hal yang berbau modernitas ala barat,
tidak bermaksud memojokkan segala hal yang datang dari barat, tapi hanya
hal-hal tertentu saja yang membuat umat Islam melupakan identitas mereka dan
menjadi lalai sebab terlena oleh apa yang ditawarkan mereka (dunia barat) lewat
medianya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebagai kesimpulan dari tulisan ini,
saya yakin sekali genosida dan pencaplokan wilayah di Palestina saat ini hanya
bisa di akhiri dengan bersatu nya umat Islam dari seluruh dunia melawan Israel
dan sekutunya, bukan lagi melalui meja perundingan, tapi berperang mengangkat
senjata. Rapat-rapat dari dulu sama sekali tak menyelesaikan masalah disana,
karena toh PBB dan Dewan Keamanan diisi oleh orang-orang “mereka” juga. Mari singkirkan
sejenak perbedaan diantara kita, Sunni, Syiah, Hizbullah, Al Qaeda, Hamas, dan
apapun itu namanya, selama masih beriman kepada Allah dan Rasul nya Muhammad
SAW, kita semua bersaudara, dan Palestina adalah saudara kita yang saat ini
sedang teraniaya, selayaknya saudara, mereka membutuhkan bantuan kita sekarang. <o:p></o:p></span></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-50129596285149341952017-07-25T08:20:00.001-07:002021-10-24T19:37:52.430-07:00Ahok Sang Pemicu (The Trigger)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pengejawantahan nilai demokrasi dan
pancasila di negeri ini belakangan kembali marak di perbincangkan masyarakat
luas, diangkat sebagai topik utama hampir di setiap stasiun berita, dan menjadi
headline di koran-koran yang kian kehilangan peminatnya. Pembubaran HTI seakan
menjadi <i>start</i> di mulai nya
pembersihan massal, menyasar pada kelompok-kelompok mana yang dianggap memiliki
pandangan tidak sejalan dengan pancasila, maka siap-siap saja dibubarkan.
Pertanyaannya, apakah PERPU yang tampak sangat dibuat-buat ini benar-benar
mewakili suara rakyat Indonesia? Atau khusus untuk menjatuhkan HTI?, haruskah
kita khawatir peraturan baru ini akan mengancam kebebasan rakyat untuk
berserikat dan berpendapat?, atau yang lebih mengerikan lagi apakah ini bentuk
dari otoritarianisme gaya baru?.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">HTI yang mereka sebut dengan istilah
ormas “anti pancasila dan kebhinekaan”, bukanlah ormas baru, dan kehadirannya
pun sudah terbilang lama, tapi kenapa baru sekarang ditindak?. Memang belakangan
ini isu-isu kebhinekaan santer kembali menjadi sorotan dan menjadi pembahasan
tidak hanya di gedung pemerintah tapi juga di warung-warung kopi sebagai
parlemennya rakyat jelata, sejak peristiwa pelecehan agama oleh Ahok banyak
mendapatkan sorotan, baik dari dalam maupun luar negeri. Ya, apa yang dilakukan Ahok seperti kembali
membuka lembar baru sejarah bangsa ini melawan penyakit yang bernama rasisme
(pelecehan atas nama ras). Tapi bukankah yang Ahok lakukan adalah rasisme,
rasisme agama/keyakinan?. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Namun sebelum kita membahas mengenai
kasus Ahok ini secara mendalam, mari kita menggunakan perspektif lain dalam
memandang kasus ini, perspektif yang sangat berbeda dari yang sering
ditampakkan televisi dan di telan mentah-mentah oleh masyarakat. Dia (Ahok) menganggap
salah satu ayat yang terdapat dalam kitab suci agama islam sebagai ayat yang
membohongi umatnya, dan parahnya lagi dia mengutip ayat itu dengan tujuan
kampanye, dan dalam kapasitasnya sebagai kepala daerah yang ingin maju lagi
dalam pemilihan. Kalau ini bukan pelecehan, saya tak tahu lagi apa namanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kasus Ahok seakan menjadi triggered (pemicu)
terbuka nya luka lama. Luka yang seharusnya sudah sembuh ini menjadi kembali
terbuka dan berdarah-darah, tak sampai disitu saja, Ahok yang akhirnya di
penjara (setelah serangkaian peristiwa dan drama yang lebih dari telenovela itu
usai) seakan tak rela kalau ia tertimpa sial sendirian. Seperti kebanyakan
kasus lain yang menyasar para “pembesar” di institusi mereka masing-masing
(ingat kasus Abraham Samad dan sang calon kapolri, apa yang terjadi dengan
Abraham Samad setelah beliau dengan berani nya “menyasar” calong orang nomor
satu di kepolisian sebagai tersangka?. Dan juga kepala KPK lain yang ada-ada
saja kasus aneh yang menimpa mereka sesaat setelah mereka dengan berani
menyentuh pejabat negara dengan posisi tinggi?). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kira-kira begitulah apa yang terjadi pada
HTI sekarang. Sebagaimana telah kita ketahui bersama, orang-orang yang paling
banyak memprotes dan menuntut Ahok agar di pernjarakan adalan mayoritas umat
islam, yang merasa agama dan kitab sucinya di lecehkan. Lalu apakah menjadi
kebetulan kalau setelah itu, banyak ulama, dan ormas islam yang kemudian
menjadi sasaran dari proses hukum yang seperti dibuat-buat dan serampangan. Ada
chat mesum lah, anti kebhinekaanlah dan lain sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saya rasa tidak perlu sekolah
tinggi-tinggi sampai mejadi sarjana apalagi doktor dalam bidang ilmu politik,
hanya untuk melihat ada aksi balas dendam dari pihak-pihak yang tidak senang
kalau Ahok akhirnya kalah, kalah dalam pemilu dan kalah dalam perkaranya di
pengadilan. Setidaknya harus ada yang ditumbalkan dari pihak musuh, maka
dimulailah dagelan politik yang dapat kita saksikan hingga sekarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">HTI sebagai ormas dengan ideologi
islam adalah warning pertama bagi umat islam agar berhati-hati mulai dari
sekarang, kita adalah sasaran empuk penguasa yang takut kalau umat islam
kembali bangkit dan mengambil alih kendali negeri ini. Apa yang menimpa HTI
haruslah menjadi peringatan keras kalau negara tidak lagi menjadi tempat mewakili
aspirasi rakyat, tapi sebaliknya menjadi wadah bagi segelintir orang yang
mempunyai kepentingan bagi diri mereka dan kelompoknya sendiri untuk
melancarkan rencana mereka menjadikan Indonesia seperti Cina dan mereka menjadi
cukong-cukongnya. Menyingkirkan umat islam dari peredaran tatanan
kepemerintahan adalah langkah awal yang harus terlaksana, kalau mereka ingin
rencananya berhasil tanpa gangguan.<br /><br /><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mengapa umat islam?. Umat islam
adalah mayoritas di negeri ini dan sampai sekarang manjadi kelompok yang paling
vokal menentang segala kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan amanat
undang-undang dan bertentangan dengan ajaran-ajaran islam. Apakah islam hanya
mewakili umat penganutnya saja?, tidak, islam bersuara atas nama rakyat
Indonesia secara luas, atas nama rakyat yang di bodohi oknum pemerintah yang
senang ambil proyek dari banyak nya aliran investasi dari luar negeri dengan
cara menjual tanah rakyat Indonesia kepada asing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Fenomena pasar bebas adalah kedok
semata, sebenarnya pemerintah menggadaikan Indonesia kepada Cina dan
antek-anteknya untuk di kuras habis kekayaannya dan dijual keluar, apa yang
tersisa untuk rakyat Indonesia?. Jawabannya adalah polusi, sampah, dan
kemiskinan yang semakin timpang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebelum ada pasar bebas para pencari
kerja di Indonesia jumlahnya sudah sangat mencengangkan, itupun sudah sikut
kiri sikut kanan, belum juga dapat kerja. Semakin sulit karena di negara yang
amat kita cintai ini ada sebauh tradisi luhur yang namanya “the power of orang
dalam”, jadi kalau saudara tidak mempunyai keluarga, kenalan, dan uang, jangan
harap Anda bisa bekerja di institusi negara dan banyak sektor lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Miris memang tapi itulah
kenyataannya, saya yakin pembaca sekalian mengamini fenomena ini karena memang
benar-benar ada di tengah-tengah kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kembali ke pokok pembahasan, kasus
Ahok haruslah di pandang sebagai apa ada nya. Jangan dibumbui macam-macam,
seperti anti Cina, anti kebhinekaan dan sebagainya. Kasus Ahok adalah murni
sebuah pelanggaran hukum, dilakukan diwaktu dan tempat yang jelas salah, dan
Ahok sebagai pelakunya melakukan itu dengan sangat sadar, sudah titik. Jangan
di sangkut pautkan dengan hal lain yang sebenarnya di luar konteks itu, seperti
anti Cina misalnya, seolah sebagai justifikasi kalau apa yang dilakukan Ahok
itu sesuatu yang wajar. Kalau begitu, bukannya apa yang dilakukan Ahok adalah
tindakan yang masuk kategori anti al quran, yang sama juga dengan anti islam?.
Iya donk?.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jadi yang ada di benak sebagian besar
orang pendukung Ahok adalah, apa yang dilakukan Ahok bukanlah suatu bentuk
penghinaan agama, dan apa yang dilakukan umat islam dengan menuntut Ahok agar
di penjara atas perbuatannya melecehkan agama islam adalah aksi yang anti
kebhinekaan, logika apa yang mereka pakai?.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tidak ada satupun dalam ajaran islam
yang menyuruh umatnya untuk membenci umat lainnya. Kalau ada orang islam yang
bersikap dan berperilaku demikian maka itu bukanlah ajaran islam. Islam
menagajarkan toleransi pada umatnya, dan itu sudah final. Aksi terorisme yang
selalu dikaitkan dengan islam, dan membawa-bawa nama islam sama sekali tidak
berdasar dan hanyalah agenda sekelompok orang untuk menjatuhkan islam dan
membuat penduduk dunia memusuhi islam. Dan itu berhasil sampai sekarang. Dengan
corong mereka adalah industri media raksasa dari barat yang terus
mempropagandakan islam sebagai agama yang umat nya suka sekali dengan
kekerasan, suka membunuh sesama, menentang kebebasan wanita dan banyak lagi
tuduhan keji dan tak berdasar lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Umat islam di manapun saudara berada,
saudara harus <i>aware</i> dengan kondisi
ini, pandangan masyarakat dunia termasuk Indonesia terhadap islam sudah salah
kaprah, dan itu adalah satu dari keberhasilan mereka (orang barat) mempengaruhi
opini dan pandangan penduduk dunia melau media-media mereka. Jadi tak ada yang
lain selain bersatulah, jangan mengharapkan bantuan dari orang lain karena
memang tidak akan ada, umat islam ditakdirkan untuk berjuang menegakkan kalimat
Allah sampai hari yang di janjikan itu tiba. Rapatkan barisan karena hari itu
akan tiba...<o:p></o:p></span></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-28158491164024799292017-07-07T08:15:00.002-07:002017-07-07T08:15:30.502-07:00White Privilege<div class="MsoNormal">
Bagi Anda yang tak asing dengan budaya Amerika Serikat, atau
familiar dengan kondisi negara ini, entah itu melalui musiknya, filmnya, segala
yang Anda saksikan di televisi, juga aksi militernya yang banyak mencampuri
urusan negara lain, seharusnya Anda tak asing dengan istilah satu ini “<i>white privilege/supremacy”</i>. Istilah ini
merujuk pada kondisi di negara Paman Sam yang lebih tepatnya penulis sebut
sebagai penyakit. Penyakit yang tak kunjung sembuh hingga saat ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>White privilege</i>
adalah kondisi dimana masyrakat kulit putih di negara US mendapatkan perlakuan
istimewa dibandingkan dengan masyarakat kulit berwarna lainnya. Negara yang katanya
sangat menghargai kebebasan ini nyatanya sampai saat ini masih berkutat dengan
masalah yang itu-itu saja, yaitu rasisme.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bentuk rasisme sangat beragam, dan biasanya faktor yang
menjadi pemicu timbulnya aksi rasisme ini adalah adanya perasaan “lebih baik”
pada diri seseorang dibandingkan dengan orang lainnya. Hal yang paling sering
dijadikan faktor pemicu adalah warna kulit, suku, agama, dan strata sosial.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>White privilege </i>tidak
hanya menjadi persoalan di negara yang mana istilah ini menjadi sangat terkenal
yaitu US saja, mengingat sejarah panjang bangsa ini memerangi rasisme, tapi
kondisi serupa hampir ditemukan di seluruh negara di dunia dimana masyarakatnya
terdiri dari berbagai macam latar belakang, seperti suku, warna kulit, agama
dan sebagainya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKQYIn4OiEMWs29qjSSAaHHMEdcl8OkhpYA3yklk4WMbC-biujMeVq3lRgQmNw6NMoNywm-mw-r-zQNOPjEhGY5UlhijTNaArC45b0CRdMIgEvVAvfYgrYOQOYtQkwj27Q_Mk8xD_0uAc/s1600/72108_10152420886850942_1697510842_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="299" data-original-width="400" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKQYIn4OiEMWs29qjSSAaHHMEdcl8OkhpYA3yklk4WMbC-biujMeVq3lRgQmNw6NMoNywm-mw-r-zQNOPjEhGY5UlhijTNaArC45b0CRdMIgEvVAvfYgrYOQOYtQkwj27Q_Mk8xD_0uAc/s320/72108_10152420886850942_1697510842_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">White Privilege</span></i></b><b><span style="font-size: 20.0pt; line-height: 115%;"> di Belahan Dunia Lain<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 20.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
Pernahkan anda melihat sekelompok orang meminta berfoto
bersama seorang turis luar negeri atau bule?. Pemandangan seperti ini jamak
kita jumpai di tempat-tempat yang biasanya menjadi destinasi wisata yang ramai
didatangi wisatawan mancanegara, Bali misalnya. Pertanyaannya, mengapa
orang-orang kita sebagai pribumi sangat ingin berfoto dengan orang bule?.
Padahal mereka bukan selebritis, atlet atau tokoh terkenal lainnya, mereka sama
seperti kita, rakyat biasa juga.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kalau ditelusuri secara aspek psikologis dan sosial maka
akan banyak faktor penyebab yang akan kita temui. Secara psikologis kita
sebagai warga dari sebuah negara korban jajahan negara barat akan terus
menyangka kalau kita bangsa kelas dua, orang barat itu unggul segalanya,
buktinya saja mereka bisa menjajah sebuah negara dalam waktu yang sangat lama.
Penulis kira pikiran seperti ini ada dalam kepala hampir semua orang yang
negaranya pernah dijajah oleh negara dari Eropa atau Amerika. Asia misalnya. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Secara sosial, tidak dipungkiri ilmu pengetahuan modern
sangat berkembang hebat melalui tangan dingin ilmuwan-ilmuwan dari barat. Tapi
sekali lagi, apakah benar kenyataannya seperti itu?. Hampir setiap sejarah yang
kita baca saat ini menunjukkan keunggulan bangsa-bangsa kulit putih dari
belahan dunia barat hampir dalam segala aspek. Apakah kita mau begitu saja
menerima mentah-mentah fakta itu begitu saja? Bukankah sejarah bisa diubah,
ditulis ulang, tergantung siapa yang memegang pena?.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ditengah arus kepentingan dan pertukaran informasi yang
sangat mudah dan cepat, kita harus kritis terhadap segala informasi yang kita
dapat, utama sekali yang disiarkan melalui media televisi dan media-media lain
dari dunia barat khususnya. Percayalah, tidak ada hal yang lebih berbahaya dari
masyarakat dunia yang telah dicuci otaknya oleh media, dan mereka menjadi
bungkam dan percaya setiap apa yang di katakan pemerintahnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXoehyphenhyphenUwR9_FGyuJrLMSbLwuiLS4MWI5jlk1Uyjd-9Vtu3VRqrjb7wDLdkzJ9fJdT7QxAC2g4K7hhMlQdUlz1M7OCBCcSAOm_ntWkxrdKxKlsR7QoSK-oHnw3QDPWpHfOQECj0fk9_zkM/s1600/1470172_641086035959374_1022467300_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="600" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXoehyphenhyphenUwR9_FGyuJrLMSbLwuiLS4MWI5jlk1Uyjd-9Vtu3VRqrjb7wDLdkzJ9fJdT7QxAC2g4K7hhMlQdUlz1M7OCBCcSAOm_ntWkxrdKxKlsR7QoSK-oHnw3QDPWpHfOQECj0fk9_zkM/s320/1470172_641086035959374_1022467300_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Bagaimana dengan Indonesia?<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 20.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
Secara utuh pernyataan “<i>white
privilege</i>” tidak berhubungan langsung dengan keadaan di Indonesia, tapi
secara nilai universal tanpa kita sadari, hampir seluruh penduduk dunia bahkan
penulis yakin persentase nya mendekati seratus
persen, kita (penduduk Indonesia) menjadi bagian dari populasi dunia yang
mengamini istilah ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 18.0pt; line-height: 115%;">Asal Mula Munculnya Istilah White
Privilege<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 18.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
Apa sih sebenarnya arti <i>white
privilege</i> itu?. Secara sederhana istilah ini mengacu pada pengkhususan
(perlakuan khusus) pada suatu kelompok, ras/etnis masyarakat tertentu. Maksudnya pengkhususan disini ialah
mereka “orang kulit putih” a.k.a orang-orang barat (Eropa-Amerika), seakan
dimata orang lain diluar kelompok mereka, adalah orang-orang yang “terbaik,
tertinggi, terpintar, dan banyak ter lainnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mari bicara sejarah. Faktanya sebagian besar negara penjajah
adalah negara dengan mayoritas kulit putih, atau bahkan semuanya. Pernah
mendengar bangsa kulit hitam, coklat, atau kuning menjajah? Superioritas
masyarakat kulit putih sudah sejak lama sengaja ditonjolkan dalam buku-buku
sejarah hampir di semua negara, terutama negara tempat jajahannya sendiri. Kita
Indonesia apalagi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kita selalu dijejali dengan keyakinan bahwa kita dijajah
selama hampir 3.5 abad lamanya, apakah benar kenyataannya seperti itu? Tidak
ada satu orang pun yang bisa memastikan. Kembali ke istilah <i>white privelege</i>, istilah ini sendiri
sangat dikenal di Amerika Serikat karena berhubungan erat dengan masalah
rasialis yang seakan tak pernah lepas dari sejarah perjalanan bangsa paman sam
tersebut.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>White privilege</i>
pertama didengungkan oleh orang kulit hitam yang merasakan sejak jaman
perbudakan nenek moyang mereka sampai sekarang, orang-orang kulit putih atau “warga
asli Amerika” selalu mendapatkan perlakuan khusus daripada mereka warga kulit
hitam. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Selain menilik pada fakta sejarah bahwasannya mereka orang
kulit hitam banyak diperbudak ketika itu oleh majikannya yang notabene adalah
kulit putih, sampai sekarang pun masih banyak perlakuan diskriminatif yang
diterima warga minoritas di negara yang katanya menjunjung tinggi demokrasi itu
terhadap warga pendatang atau imigran.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Amerika dikenal sebagai negara yang menawarkan kehidupan
yang lebih baik, lebih dikenal dengan sebutan “<i>American dreams</i>”. Banyak orang dari belahan dunia lain datang ke Amerika
mengadu nasib mereka untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari tempat
dimana mereka berasal. Ada yang berhasil dan tak sedikit juga yang berakhir
menyedihkan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kesempatan untuk memperbaiki hidup di Amerika memang
tergolong besar, karena negara ini dikenal dengan konsep kebebasan yang
dimiliki setiap warga negaranya, artinya setiap warga negara mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperjuangkan mimpi-mimpi mereka mendapatkan masa
depan yang dicita-citakan. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi dibalik setiap bayangan indah kehidupan glamour ala Amerika
ada permasalah besar nan rumit yang terus mengahantui negara adidaya ini. Ialah
rasialisme/rasisme.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sejak jaman <i>civil war</i>,
Abraham Lincoln, Malcolm X sampai Martin Luther King jr hingga sekarang. Masalah
rasialisme masih menjadi PR yang tak pernah selesai dikerjakan pemerintah dan
rakyat Amerika. Mereka yang katanya negara paling demokratis di dunia justru
mempunyai penyakit akut tentang kebebasan, eksistensi seorang manusia yang tak
bisa dipandang hanya dari warna kulit, agama, etnis/suku dan beragam perbedaan
latar belakang lainnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penerimaan keberagaman sebagai jati diri umat manusia belum
dapat diterima sebagai sebuah hukum alam, mereka masih saja berdebat tentang
suku, agama, warna kulit mana yang paling hebat, paling tampan, paling cantik,
dan justifikasi ala orang yang merasa paling benar dan hebat.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ke-arogan-an orang kulit putih semakin menjadi mana kala
banyak pula orang selain mereka yang merasa rendah diri. Untuk kelompok yang
satu ini penulis sebut sebagai korban sejarah, korban televisi dan media, dan
korban dari kebodohan nya sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Orang dalam kelompok ini menelan mentah-mentah setiap
informasi yang ia terima dari TV, tanpa <i>re-check</i>
terlebih dahulu apalagi melakukan penelitian mereka selalu mengamini kalau kita
inferior dan mereka superior. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Corporate Media</i>
sebagai corong informasi paling efektif dalam mempengaruhi opini publik, dalam
kasus ini berperan sangat penting dan juga sebagai pihak paling bertanggung
jawab dalam penyebaran isu atau berita yang cenderung menyesatkan dan
berorientasi pada aksi <i>brainwashing</i>
(cuci otak), ketimbang memenuhi dahaga informasi yang berimbang sesuai fakta
sebagaimana yang diamanahkan dalam etika jurnalistik.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Media massa televisi khususnya, dewasa ini tak bisa dijadikan
sebagai satu-satunya sumber informasi. Masyarakat harus mafhum kalau dunia saat
ini dikuasai oleh mereka para pemiliki modal, kita lebih mengenal kondisi ini
sebagai kapitalisme. Tahukah Anda kalau orang terkaya di dunia saat ini hanya
beberapa gelintir orang saja, dibandingkan dengan milyaran masyarakat dunia
lainnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mereka (orang-orang yang tak akan pernah terjamah ini),
adalah otak dari suatu sistem pemerintahan dunia yang tanpa kita sadari menjadi dalang dari semua
kerusakan di muka bumi ini. Sebut saja peperangan, kemiskinan dan kelaparan di
Afrika, yang notabene adalah benua yang kaya raya (Papua kalau di Indonesia),
krisis di Timur Tengah, aksi Terorisme, semuanya ini tak mungkin terjadi tanpa
ada yang merencanakan, orang-orang yang menanggung untung diatas kesengsaraan
orang lain. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 18.0pt; line-height: 115%;">Media Sebagai Industri<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 18.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
Mengapa penulis bilang <i>Corporate
Media</i>? Karena media kini sudah berubah menjadi industri, mereka tak ubahnya
perusahaan yang mencari untung dan tak ingin rugi. Lebih parahnya adalah media
kini dikuasai orang-orang yang memiliki kepentingan politik nya sendiri,
jadilah media dijadikan sebagai alat propaganda, kampanye terselubung, dan
penyebar kebencian sesuai pesanan sang empunya media.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dijaman serba digital seperti sekarang, dimana informasi dan
komunikasi sangat mudah sekali kita dapatkan, kehati-hatian dalam menyerap
informasi, menyaring mana yang baik dan tidak, mana yang benar dan yang hoax
menjadi sebuah kewajiban. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Perbanyak membaca, kurangi waktu menonton televisi, lebih
selektif mencari sumber informasi terutama dari inernet , dan lakukanlah research
walau hanya kecil-kecilan adalah beberapa cara untuk menghindari diri Anda
menjadi korban dari informasi hoax yang menyesatkan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 20.0pt; line-height: 115%;">Konklusi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 20.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
Banggalah menjadi orang Indonesia karena kita bisa rukun
dengan segala perbedaan diantara kita, suku, budaya, bahasa, agama, warna kulit
tak membuat kita menjadi terpecah belah. Namun tetap berhati-hatilah karena isu
perbedaan ini adalah barang yang paling laris dijual oleh orang-orang yang tak
mau melihat kita Indonesia damai dan rukun sejahtera.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Isu perpecahan menjadi isu yang paling sensitif di negara
ini, maka dari itu jangan sampai Anda adalah orang yang mudah terpancing
emosinya akibat dari isu-isu SARA yang tak jelas sumbernya. Ingat kesatuan
negara kita diatas segalanya, bangsa ini dibangun dari keringat dan darah semua
anak bangsa tak memandang siapa mereka dan dari suku mana ia berasal.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-11083115833684720022017-07-06T21:45:00.002-07:002021-10-24T19:41:17.221-07:00Self Reflection<span style="font-family: arial;">Setelah sekian lama bergulat dengan perasaan gak jelas, entah bersalah, tidak peduli, apatis atau apa namanya saya sendiri kesulitan menemukan kata yang tepat menggambarkan perasaan ini. yang pasti, gak ada yang salah dengan pemikiran saya selama ini, tentang tulisan-tulisan yang telah saya post di blog sederhana ini, semuanya (hampir 98%) hasil pemikiran saya sendiri.<br />
<br />
Plus yang membuat saya terhenti untuk sementara adalah pergulatan batin yang bagi saya adalah medan peperangan yang seakan tak akan pernah bisa saya menangi. Berkomunikasi pada alam bawah sadar sendiri adalah salah satu pertanda kecerdasan seseorang (katanya hehe), tapi bagaimana kalau pemikiran itu menjadi sebuah perangkap, atau bahkan penjara yang mengungkung kebebasan berpikir mu dan kau menjadi kerdil sejak dalam pikiran sendiri.<br />
<br />
Pada intinya saya menjadi semakin realistis (klise memang), dikarenakan hidup (realitas) meng-KO- saya keras sekali sampai menghujam ke bumi, menyadarkan saya kalau hidup tidak seperti yang ada di film-film, tak seperti yang selama ini saya bayangkan, sampai pada akhirnya saya menyerah pada mimpi-mimpi saya, pada ideologi yang selama ini saya bangga-banggakan, ya, saya menyerah dan kalah.<br />
<br />
Tapi disatu sisi saya tahu, kalau ini tidak akan berlangsung selamanya, ini hanya perhentian sementara saya dari hiruk-pikuk dunia dan seisinya, saya masih dalam mode pencarian jati diri, dan dalam hati yang paling dalam, saya yakin kalau saya pasti akan kembali ke dunia penuh absurditas ini. kalau teman saya bilang, "gue sakit palak baca tulisan lo" <i>well </i>sakit kepala gak ditanggung penulis ya..<br />
<br />
Ahh saya tau betapa membingungkan tulisan, tapi ya beginilah yang sedang terjadi di otak saya sekarang, anda bingung? apalagi saya?.<br />
<br />
Hahhhh<b> </b><span face="Gudea, Helvetica, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #555555; font-size: 15px; font-style: italic; font-weight: bold; line-height: 24px; text-align: center;">“</span><span face="Gudea, Helvetica, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #555555; font-size: 15px; font-style: italic; font-weight: bold; line-height: 24px; text-align: center;">Sejak dulu beginilah cinta, penderitaannya tiada akhir…” </span><span face="Gudea, Helvetica, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #555555; font-size: 15px; line-height: 24px; text-align: center;">lo, kok kayak kenal kata-kata ini.. gak nyambung hehehe...</span><br />
<span face="Gudea, Helvetica, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #555555; font-size: 15px; line-height: 24px; text-align: center;"><br /></span>
<span face="Gudea, Helvetica, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #555555; font-size: 15px; line-height: 24px; text-align: center;">So gaess pada intinya saya akan mulai menulis lagi mulai dari sekarang walau tak akan sesering dahulu kala, dan tulisan saya kali ini akan lebih berat lagi <i>i think (</i>walau gak selalu), karena perhatian saya lebih banyak tercurah pada isu-isu internasional dua tahun belakangan ini, minat saya berkurang pada isu dalam negeri yang menurut saya sangat mudah ditebak, mulai dari sistemnya, <i>rules of the game </i>nya, dan pemain-pemainnya.</span><br />
<br />
<span face="Gudea, Helvetica, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #555555; font-size: 15px; line-height: 24px; text-align: center;">Bukan berarti juga saya kehilangan <i>interest</i> sama sekali pada apa yang terjadi di dalam negeri, tapi dari kuantitas mungkin nanti saya akan lebih sering mengangkat fenomena luar. </span><br />
<span face="Gudea, Helvetica, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #555555; font-size: 15px; line-height: 24px; text-align: center;"><br /></span>
</span><div style="text-align: left;"><span style="font-family: arial;">
Satu lagi yang perlu saya tekankan disini adalah, tulisan saya disini sepenuhnya opini pribadi, sumber kebanyakan dari buku, dan internet jadi kalau ada dari pembaca yang tidak setuju dan tidak nyaman dengan apa yang saya tulis, saya sangat open dengan kritik dan saran. dan lagi yang paling penting adalah, saya menulis apa yang ingin saya tulis, bukan apa yang orang-orang ingin baca, <i>so just enjoy it!</i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<i><span style="font-family: arial;"><br /></span></i></div>
<div style="text-align: left;">
<i><span style="font-family: arial;"><br /></span></i></div>
<span style="font-family: arial;"><br /></span>
<br />Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-38474331155975921142017-01-07T05:37:00.003-08:002021-10-24T19:46:52.006-07:00Dilema Polisi dan Tentara<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left;"><span style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Ironis tidak sih ketika fungsi
penegakan hukum itu justru dirusak dan dinodai oleh aparat penegak hukum itu
sendiri. Dewasa ini jamak kita lihat bagaimana orang hukum mengangkangi hukum,
pakar ekonomi berbuat kecurangan dibidang ekonomi, ahli kesehatan menggunakan
keahliannya demi mencari keuntungan materil semata untuk jual obat ilegal,
bikin obat palsu, biaya kesehatan yang sangat mahal, dan para politisi, mereka
selalu banyak cakap dan tak pernah ada solusi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tak dipungkiri lagi tugas pengamanan,
ketertiban, dan kenyamanan yang berada dipundak polisi dan para prajurit atau
tentara sangat amat vital dan penting. Bahkan kualitas polisi dan tentara dapat
menjadi barometer keamanan suatu daerah bahkan Negara. Namun ada ketidajelasan
fungsi ketika terjadi demonstrasi misalnya, rakyat sebagai orang yang
seharusnya dilindungi para aparat itu kini berdiri berhadap-hadapan sebagai
musuh yang siap saling serang dan menjatuhkan, ada ketidaksesuaian disitu,
pihak yang seharusnya dilindungi kini menjadi pihak yang dilucuti rasa keamanan
dirinya dan hak-hak untuk dilindungi dihabisi oleh si pelindung itu sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ironisnya rakyat disitu berdiri
berpanas-panasan dibawah terik matahari, diatas aspal yang panas memperjuangkan
nasib rakyat yang mana itu menyangkut atau berhubungan pula dengan hidup polisi
dan tentara itu, toh mereka adalah rakyat juga yang merasakan dampak dari
kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tapi dalam posisi menjalankan tugas
mereka menghadang, menjatuhkan bahkan tidak segan-segan melukai saudaranya
sesame rakyat yang sedang memperjuangkan nasib mereka untuk sebuah keadilan.
Ada dilemma yang sangat besar disitu ketika para polisi dan prajurit tadi hanya
bisa menerima perintah tanpa sanggup menyanggah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbpU6SL2YkvbORt-Fq91jSh2giNdSk9owcjmZAAAPjZyBdnyxaP_X7Rg72LrM_oJDj6V1kkYQKu1Q3RHDjM7tA1ZSZrptw20Kf8r1uIFwYPwU7M4vdPO4vKd6Ldr6SPU0drWS7gZS-IB4/s1600/63784_439163292804709_728337131_n.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbpU6SL2YkvbORt-Fq91jSh2giNdSk9owcjmZAAAPjZyBdnyxaP_X7Rg72LrM_oJDj6V1kkYQKu1Q3RHDjM7tA1ZSZrptw20Kf8r1uIFwYPwU7M4vdPO4vKd6Ldr6SPU0drWS7gZS-IB4/s320/63784_439163292804709_728337131_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Entah perintah itu bertentangan
dengan hari nurani mereka atau bahkan lebih parah lagi melawan rasa kemanusiaan
dan menginjak keadilan yang seharusnya mereka tegakkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Itulah sedikit gambaran yang sudah,
sedang, dan akan terus terjadi dimanapun selama selama kepolisian dan tentara
sebagai alat pertahanan Negara sudah ditunggangi kepentingan politik sekelompok
elit yang duduk diatas nya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kita semua sadar prajurit rendahan
mana tau apa yang dimainkan komandan dan jenderal-jenderal mereka yang
berbintang-bintang itu, yang mereka tahu ketika perintah datang untuk
mengamankan sebuah perusahaan besar yang sedang di demo oleh karyawannya yang
di PHK sewenang-wenang, kewajibannya tak dipenuhi dan seabrek kejahatan
lainnya, mereka tetap harus datang menjadi tameng hidup bagi perusahaan
bernilai miliaran dollar tadi. Menghadapi mereka yang bertindak anarkis karna
perut anak dan istrinya tak sanggup lagi menahan lapar.. orang-orang yang
seharusnya mereka lindungi..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Inilah gambaran peristiwa yang selalu
kita lihat, kita alami dan akan terus terjadi kalau tidak reformasi
besar-besaran di institusi polisi dan prajurit atau tentara. Mereka harus
mengambil sikap sangat tegas untuk berada diluar lingkaran pemerintahan dan
para pemilik modal atau pihak swasta, apabila dimintai bantuan untuk pengamanan
suatu aksi massa yang dikhawatirkan berakibat kericuhan dan sebagainya maka
tidak apa-apa mereka turun tangan, tapi mereka tidak boleh melarang apalagi
membubarkan aksi massa yang ingin menyampaikan pendapatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jadi disituasi semacam itu tugas
mereka adalah penonton yang mempunyai wewenang untuk bertindak apabila terjadi
pelanggaran, seperti timbulnya pengrusakan fasilitas umum, berpeluang
menimbulkan kerusakan yang lebih parah dan potensi kericuhan yang lebih meluas.
Baru mereka boleh mengambil tindakan, tapi selama penyampaian aspirasi oleh
pengunjuk rasa masih berlangsung damai mereka tidak boleh mengambil tindakan
apapun yang bersigat agresif dan cenderung memanaskan suasana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Wilayah kerja yang jelas dibutuhkan
untuk diketahui betul oleh semua personil polisi dan tentara. Kasadaran bahwa
yang mereka hadapi bukanlah musuh melainkan saudara sendiri yang sedang
memperjuangkan nasib keluarganya harus dihargai dan dijamin keamanannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Polisi dan tentara adalah alat Negara
itu betul, tapi fungsinya adalah untuk menciptakan rasa aman dan nyaman,
mewujudkan ketertiban diantara masyrakat dengan kehadiran mereka bukan malah
sebaliknya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">THINK AND NOT OBEY!!<o:p></o:p></span></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-75155370618601995382017-01-07T05:31:00.002-08:002021-10-24T19:47:25.603-07:00Untun(k)g Siapa?<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mendapati
berita dari salah satu portal berita online yang menginformasikan bahwasannya
ada seorang pengusaha Indonesia yang bekerjasama dengan investor asal Taiwan,
Hongkong dan Singapura mengatakan kalau disalah satu ujung pulau Halmahera
Maluku utara yang terkenal dengan keindahan pantai dan pasir putihnya itu akan
dibangun resort dan hotel-hotel seperti yang ada di Singapura dan hongkong
katanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dia
mengatakan kalau potensi pariwisata di Indonesia tak diragukan lagi
mendatangkan pemasukan yang sangat besar bagi Negara dan sudah sepatutnya kita
sebagai Negara yang ingin berkembang membuka pintu selebar-lebarnya bagi
investor yang ingin berinvestasi pada sector pariwisata di negeri ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia berujar
bahwa rakyat Halmahera akan mendapatkan banyak keuntungan apabila Negara
memberikan ijin pembangunan hotel dan resort-resort itu karna sector pariwisata
di daerah itu akan semakin ramai dan rakyat ikut menanggung untungnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Begini,
ketika kita mendengar singapura, hongkong dan cina, apa yang terlintas di benak
kita?. Hampir seluruh kejadian yang aneh-aneh sekarang terjadi di cina, itu
karna lebarnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, cina memasuki era
keemasan ekonomi negaranya tanpa dibarengi dengan kesiapan rakyat nya. Maka
yang tampak adalah bangunan megah dimana-mana tetapi rakyat yang juga
tertatih-tatih mengejar dibelakang segala kemajuan pembangunan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Singapura
atau Temasek. Negara persemakmuran inggris raya ini seakan tak mempunyai
identitas, pernah menjadi bagian dari Malaysia (melayu), tetapi di keluarkan
dari Malaysia dan menjadi sebuah Republik pada 9 agustus 1965. Masyarakat
asli singapura adalah orang-orang melayu
dan kini dikuasai hampir sebagian besar oleh China. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kenapa menjadikan
sebuah Negara yang bahkan tidak mempunyai identitas sebagai bahan rujukan
pembangunan. Ingat kita tidak ingin kalau pembangunan itu hanya soal melulu
bangunan fisik nya saja, sampai kita melupakan factor manusia nya pula. Dan yang
lebih penting lagi pihak mana yang paling diuntungkan dari kontrak ini? Orang Halmahera?
Bukan. Tentu saja para investor, pengusaha, orang-orang Cina tak lain tak
bukan, mereka lagi-mereka lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mereka sudah
kehabisan lahan yang akan dirusak dinegaranya sendiri, maka dari itu mereka
ekspansi kenegara lain yang masih memiliki lahan luas dan terpenting berpotensi
menghasilkan untung melimpah ke para taipan negeri tirai bamboo tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ini bukan
tulisan rasis. Bukan ras cina yang dipermasalahkan, tapi mental para manusia
nya yang menjadi pokok tujuan dari tulisan ini. Manusia dimana-mana sama saja,
rakus kalau sudah bicara soal harta, uang, jabatan. Jadi jangan heran kalau
mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka mau,
mereka tidak peduli sedikitpun pada akibat dari perbuatan mereka itu, apakah
itu menyengsarakan orang lain, merebut lahan orang lain atau bahkan mengancam
kehidupan suatu masyrakat local yang sudah berates-ratus tahun tinggal dikawan
yang nantinya akan terdampak dari rencana proyek yang akan mereka garap. Mereka
sama sekali tidak peduli!.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Memang tak
diragukan lagi sector pariwisata seolah menjadi sector primadona dalam beberapa
tahun kebelakang, potensi alam yang luar biasa di Indonesia ternyata menjadi
daya tarik yang besar bagi banyak wisatawan domestic maupun mancanegara, tak
ayal Indonesia termasuk menjadi salah satu Negara di asia tenggara sebagai
tujuan favorit para wisatawan local maupan mencanegara. Potensi yang
menggiurkan seperti ini tentu saja mengundang banyak pihak dari kalangan
pengusaha untuk menanam modalnya di sector ini, maka berbagai cara dilakukan
agar niatnya itu terlaksana dengan mengenyampingkan segala hal yang mungkin terjadi
dikemudian hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kita semua
tahu kalau dampak dari pembangunan resort dan hotel-hotel yang melambangkan
kemodernan masa kini itu akan berdampak sangat luas terhadap masyrakat yang
telah tinggal disitu sejak dahulu kala sekali, kita bukan hanya bicara tentang
kerusakan alam, tapi juga secara cultural dan social. Pantai-pantai yang masih
alami akan berbeda kecantikannya apabila sudah disandingkan dengan beton-beton
dan ribuan manusia yang memadatinya, kearifan masyrakat local dengan segala macam tradisi budaya yang
melambangkan identitas mereka sebagai “tuan tanah” disitu akan ternoda, atau
bahasa sopan dan ilmiahnya terjadi asimiliasi, akulturasi dari masyarakat
pendatang nantinya. Yang lagi-lagi pasti menimbulkan masalah baru yang harus
menjadi bahan pertimbangan pemerintah sebelum berkeinginan memberikan ijin
pembangunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jangan atas
dasar kemajuan investasi pariwisata kepentingan rakyat local dikesampingkan dan
malah nantinya dilupakan seperti yang sudah-sudah. Sifat dan perilaku para
pengusaha dimana-mana sama saja, mereka melihat sesuatu hanya sebatas untung
rugi saja, mereka tidak peduli dengan kerusakan alam, masyarakat yang
tertindas, nelayan terpinggirkan dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lalu siapa
pihak yang harusnya memikirkan kepentingan masyarakat keleas menengah kebawah
yang selalu menjadi korban? Kita. Kita yang aware dengan adanya permasalah ini
dan menyadari kalau potensi kerusakan alam dan tatanan social kedepan
seandainya pembangunan itu benar-benar terlaksana akan sangat besar dan
beragam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berita kerusakan
alam seperti laut yang tercemar limbah, hutan terbakar, banjir bandang, dan
masih banyak lagi bencana alam sebagian besar adalah ulah manusia. Kita tak
bisa mengenyampingkan fakta kalau hutan kita yang sangat luas sudah hampir
sebagian besar ditebang pohon-pohonnya, dibakar, dengan alasan pembukaan lahan
yang ujung-ujung nya adalah untuk ditanami lagi dengan kelapa sawit,
bangunan-bangunan perusahaan dan sebagainya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kita sebagai
rakyat harus belajar dari pengalaman. Jangan mau terjatuh di lubang yang sama
untuk yang kedua kalinya, sudah sangat banyak contohnya di hampir seluruh
daerah di bumi Indonesia ini bagaimana rakyat sengsara dan para penguasa dan
pengusaha menari-nari diatas penderitaan mereka, mereka sang pemilik sejati
tanah ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kekayaan alam
dan tradisi suatu bangsa haruslah menjadi warisan terbaik bagi anak cucu kita
kelak, jangan malah kita sebagai generasi yang hidup dimasa sekarang mewariskan
kepada mereka kerusakan dan hilangnya identitas, jati diri mereka sebagai orang
Halmahera, Maluku, Sulawesi dan Indonesia. Kekayaan alam ini dan keberagaman
kultur budaya nya adalah sesuatu yang tak lahir dua kali kalau bukan kita yang
menjaga siapa lagi.<o:p></o:p></span></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-27426164552393471122016-12-09T06:53:00.003-08:002021-10-24T19:50:52.655-07:00Puisi "Berharap Sendiri"dulu . . . .<br />
aku mengejarmu dengan gila..<br />
aku mendapatkanmu dengan kebahagiaan yang memuncah..<br />
aku dan kamu lewati jalan itu bersama..<br />
penuh cerita..<br />
<br />
manis, pahit dan duka..<br />
tapi kita bertahan,<br />
putus.. sambung lagi..<br />
dan aku yakin saat itu kau adalah satu-satunya..<br />
<br />
waktu berlalu..<br />
menyibak kenyataan..<br />
perpisahan..<br />
sebuah belokan dari jalan panjang ini..<br />
<br />
sampai pada akhirnya..<br />
karna kebodohanku..<br />
aku melepasmu..<br />
dan aku baru tersadar sekarang..<br />
<br />
sungguh waktu yang sama sekali tidak bisa aku banggakan..<br />
terburuk dari setiap yang ada..<br />
menyesal..<br />
tak ada lagi artinya..<br />
<br />
kini kau sudah bersama yang lain..<br />
aku bahagia untukmu..<br />
untuknya..<br />
...............<br />
<br />
sekarang . . .<br />
<br />
berani memulai dengan seorang asing..<br />
kali ini tak diseberang lautan..<br />
hanya bersebelahan beberapa jam jarak serta kelokan..<br />
berkesan...<br />
<br />
awalnya berjalan menyenangkan..<br />
kita saling menerima..<br />
terbuka..<br />
dan makin aku suka...<br />
<br />
dan waktu kembali mengambil peran..<br />
menyibak semuanya..<br />
ke kulit aslinya..<br />
kau terlihat biasa saja pada seseorang yang terlalu berharap ini..<br />
<br />
aku berjalan mendekatimu...<br />
kau datang tertatih..<br />
aku berlari..<br />
kau pelan sekali..<br />
<br />
aku memberikan sinyal..<br />
kau acuh..<br />
tak peduli...<br />
sampai akhirnya aku sadar..<br />
<br />
ku berjalan di hanya satu arah..<br />
tak ada yang lain..<br />
ya.. sendirian di jalan ini..<br />
<br />
tapi pengalaman membuatku menjadi sangat perasa..<br />
egois sedikit selfish..<br />
dilain sisi..<br />
ku juga menakar..<br />
<br />
adakah dirimu disana peduli..<br />
seorang pria disini memperjuangkanmu mati-matian..<br />
tapi kau tampak terlalu biasa..<br />
datar dan biasa...<br />
<br />
entah dirimu atau aku yang terlalu drama..<br />
aku seorang yang selalu menilai diri sendiri pertama..<br />
tak kutemukan salahku..<br />
tapi kau.....<br />
<br />
beratnya memikul cinta...<br />
dia bagai awan terlihat melayang..<br />
kenyataannya memikul gemuruh hitam yang membawa hujan..<br />
lambang air mata....<br />
<br />
stop! kau dasar melankolis..<br />
aku teringat dulu.. terucap kata ini kepada seseorang..<br />
dia tersinggung berat..<br />
karna dia benar soal perasaan, dan aku bilang stop drama!..<br />
<br />
aku mengalaminya sekarang..<br />
dengan suara yang tak pernah memberi jalan keluar..<br />
berputar-putar saja di sel otak ku..<br />
tak menemukan jalan keluar..<br />
<br />
jalan pulang...<br />
<br />
aku mengajak nya berdialog..<br />
memintanya satu hal..<br />
berhenti memikirkan dia yang tak memikirkamu..<br />
move on...<br />
<br />
dan karna ini tentang kamu...<br />
ini.. susah....Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0Telukbetung, Talang, Kec. Telukbetung Selatan, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia-5.4487929999999993 105.2593-33.759026836178847 70.10305 22.861440836178847 140.41555tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-78700272332220353142016-12-05T07:01:00.002-08:002021-10-24T19:52:36.078-07:00Puisi: NADIR<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">terlentang, tertelungkup, tertunduk menuju tanah..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">tak heran bukan arti tak mengharap..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">apa yang telah kau perbuat..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">jauh di hari belakang..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">yang lalu..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">apa ini semacam cobaan, godaan, jawaban...?</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">dimana kau ada sekarang..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">adalah hasil dari bisikan doamu..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">yang lalu..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">yah.. tepat apa yang kau pinta..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">kini saat kau disekitar..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">mengingkarinya..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">inikah sifat asli manusia..?</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">penolakan, alasan, pelarian..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">tanggung jawab menandakan kedewasaan..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">tak perlu besar..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">tapi tunjukkan..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">perlu waktu pasti..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">antusias lah sekali-kali..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">dan kemudian kau rasakan..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">denyut nadi rutin, ah menyebalkan..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">tapi..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">inilah konsekuensi hidup..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">melawan, atau hanyut ikut aliran..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">selalu,. yah selalu.. hidup penuh kejutan..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">mau sekuat apa pun..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">kau selalu berdiri diantara dua sisi..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">pemenang dan pecundang.. </span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">yang lebih parah lagi, kau tak punya opsi memilih keduanya..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">mempunyai pilihan adalah hakikat hidup..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">konsekuensi..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">adalah keniscayaan..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">berlari kencang lah sekali-kali..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">hingga angin merobek kulit..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">membuat tangis dengan paksa..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">sampai paru-paru terasa akan meledak..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">dan jangan pernah berhenti..</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">sekali-kali JANGAN.</span>Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-57931008922205067342016-09-24T03:30:00.004-07:002021-10-24T19:55:41.435-07:00Dibalik Viral dan Hashtag <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 16pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Semakian muak melihat dengan mudahnya orang-orang pengguna
social media khususnya, terpengaruh dengan trik murahan para pemain dibelakang
layar. Dengan sedikit menciptakan “kegaduhan” palsu mereka telah merekayasa
fakta social menjadi ajang media iklan dan pencitraan. Saya disini bicara
tentang maraknya berita murahan tapi dibumbui seakan berita itu actual, tren,
dan happening banget. Tentang mudahnya masyrakat ter-distraksi- dari
permasalahan yang benar-benar penting kepada hal yang dilabeli “penting” dan “viral”
tadi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Mayoritas dari kita yang sudah tak asing lagi dengan dunia social media pasti
familiar dengan kata-kata yang menjadi judul dari artikel apa adanya ini. Ya
kita sangat mudah mendapati kata-kata diatas setiap kali berselancar di dunia
maya. Sebenarnya apa sih arti dan maksudnya.. disini saya tak akan menjelaskan
secara terminologis atau epitimologis karna ini bukan bangku kuliahan, tapi
saya ingin membuka tirai dibalik ada apa dibalik “tanda/kata” sacral itu
sehingga banyak pengguna (user) yang tak sadar kalau mereka telah terperdaya
dan masuk dalam kategori korban internet marketing strategic.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Setiap berita, kejadian, fenomena, atau apapun itu mulai dari
yang memang penting, sangat penting sampai yang tidak penting sama sekali pun
akan sama kategori nya kalau sudah disematkan di depannya kata-kata magic
seperti judul diatas. Kita sebagai pengguna yang tak tahu apa-apa (anggap saja
begitu), seolah ditunjukkan kalau ini lo ada berita hangat yang sedang
ramai-ramai nya dibicarakan orang sedunia. Kalau kata-kata yang sering kita
lihat dan baca itu seperti ini biasanya. “ada sebuah kejadian menakjubkan
terjadi bla bla bla bla dan berita ini pun viral di dunia maya dan membuat
heboh dalam beberapa hari belakangan dan seterusnya…. “saat ini twitter sedang
geger dengan hashtag #...... dan telah menjadi trending topic world wide karna
hampir sekian ribu pengguna twitter menggunakan hashtag #..... ini bla bla blab
la”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Mereka membuat seolah-olah kejadian itu sangat penting, dan
kita yang tidak tahu apa-apa ini tiba-tiba seolah menjadi orang yang paling
bodoh karna tidak mengetahui adanya berita semacam itu, ketinggalan berita itu,
dan merasa menjadi orang paling kuper, udik, dan gak kekinian banget karna
berita dengan kategori “viral” dan punya “hashtag” itu tau-tau sudah tenar saja
dan nongol di hampir seluruh lini media massa dan akun-akun social media
gadungan alias gak becus yang menyajikan berita hasil plagiat demi likes,
comment, tambahan followers, pengen tenar, dan motif ekonomi. Kita seakan
bertanya-tanya pada diri sendiri, “kemana aja gue selama ini, kok ketinggalan
berita sepenting ini sih???” merasa bersalah akhirnya bunuh diri…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kita terlalu mudah digiring opini gak jelas dari orang tak
dikenal, akun abal-abal, dan sumber yang entah darimana. Yang perlu diingat dan
saya tekankan disini adalah ada misi terselubung dari semua kegegeran social
media diatas, yaitu strategi bisnis marketing orang-orang tertentu yang
memanfaatkan berita, fenomena atau kejadian tertentu sebagai media mengiklankan
produk mereka, bisa itu barang, jasa, bahkan nilai-nilai seperti budaya atau
apapun itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Contohnya seperti film, music, gaya tren masa kini barang-barang
produksi suatu perusahaan dll. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kalau pernah merasa menjadi seperti orag diatas Itu cirinya
kita bukan pengguna internet yang bijak, cerdas lagi berwawasan luas. Di jaman
serba cepat dan instant ini sangat mudah bagi orang yang berniat jahat untuk
melancarkan akal bulusnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kita tidak sadar kalau sebenarnya dibalik viral, dan hashtag
itu ada scenario konspirasi dari sekelompok orang yang mengambil keuntungan
dari berita-berita yang sebenarnya tidak penting itu. Kita disuguhkan pada
suatu fenomena yang biasa tetapi digembar-gemborkan seakan luarbiasa lewat
kata-kata magic seperti viral, dan hashtag itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ada transfer nilai disitu yang tak dirasakan orang-orang yang
dikepalanya hanya ada materi dan penganut falsafah hidup “hidup gue terserah
gue”. Sering kan kita melihat remaja kita menirukan sesuatu yang katanya “tren”
baru di internet, masa bodoh tren itu berasal darimana, maknanya bagaimana, dipertontonkan
oleh orang yang seperti apa, asal ada kata keren nya dan sedikit berbau “amrik”
itu gue banget lah broooo.. mereka begitu saja menirukannya. Akhirnya banyak
kejadian-kejadian bodoh yang justru merugikan mereka sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tidak semua hal bisa kita ambil dari dunia digital, harus ada
filter, penyaring dari yang buruk agar tidak melulu generasi kita menjadi
korban pembodohan terorganisir dari sekelompok elit orang tak bertanggung
jawab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yang paling kentara sebenarnya adalah film. Pihak Hollywood
yang dalam hal ini adalah salah satu industry film terbesar sejagat sangat
aware dengan perkembangan media massa sekarang, dalam setiap perilisan film
baru mereka dunia internet seolah geger dengan trailer, OST film nya, graphic
dll. Padahal itu adalah strategi pemasaran mereka, dibuat seolah-olah film itu
wah padahal sebenarnya biasa saja, memang tak diragukan lagi hasil film
produksi Hollywood adalah salah satu yang terbaik, tapi dengan memanfaatkan
kenaifan user internet yang saya bilang sebagai “korban” itu adalah pemanfaatan
atas keluguan masyarakat kita. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ditengah masyarakat yang haus akan popularitas barang dan
jasa yang sedang “trend” di social media karna lewat “viral” dan “hashtag” tadi,
dalam sekejap menjadi komoditi paling dicari, barang siapa tidak menonton film
itu di bioskop, memfoto tiketnya, terus di share dengan tagar tertentu, maka
dia termasuk golongan orang-orang tak mengikuti perkembangan jaman alias udik
a.k.a gak keren lu bray…. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sekali lagi itu adalah strategi pemasaran, sesuatu yang biasa
dibuat seolah-olah menjadi sangat luar biasa. Dan lagi-lagi kita mengikutinya..
ya macam bebek saja..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Apa sebenernya yang ada dibalik kata-kata magic itu.
Jawabannya Cuma satu Iklan. Yes ketika suatu berita, peristiwa, fenomena atau
apapun lah itu sebutannya sudah menyandang gelar “viral”, kemudian dibuat tanda
pagar nya “tagar” itu seakan menjadi bukti kalau seluruh dunia yang manusia nya
jumlahnya miliaran ini melihat berita atau konten-konten yang di “tagari” itu.
Dan itu adalah lahan basah bagi korporasi maupun perorangan yang mempunyai
produk atau apapun agar produk dipasarkan “gratis” dengan mendompleng atau memanfaatkan
kata-kata tagar tadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dan kita sebagi konsumen, user/pemakai yang tidak tahu
apa-apa sekali lagi menjadi korban dari malpraktik kepentingan jual beli produk
dan jasa di dunia maya. Saya tidak bilang ini SALAH, karna mau tidak mau inilah
aturan main di dunia digital, yang saya sayangkan mereka memanfaatkan ketidak
tahuan, keluguan masyarakat untuk kepentingan profit semata. Memang banyak juga
yang menggunakan nya untuk kepentingan-kepentingan yang baik seperti
kemanusiaan dan kampanye tentang perbaikan alam misalnya, tapi mari focus pada
pokok bahasan tulisan ini dahulu..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Masyarakat harus cerdas. Jangan terlalu mudah percaya berita
apapun itu di social media, jadilah orang kritis yang mempertanyakan segala
sesuatu kalau itu meragukan kebenarannya. Jangan mudah ikut tren macam-macam
yang tidak jelas darimana asalnya dan apa manfaatnya, jangan atas dasar
kebebasan berekspresi kita jadi bebas menirukan apa saja yang menurut kita
sedang tren, gaul dan kekinian banget. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ingat kita hidup di suatu tempat, ditengah lingkungan social
masyrakat yang berbeda, kultur, bahasa, keyakinan dan banyak latar belakang
lainnya, yang pasti melahirkan system yang berbeda pula dengan tempat lain di
belahan dunia ini dengan kompleksitas masyarakat masing-masing tempat. Jadi
boleh disana belum tentu boleh disini
dan begitu pula sebaiknya, menjadi generasi yang kritis terhadap
perubahan dan perkembangan jaman menjadi keharusan kalau tidak mau terjebak dan
hanyut bersama arus bernama modernitas yang kebablasan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kita Indonesia, cintai dan berperilakulah selayaknya
Indonesia.. <o:p></o:p></span></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-87305030297391825142016-09-24T03:28:00.004-07:002021-10-24T19:56:08.052-07:00Puisi: Kering<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan sedikit merubah posisi..</div>
<div class="MsoNormal">
Dari tempat yang terlalu biasa..</div>
<div class="MsoNormal">
Kepada arah berbeda dari biasanya..</div>
<div class="MsoNormal">
Pandangan
baru….</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kedua tangan diatas meja..</div>
<div class="MsoNormal">
Bagai jaman sekolah dulu..</div>
<div class="MsoNormal">
Music lawas di telinga..</div>
<div class="MsoNormal">
Menjadi pengiring..</div>
<div class="MsoNormal">
Hasrat baru….</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Timbul dan pergi.. inspirasi..</div>
<div class="MsoNormal">
Mood dan niat.. hasil..</div>
<div class="MsoNormal">
Rajin dan malas.. terkadang..</div>
<div class="MsoNormal">
Karya baru….</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tidak melulu soal absurditas..</div>
<div class="MsoNormal">
Metafora..</div>
<div class="MsoNormal">
Ini soal keresahan..</div>
<div class="MsoNormal">
Bentuk nya apa saja.. berwajah banyak.. </div>
<div class="MsoNormal">
Penyampaiannya beragam pula..</div>
<div class="MsoNormal">
Puisi…..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Siang bersahabat erat dengan kantuk..</div>
<div class="MsoNormal">
Seolah ditakdirkan bersama..</div>
<div class="MsoNormal">
Duet maut katanya..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dimasa seperti inilah karya ini lahir..</div>
<div class="MsoNormal">
Tanpa nama..</div>
<div class="MsoNormal">
Identitas yang dia punya..</div>
<div class="MsoNormal">
Sekedar tulisan usang..</div>
<div class="MsoNormal">
Diatas meja buruk nan berdebu..</div>
<div class="MsoNormal">
Ditumpukan kertas bon warung..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kontemplasi kehidupan.. berputar..</div>
<div class="MsoNormal">
Hanya disekitar sini..</div>
<div class="MsoNormal">
Tak jauh..</div>
<div class="MsoNormal">
Seakan poros nya….</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penyesalan itu niscaya datang..</div>
<div class="MsoNormal">
Karna ia telah tampak..</div>
<div class="MsoNormal">
Di depan dahiku..</div>
<div class="MsoNormal">
Mengintip….</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-25059042775270770672016-05-26T18:56:00.004-07:002021-10-24T19:56:34.273-07:00Puisi: Hujan<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Ku suka ketika hujan
turun dengan lebatnya</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Itu seperti masa
reset buat tubuh, hati dan bumi ini</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Tubuh yang telah
lelah dengan segala rutinitas dunia</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Tuntutan-tuntutan tak
masuk akal yang membuat mu menjadi boneka etalase</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Bergerak bukan atas
kemauan sendiri.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hati yang juga porak
poranda</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Atas semua keinginan
yang Cuma sebatas keinginan</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Angan, mimpi, dan
khayal</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Berharap terlalu
tinggi.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Bumi yang makin
gersang dan tua</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Tiap hari terinjak
oleh kaki kotor dan serakah manusia</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Melubanginya,
mengambil paksa isinya, meninggalkan tak lain kerusakan,</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Sebagai warisannya.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hujan datang men-stop-
itu semua untuk sementara</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hujan datang mencoba
membasuh luka itu semua</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hujan datang dengan
cairan magic nya</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Menyirami tubuh yang
meriang, hati yang panas, bumi yang retak-retak kemarau panjang.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hujan adalah media
penyembuh.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Healing….</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hujan adalah
anugerah.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Cium bau bumi setelah
hujan..</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Itulah nama bumi
sebenarnya..</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Yang perlu kau
lakukan Cuma sedikit membuka mata</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Rasa,</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Asa,</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Telinga,</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Ketika hujan turun..</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Angkat tirai, buka
jendela, hirup sebanyak mungkin cerita alam</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Obat paling mujarab
yang ditawarkan Tuham Semesta Alam.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Bagi hamba Nya.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hanya bagi mereka.. </div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Yang mau Berpikir
Saja….</div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-78328040909669681312016-05-25T23:47:00.002-07:002021-10-24T20:00:44.892-07:00Pendidikan Tidak Membuat Seseorang Menjadi Kaya<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pendidikan yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi kaya,
kerja keras dan usaha iya. Pendidikan hanya membuka perspektif baru yang lebih luas
terhadap seseorang, memberi nya lensa baru, kacamata yang lebih beragam, berbeda
dan lebih berwarna dalam memandang dan memaknai kehidupan. Kehidupan setelah
menempuh pendidikan, adalah fase dimana seseorang sadar kalau dirinya tak
disiapkan untuk menghasilkan uang, karna memang bukan itu tujuan dari sebuah
pendidikan. Kita semua menyadari kalau pendidikan dinegeri ini mulai dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi materi pembelajaran utamanya masih hanya
berupa teori minim eksekusi atau praktek. Alhasil siswa yang dihasilkan hanya
pintar bicara tapi minim aksi nyata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Konsep pemikiran buah dari pendidikan yang tinggi kalau hanya
untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya harus segera diubah, karna materi
sebagai sebuah tujuan sangat kecil nilainya dan tidak bisa dibandingkan dengan
ilmu pengetahuan yang didapat. Ilmu tidak bisa dibandingkan dengan apapun,
karna ilmu pengetahuan merupakan sebuah hal yang tak ternilai, karna hanya
dengan ilmu lah manusia dapat manaikkan derajat dirinya dan bermanfaat bagi
manusia lainnya. Dengan ilmu manusia mendapat derajat paling tinggi diantara
makhluk ciptaan Allah SWT yang lain, namun manusia yang kalah oleh nafsu akan diperbudak
oleh nafsunya itu dan berbuat kerusakan dimuka bumi dengan senjata ilmu nya itu
dan jadilah ia lebih rendah dari hewan sekalipun. Contohnya terpampang nyata di
hadapan kita semua, para koruptor itu, para pengemplang pajak itu, para pemerkosa itu dan pejabat
sekaligus predator proyek bagi perusahaan diri dan keluarganya itu, mereka
orang-orang berpendidikan secara akademis tapi tidak secara social dan hati
nurani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dengan ilmu orang-orang dapat menjadi lebih baik perilakunya,
karna dari proses belajar mereka akhirnya tau mana yang baik dan mana yang
tidak. Semua itu didapat dari proses belajar yang secara formal didapatkan
dibangku sekolah atau kuliah. Walau memang tidak selalu bangku sekolah menjadi
satu-satu nya acuan atau sarana untuk mendapatkan pendidikan. Bahkan pendidikan
diluar sekolah bisa jadi lebih penting, karna berkenaan langsung dengan
masyrakat dan relevan dengan apa yang terjadi di dunia nyata, bukan teori,
retorika, dan hasil menerka-nerka saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pengetahuan yang didapat diluar bangku sekolah cenderung
sosial emosional dan lebih praktis. Ketika kita telah terjun ke masyarakat,
menjadi bagian dari sistem sosial masyarakat, maka ilmu yang dipakai bukan lagi
teoritis, bukan lagi mengandalkan intelektualitas, tapi lebih kepada
hati/perasaan karna dalam bermasyarakat kecerdasan emosional lebih dihargai
ketimbang sekedar opini berbusa dan tak ada bukti konkrit. ,Bersikap sopan
terhadap orang yang lebih tua, menghargai tetangga, menjenguk teman yang sakit
adalah tanda orang yang kepekaan sosialnya tinggi, dan biasanya orang yang
mudah berempati terhadap kesusahan orang lain lebih mudah bergaul dan mendapat
banyak teman, itu salah satu tanda orang cerdas secara emosional dan spiritual.
Karna agama pun mengajarkan seperti itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Orang yang berpengetahuan dapat dipastikan adalah produk
langka dari peradaban dunia yang menuntut seseorang berperilaku dengan
kebiadaban. Dunia yang keras menuntut manusianya menjadi kejam, maka berlakulah
hukum rimba, yang kuat berkuasa atas yang lemah, kaya semakin kaya miskin
tambah sengsara. Orang yang berpengetahuan tak bisa hanya diukur hanya dari
sederet gelar dibelakang namanya saja, apalagi sekarang gelar sangat gampang
dibeli, jadi siapapun asal punya uang bisa punya gelar. Orang yang
berpengetahuan ditandai dari sikap dan perilakunya, orang dengan ilmu
pengetahuan akan menunduk, seperti peribahasa “padi semakin berisi semakin
menunduk”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Semakin tinggi ilmu seseorang semakin sadar pula ia kalau
banyak orang lain yang lebih dari dirinya, lebih dalam segala hal. ibarat air laut, celupkan satu jarimu kesana lalu angkat, satu tetes air yang jatuh kembali itu lah ibarat ilmu yang manusia punya dan lautan adalah samudera ilmu Allah dan kenikmatan Nya yang mustahil manusia hitung jumlahnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bukti mengatakan. Banyak orang berpengaruh, tokoh-tokoh
dunia, mereka tidak bergelar juga tidak mengenyam bangku sekolahan, tapi
pengaruh mereka bagi perkembangan dunia? Sudah tak diragukan lagi. Tulisan ini
dibuat hanya dengan niatan membuka perspektif baru bagi para orang tua yang
masih percaya kalau hanya dengan pendidikan saja anak nya diharapkan menjadi
kaya raya yang mana menjadi tolak ukur secara general bagi orang yang sukses di
negeri ini (kita harus sepakat dulu arti dari kata sukses itu, apakah kita mau
ikut-ikutan selera pasar kalau sukses adalah kaya harta/materi, <i>or something else</i>..). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dewasa ini orang yang berpendidikan ditandai dengan adanya
gelar dibelakang namanya, mereka dianggap sebagai orang yang berpengaruh, orang
yang patut menjadi panutan (nilai semacam ini masih terdapat terutama di
desa-desa yang masih sangat tradisional secara adat dan tak banyak tersentuh
modernisasi ala perkotaan yang lebih heterogen penduduknya juga cara pandangnya),
padahal tinggi tidaknya pendidikan yang ditempuh seseorang tidak berpengaruh
juga tidak menjamin pada kapabilitasnya memberikan influence yang baik di
masyarakat. Karna yang dinilai dimasyrakat nanti bukanlah seberapa banyak dan
panjang gelar dibelakang nama seseorang, tapi seberapa besar dampak nya bagi
lingkungan sosial disekitarnya, baik dia bergelar sarjana atau tidak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ditengah masyrakat yang hedonis, materi adalah segalanya.
kondisi seperti ini pada akhirnya menuntut orang untuk menghalalkan segala cara
demi mendapat kekayaan dan kemasyhuran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kalau sekedar ingin menjadi kaya, sekolah bukanlah sebuah
keharusan, kerja keras, tekun, perbanyak jaringan usaha itu yang akan membuat
seseorang menjadi kaya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">mau kaya? gak perlu sekolah kalau ujung-ujung nya cuma jadi pegawai, tidak ada sejarahnya seorang pegawai menjadi kaya raya kalau cuma mengandalkan pemasukan dari gaji nya sebagai karyawan saja. kecuali mereka korupsi seperti yang banyak terjadi sekarang, itu sudah pasti. sebagian besar orang kaya adalah mereka para pengusaha, kreator ide, dan yang selalu pasti adalah mereka semua eksekutor. bukan lagi berbicara tentang ide dan mimpi-mimpi. mereka mengaplikasikannya sekarang saat ini juga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> <span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">semakin tinggi sekolah</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">bukan berarti semakin menghabiskan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">makan orang lain.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">harus semakin mengenal batas.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "times" , "times new roman" , serif;">-Pramoedya Ananta Toer.</span></span></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-39920628215034386272016-05-15T21:05:00.003-07:002021-10-24T20:01:46.333-07:00Puisi: Jalan Hilang<div class="MsoNormal">
Ada yang bilang tidur adalah pelarian paling sampurna</div>
<div class="MsoNormal">
Lewat tidur kau melupakan segalanya sejenak,</div>
<div class="MsoNormal">
Tidur adalah morfin bagi luka-luka hati dan tubuh yang
menganga,</div>
<div class="MsoNormal">
Tidur adalah antibody atas semua keperihan itu,</div>
<div class="MsoNormal">
Sayang ia Cuma sementara.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mereka yang kelewat sering tidur,</div>
<div class="MsoNormal">
Mereka para orang yang berputus asa,</div>
<div class="MsoNormal">
Di dalam terjaganya mereka…</div>
<div class="MsoNormal">
Dikejar-kejar mimpi, ekspekstasi, seketika itu juga ditampar
dengan sangat keras oleh realita..</div>
<div class="MsoNormal">
Membuatnya terbangun seketika dengan keterkejutan yang
hampir menghilangkan nyawa, </div>
<div class="MsoNormal">
Dalam waktu yang bersamaan menidurkannya kembali dalam tidur
panjang seorang pecundang, </div>
<div class="MsoNormal">
Kembali….</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Malas mereka bilang,.</div>
<div class="MsoNormal">
Penganggur mereka bilang,.</div>
<div class="MsoNormal">
Tidak tau malu mereka mencap,.</div>
<div class="MsoNormal">
Gelandangan katanya,.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Terlalu dini menilai seseorang,.</div>
<div class="MsoNormal">
Itu telah menjadi identitas orang-orang itu,.</div>
<div class="MsoNormal">
Siapapun tidak pernah tau kisah dibalik setiap punggung,.</div>
<div class="MsoNormal">
Senyum tersungging.. tawa,.. apakah disitu arti bahwa ada bahagia? </div>
<div class="MsoNormal">
bahkan air mata paling deras sekalipun,. Apakah nasib nya
naas ketika itu?</div>
<div class="MsoNormal">
Tidak!</div>
<div class="MsoNormal">
Tidak ada satupun yang dapat memastikan.</div>
<div class="MsoNormal">
Perasaan manusia dalam tak terukur,.</div>
<div class="MsoNormal">
Kita hanya mampu menerka-nerka,</div>
<div class="MsoNormal">
Apa dibawah sana..</div>
<div class="MsoNormal">
Di balik tidur panjang,. Ada kisah nelangsa juga mimpi-mimpi
seorang pemimpi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kembali tidur..</div>
<div class="MsoNormal">
Lagi-lagi pelarian,</div>
<div class="MsoNormal">
Bukan penyelesaian,</div>
<div class="MsoNormal">
Apalagi pilihan..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hanya pelarian..</div>
<div class="MsoNormal">
Dari tuntutan hidup yang semakin tak masuk akal..</div>
<div class="MsoNormal">
Hanya pelarian..</div>
<div class="MsoNormal">
Dari mereka yang hampir sampai..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ke sebuah jurang dalam..</div>
<div class="MsoNormal">
Garis finish..</div>
<div class="MsoNormal">
Tak bertuan,. Isyaratkan kepasrahan,. Dan doa tak terjawab..</div>
<div class="MsoNormal">
Akhir dari sebuah jalan..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Seakan tak berujung..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-43585638597204267392016-05-15T21:04:00.001-07:002021-10-24T20:02:17.305-07:00Kenapa Kamu Gagal?<div style="text-align: justify;">
<i>ketika kita gagal, kita mendongak keatas, bertanya, mengapa Tuhan? mengapa aku senelangsa ini? mengapa aku lagi?. kita cenderung menyalahkan Tuhan. kita balikkan semua kepada Nya dan kita lupa bercermin.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>padahal jawaban yang kau cari itu ada tepat di hadapan mu, ambil cermin lihat dan disitu letak jawaban atas semua tanda tanya, keraguan, pesimisme, putus asa, yang berkecamuk dalam hatimu, ya dirimu sendiri.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>ketika kita melihat orang lain lebih berhasil dari diri kita, hidupnya sepertinya lurus-lurus saja, enak lempeng seperti tidak pernah menemui jalan berbatu apalagi tanjakan curam. kau salah kawan kalau berpikir begitu, percayalah setiap orang di dunia ini mempunyai medan perang nya sendiri dalam hati dan pikirannya. tidak ada manusia yang terlepas dari ujian, karna ujian adalah fitrah manusia agar menjadi lebih baik, agar mau belajar dari kesalahan, karna hanya seorang pemenang sejati lah yang akan lolos dari ujian ini dan memperolah hadiah, ketenangan hidup dan pikiran. bukan harta.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>agar berpikir positif terhadap hidup memang susah. tidak semudah mengatakannya, karna itu tadi kita selalu membandingkan apa yang kita punya dengan orang lain <b style="text-decoration: underline;">di atas kita. </b>seharusnya tidak begitu, agar lebih bersyukur dan menghargai setiap jengkal langkah hidup yang kita punya sekarang, sering-seringlah menengok <u style="font-weight: bold;">ke bawah.</u> ini akan membantu kita untuk berfikir positif, menyadarkan kita kalau ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang hidup lebih tidak berkecukupan dengan apa yang telah kita punya selama ini, dan kita tetap saja selalu merasa kurang.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>untuk membuat diri kita lebih termotivasi atas semua kegagalan yang kita alami, yakinilah satu hal ini. ketika orang lain lebih berhasil dari kita katakan pada diri kita sendiri, kalau mereka bangun lebih pagi dari kita, bekerja lebih keras dari kita, berdoa lebih sering dari kita, berkeringat lebih banyak dari kita. pada intinya effort atau usaha yang dilakukan seseorang untuk menggapai apa yang diinginkan nya itulah yang menjadi tolak ukurnya, karna usaha dan proses tidak akan menghianati. kalau seseorang itu berhasil mendapatkan apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya, ya berarti dia layak mendapat itu, dia telah bekerja keras untuk itu. sedangkan kita yang masih belum berhasil, berarti usaha kita kurang keras, doa kita kurang panjang dan tulus, dan yang pasti apa yang kita berikan untuk sampai ke tujuan yang tetapkan, belum sebanyak orang yang telah berhasil tadi. ia telah mengorbankan segalanya, sedangkan kita, masih hitung-hitungan dengan Tuhan.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>sakit memang, tapi bagi mereka yang tak mudah menyerah itu hanyalah medan perang baru yang harus dimenangi, sebuah arena baru untuk menunjukkan kepada dunia kalau diri kita layak untuk menjadi pemenang. masalahnya hanya satu, maukah kita untuk bangkit kembali dari keterpurukan? mengangkat senjata dan bertempur lagi, lagi dan lagi? atau kita tetap pada sifat buruk sangka terhadap Tuhan kalau Tuhan itu tidak adil,?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>tak ada yang bilang kalau hidup ini akan berjalan MUDAH. TAPI ALLAH BILANG KALAU DIA BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR. sabar untuk selalu berusaha, untuk selalu berprasangka baik terhadap skenario Tuhan, bersabar untuk selalu istiqomah pada nilai-nilai kebaikan. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>dan selanjutnya kita tinggal menunggu hasil dari doa dan kerja keras yang telah kita lakukan tadi bertarung diatas, menungggu jawaban termanis dari Allah untuk hambanya yang masih berjuang..</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-40394605851593203672016-04-27T17:39:00.001-07:002021-10-24T20:03:06.084-07:00Mengapa Ibu Kartini? Bukan Pahlawan Perempuan yang Lain?<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beberapa hari kemarin kita baru saja
merayakan Hari Kartini (<i>Kartini Day</i>),
Diperingatinya Hari Kartini merupakan bentuk penghormatan rakyat Indonesia pada
jasa-jasa Kartini dalam usahanya menyadarkan, menggalang kekuatan rakyat
pribumi untuk berani melawan, paling tidak bersuara atas penjajahan colonial
Belanda, kemudian untuk berani bangkit menghadapi kesewenang-wenangan dan dominasi
Belanda pada masa penjajahan terutama bagi kaum perempuan. Di peringati tepat
pada hari ulang tahun beliau yaitu 21 april.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sehari setelah itu sangat disayangkan
kemudian muncul tulisan-tulisan yang penulis dapati di media sosial yang pada intinya mempertanyakan kelayakan Kartini diangkat
sebagai pahlawan bangsa sampai diperingati hari lahirnya dan membandingkan
beliau dengan pahlawan perempuan Indonesia yang lain, yang jasa nya juga sangat
besar bagi kemerdekaan negeri ini terutama rakyat Aceh, ialah cut nyak dien,
ada juga sosok wanita tangguh asal Bandung Dewi Sartika,dan Rohana Kudus dari
Padang (terakhir pindah ke Medan Sumatera Utara). Dari situlah ide tulisan ini
muncul.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Yang ingin penulis angkat dalam
tulisan kali ini adalah, sebuah pertanyaan sederhana, mengapa pula kita
membanding-bandingkan antara Kartini dan Cut Nyak Dien yang jelas-jelas jasanya
sangat besar bagi kemerdekaan dan kemajuan kaum perempuan negara ini? mengapa
pula ada saja yang mempertanyakan seolah menganggap tidak layak gelar pahlawan
yang disandang Kartini karna menurutnya jasanya tidak lebih besar dari Cut Nyak
Dien? Dan kenapa ada pemikiran yang menganggap bahwa Kartini tidak menghormati
keyakinannya sebagai seorang muslimah hanya karna tulisan-tulisan nya di
surat-suratnya terdahulu? (isu keagamaan ini yang paling terasa diangkat dalam
tulisan tersebut disamping isu lainnya). Dan tidak <i>fair</i> rasanya sisi keagamaan Kartini seorang priyayi Jawa yang hidup
ditengah ke-feodal-an keluarganya dan membandingkannya dengan seorang Cut Nyak
Dien, seorang anak, istri dan tokoh agama masyarakat Aceh yang memang sudah
hidup di tengah lingkungan agamis yang membentuk beliau menjadi perempuan
muslimah yang taat juga berani. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk itu mari kita bahas
satu-persatu..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mengapa Kartini?. Tidak ada yang
mampu menjawab secara pasti mengapa hari lahir Kartini yang diperingati, bukan
Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Rohana Kudus (seorang jurnalis) atau pahlawan perempuan-perempuan
lain, bisa jadi ada kepentingan politik dibalik itu bisa juga tidak. Yang jelas
Kartini lebih populer, lewat tulisannya ia banyak dikenal bukan hanya
dikalangan Hindia Belanda tapi juga mendapat perhatian dunia. Tapi apakah itu
penting, apakah mereka dua pahlawan bangsa ini ketika dulu berjuang bertujuan
agar ingin dikenang sebagai pahlawan suatu hari kelak? Jawabannya TIDAK!.
Mereka berjuang tulus untuk negerinya. Jadi diperingati nya hari Kartini saat
ini bukanlah berarti mengurangi secuil pun rasa kebanggaan bangsa ini pernah
memiliki perempuan seperti Cut Nyak Dien. Apalagi mengurangi sedikitpun arti
pengorbanan beliau bagi rakyat Aceh. Malahan kita semua tahu bangsa ini
berhutang sangat banyak atas pengorbanan kesultanan dan rakyat Aceh dahulu kala
dalam membantu Indonesia menjajaki kemerdekaannya. Mereka tidak butuh itu dan
pahlawan tidak berjuang untuk dikenang, mereka berjuang karna mereka melihat
ketidakadilan, karna tanah mereka dirampas, keyakinannya di injak-injak, dan
memilih untuk berbuat sesuatu mengatasi ketidakbenaran itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mari sedikit mencermati era
perjuangan mereka masing-masing…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kartini dikenal sebagai pengarang
baik dalam bentuk surat, catatan harian, puisi, maupun prosanya. Kemudian lebih
dikenal lagi setelah banyak dari tulisannya mulai dipublikasikan dalam bentuk
buku (habis gelap terbitlah terang) itupun diterbitkan oleh orang lain setelah
beliau wafat, mayoritas saat itu pambaca nya hanya dari kalangan Belanda karna
ia pun menulis dengan bahasa Belanda bukan berarti itu menandakan ia tidak
nasionalis karna tidak memakai bahasa ibu nya untuk berkomunikasi dengan rakyatnya.
Kita harus ingat dimasa itu sangat-sangat sedikit orang pribumi yang bisa baca
tulis, maka ia memilih untuk berkonfrontasi langsung dengan Pemerintahan
Belanda. Melalui tulisannya ia ingin berbicara langsung kepada para kolonialis
itu, tentang pandangan-pandangannya mengenai nasib menyedihkan rakyat yang ia
lihat sendiri, Kartini ingin berbicara secara langsung pada mereka yang
memegang otoritas atas terjadinya peristiwa beradab <i>cultuurstelsel </i>(tanam paksa). Itu semua kebanyakan tercurah dalam
bentuk surat kepada teman-temannya di Belanda dan beberapa negara Eropa lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kemahiran kartini dalam menulis dan
membaca adalah anugerah yang ia dapat sebagai anak dari pembesar pribumi atau
dalam hal ini adalah bupati Jepara. Hidup dalam lingkungan priyayi yang penuh
dengan nuansa adat membuat kartini tidak bisa bebas keluar rumah sebagaimana
layaknya gadis di usianya bermain. Pada umur yang masih sangat belia ia sudah
dipingit agar siap ketika nanti ada lelaki yang “menjemputnya”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pengetahuan yang ia dapat adalah dari
buku-buku barat utamanya Belanda yang dikirimkan oleh sahabat-sahabatnya,
kartini juga pernah bersekolah walau hanya sebentar. Memang dasarnya kartini
adalah anak yang cerdas dan peka, dia mengetahui ketidakadilan yang dialami
oleh rakyatnya, seorang gadis belia dari pelosok Jepara berpikiran progresif
dan memendam cita-cita mulia bagi bangsanya. Dia juga paham kalau ayah yang
sangat dicintainya itu adalah bagian dari itu. Karna ayahnya hanyalah
kepanjangan tangan dari pemerintahan colonial Belanda yang tidak bisa berbuat
apa-apa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kartini berjuang dengan jalan dan
cara yang ia bisa, dan ternyata dia bagus dalam hal itu. Yaitu dunia sastra.
Setiap orang mempunyai latar belakang yang berbeda, yang mana latar belakang
ini seperti pendidikan, keluarga, lingkungan social, dan teman sangat
mempengaruhi cara berpikir dan bertindak orang tersebut. Caranya mengambil
keputusan, menentukan pilihan-pilihan penting dalam hidupnya, tak lepas dari
pengaruh orang-orang disekitarnya ini berlaku bagi semua orang sampai sekarang,
begitu pula kartini. Selain dari bacaan ada orang-orang terdekat yang
memberikan banyak pengaruh terhadap Kartini dalam mengambil sikap dan mereka
dari golongan keluarganya sendiri seperti P.A. Hadiningrat, R.M.A.A.
Tjondronegoro dan yang paling utama abang yang sangat dicintainya Sosrokartono.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dia memilih dunia tulisan sebagai
medan perjuangannya karna sosoknya sebagai perempuan tak mampu untuk “keluar”
dalam artian fisik. Ia terkungkung dalam benteng yang sangat tinggi lagi kokoh
sebagai konsekuensi atas statusnya sebagai seorang priyayi, putri seorang
Bupati, keturunan Raja Jawa. Jadilah menulis menjadi sarana paling efektif bagi
kartini untuk dapat berekspresi, menumpahkan semua ide-idenya, emosinya, kegalauannya
atas kesewenang-wenangan penjajah terhadap rakyatnya. Semua ia tumpahkan dalam
bentuk surat-surat yang ia kirimkan terhadap beberapa orang temannya di Eropa. Diantaranya:
Estelle Zeehandelaar, Dr. Adriani, E. C. Abendanon, Nyonya Van Kol, Nyonya H.
G. de Booij-Boissevian dll.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Yang suatu hari kemudian
diterbitkanlan menjadi sebuah buku fenomenal. Perlu diketahui pula kalau tidak
semua surat kartini diterbitkan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang itu,
jangan lupa kalau yang menerbitkannya adalah seorang Belanda, ialah suami dari
Nyonya Abendanon salah seorang yang paling sering berkirim surat dengan
Kartini. Mr. jh. Abendanon adalah menteri Pengajaran, Ibadah, dan kerajinan di
Hindia Belanda dalam era politik etiks. Jadi tak heran dan sangat penting
disadari masyarakat luas, kalauvsurat-surat kartini sebelum diterbitkan pun
mendapat sensor, diterbitkan yang sekiranya saja tidak menimbulkan dampak yang
akan berakibat buruk bagi keberlangsungan pemerintahan kolonialis Belanda di
tanah air. Ada kepentingan disana, seperti pencitraan pemerintah Belanda dengan
mengangkat salah satu perempuan pribumi ke permukaan, dan yang sangat
disayangkan sisa surat Kartini banyak yang tak dapat ditemukan, atau sudah
dimusnahkan sampai sekarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">CUT NYAK DIEN.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sedangkan Cut Nyak Dien, sosok
perempuan inspiratif yang lahir dari ujung barat republik ini sudah tidak perlu
dipertanyakan lagi kontribusi nya pada usaha perjuangan bangsa ini dalam meraih
kemerdekaan dan arti khususnya bagi rakyat Aceh. Seorang tokoh perempuan
muslimah, panglima perang, bangsawan yang lahir ditengah lingkungan keluarga
taat agama di Aceh Besar, dan berparas cantik pula. Memperoleh pendidikan
bidang agama sejak kecil (dididik langsung oleh orang tuanya dan guru agama)
dan juga keahlian berumah tangga seperti memasak, melayani suami, dan keahlian
mengurus rumah tangga lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perlawanan Cut Nyak Dien dan seluruh
pejuang tanah rencong lainnya menandakan sikap gagah berani memperjuangkan
tanah kelahiran sampai titik darah penghabisan. Menolak penjajahan yang masuk
sewenang-wenang ketanah leluhur mereka. Kehilangan dua suaminya di medan perang
adalah bukti betapa beratnya jalan perjuangan yang dilalui Cut Nyak Dien dan
pasukannya, mereka sampai bergerilya ke hutan hanya karna menolak untuk
menyerah walau dengan keadaan pasukan yang semakin sedikit dan melemah. Akan
tetapi karna perasaan iba salah satu pasukannya bernama Pang Laot melihat
keadaan panglima nya semakin melemah oleh penyakit dan kekurangan makanan, maka
akhirnya ia membocorkan keberadaan mereka pada Belanda dan masih dengan
perlawanan sengit Cut Nyak Dien ditangkap untuk kemudian diasingkan ke Sumedang
dan meninggal disana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Cut Nyak Dien berperang dengan
senjata, Kartini dengan pena. Tak ada yang berbeda, mereka sama-sama berjuang
hanya medan dan levelnya berbeda. Tidak perlu diambil perbedaannya kita ambil
kesamaan dari diri mereka. Sama-sama perempuan dari kalangan bangsawan, tapi
tetap mau turun langsung berjuang dengan jalan mereka masing-masing, mereka
tidak menggunakan status kebangsawanan yang ada dalam darah mereka untuk menyelamatkan
diri sendiri, tapi sebaliknya memilih untuk peduli dan berbuat sesuatu untuk
negeri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">KARTINI DAN ISLAM.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kartini mengenal Islam hanya sekilas,
dari tulisan nya kalau kita mencermati pemahaman kartini tentang Islam hanyalah
sebagai agama yang dibawanya sejak lahir sebab keturunan dari nenek moyangnya
saja. Ditambah pemahaman orang-orang yang dianggap ulama pada masa itu ilmu
keislaman nya masih sangat dangkal sehingga fatwa-fatwa yang dikeluarkan pun
cenderung sesat dan tak bertanggung jawab. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mari perhatikan salah satu tulisan
Kartini ini:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>Sebagai bocah kuperbuat semua (maksudnya syariat) dengan sendirinya,
tanpa bertanya, karena orang-orang lain sebelum aku dan bersama aku
melakukannya juga. Kemudian tibalah waktunya, jiwaku mulai bertanya: “mengapa
aku lakukan ini begini dan itu begitu?” mengapa, mengapa, tiada habisnya
mengapa!<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>Dan kemudian aku memutuskan tidak lagi melakukan sesuatu yang tak
kuketahui hukum dan keterangannya, aku tak mau lagi lakukan sesuatu dengan
sendirinya tanpa mengetahui mengapa, buat apa, dan dengan tujuan apa. Tak mau
lagi aku membaca Al Quran, menghafal kalimat-kalimat asing, yang tak kuketahui
maknanya, dan barangkali kiai kiaiku sendiri, lelaki dan perempuan, juga tidak
mengerti. ”katakan padaku apa artinya dan aku mau mempelajari semuanya.” Aku
telah melakukan dosa; kitab dari segala kitab itu terlalu kudus untuk dapat
kami pahami.<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>Jadi kami putuskanlah untuk tidal lagi berpuasa dan melakukan hal-hal
lain yang dahulu kami kerjakan tanpa berpikir dan yang kami pikir sekarang in
tidak dapat lagi kami kerjakan. Gelap, kami merasa kegelapan, tiada seorang pun
mau menerangkan kepada kami apa yang kami tidak mengerti.”<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>“Surat, 15 Agustus 1902, kepada E.C. Abendanon”.<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pada kondisi yang digambarkan diatas
paling tidak kita mendapat sedikit gambaran bahwa Kartini tidak mendapatkan
pemahaman yang memadai tentang ajaran-ajaran Islam yang biasa ia lakukan atau
dengan kata lain hanya menjadi rutinitas/ritual di kalangan keluarganya saja,
para guru atau kiai nya waktu itu tidak memberikan penjelasan yang memuaskan
kepada Kartini dan adik-adiknya (disini kartini menyebut “kami” ia dan
adik-adiknya, mungkin) tentang manfaat, keutamaan, dan perintah-perintah dalam Al
Quran mengenai ibadah-ibadah seperti shalat, puasa dll apalagi ketika itu masih
beredar kepercayaan kalau Al Quran dianggap tidak boleh diterjemahkan ke lain
bahasa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kartini yang kritis akhirnya
berkesimpulan ia tidak memahami ajaran yang ia lakukan dan memutuskan untuk tidak
melakukannya lagi karna merasa tidak mendapatkan manfaat apa-apa. Paham kartini
tentang tuhan lebih banyak bersifat realistic daripada metafisik. Karena Tuhan adalah
kebajikan, dan itu adalah positif dan benar adanya, karna semua agama membawa
pesan kebajikan. Dengan pandangan keagamaan Kartini yang seperti ini bukan
berarti orang berhak mencap nya sebagai anti Islam dan ajarannya, ini semata
karna bentukan lingkungan sosial nya yang membentuk nya seperti itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tapi perjuangan Kartini pada perjuangan
kebebasan rakyat pribumi atas penjajahan Belanda sangatlah besar dan itu bisa
dilihat dari medan perang nya sendiri yaitu dunia sastra. Lewat
sebuah tulisan Kartini membuka cakrawala baru, sebuah perspektif baru
dikalangan manusia pribumi tentang arti sebuah kemerdekaan atas diri, berfikir
dan bertindak. Kartini seakan datang dari dunia antah berantah ketika itu
dimasanya. Karna pengetahuannya dari buku-buku yang banyak ia baca. Tingkat
pemahaman nya tentang hidup dan kedewasaannya saat itu sangat langka dan
membuatnya spesial. Lewat tulisan Kartini berbicara lewat tulisannya Kartini
mewakili kaumnya kaum perempuan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jadi jawaban dari pertanyaan “mengapa
KARTINI?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jawabannya karna “KARTINI MENULIS!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“MENULIS SEJARAHNYA SENDIRI”.<o:p></o:p></span></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-75562525871142542792016-04-21T18:08:00.004-07:002021-10-24T20:03:47.025-07:00Latar Belakang Pemikiran Kartini <div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ni begitu biasa ia dipanggil,
panggilan dimasa kecilnya, ditengah keluarganya ayah-ibunya, kakak dan
adik-adik nya. Ni tumbuh dan besar bersama saudara-saudarinya terutama yang
perempuan dalam benteng kokoh bernama adat
yang(feodal, hirarkis, pathriarkis). Waktu dimana seorang perempuan tidak
mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, waktu dimana pendidikan
bukanlah sebuah kebutuhan, waktu dimana setelah dirasa cukup dewasa mereka akan
dinikahkan, mau ataupun tidak. Ke-feodalan Jawa dimasa itu hanya berlaku
dikalangan pembesar pribumi atau raja-raja kecil saja. Mengapa tidak karna
itulah identitas yang membedakan mereka dengan rakyat jelata, mereka para raja
ketika itu mendapat keistimewaan atau <i>privilege</i>
tertentu sebagai kaki tangan pemerintah <i>colonial</i>.
Anak-anaknya dapat bersekolah walaupun kondisi sekolahnya juga jauh kualitasnya
dengan yang diperuntukkan bagi anak-anak orang Belanda sendiri, tapi bagi anak
perempuan mereka harus siap kapan saja bila ada lelaki dari kalangan seperti
mereka juga yang meminta mereka untuk menjadi istrinya yang kesekian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ini seperti politk balas budi dari
Belanda kepada pribumi yang sudah mereka sengsarakan, juga agar lebih
memudahkan pengawasan atau control kepada masyarakat yang masih memendam
keinginan untuk memberontak, maka diberikanlah para keturunan raja tadi
kedudukan di sector-sektor yang strategis yang memudahkan pihak Belanda
meakukan fungsi pengawasan, digunakanlah raja-raja tadii sebagai perpanjangan
tangan Gubermen Hindia (padahal sebenarnya boneka) dari kerajaan Belanda, agar
lebih memudahkan mereka mendeteksi dan memadamkan sekecil mungkin kemungkinan
adanya usaha pembangkangan oleh rakyat. Rakyat yang kelaparan itu diberikan
secuil roti maka akhirnya diam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tidak ada perlawanan, gerakan massa
menuntut kesetaraan atau gerakan feminis lainnya. Ya Indonesia di kala itu atau
masih bernama Hindia Belanda berlaku hukum (khususnya di kalangan pembesar
pribumi/raja dan kelaurganya) yang menganut system feodal kuno sebagai manifestasi dari berlakunya adat dan
tata cara monarki ala raja-raja Jawa sebagai nenek moyang mereka. Belanda yang
menguasai hampir seluruh nusantara dan terutama adalah kerajaan-kerajaan yang tersebar
hampir diseluruh pulau, awalnya mendapat kesulitan untuk menaklukkan
kerajaan-kerajaan ini, sebut saja Perang Puputan di Bali, Perang Diponegoro, Perang
Padri, Perang Aceh dll yang tidak hanya mengorbankan banyak nyawa tentara
Belanda tetapi juga menguras <i>cost</i>
dari bendahara kerajaan yang tidak sedikit jumlahnya, dikarnakan perlawanan
yang tidak kenal kata menyerah itu berkobar seakan tidak ada habisnya, Belanda
hampir frustasi maka mereka menghalalkan segala cara agar pemberontakan serupa
tidak terulang dikemudian hari. ketika kerajaan-kerajaan yang ada di daerah
konflik tadi telah kalah dan tunduk, pemerintah Belanda dengan cerdik merangkul
mereka kembali, dijadikan sebagai aliansi Belanda dalam meneruskan
kepemerintahan langsung kepada rakyatnya. Dengan imbalan harta dan jabatan
tentu saja, dan perlakuan-perlakuan khsusus bagi raja dan keluarganya. Situasi
ini terus berlangsung guna menekan keinginan pemberontakan yang selalu ada
dalam diri rakyat, dan rakyat para petani terus saja kesusahan dan menjadi
korban. Karna hanya raja dan keluarganya yang mendapat perlakuan istimewa itu,
rakyat yang tidak tahu apa-apa toh tetap juga sengsara dan semakian sengsara
setiap harinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mereka (Belanda) menggunakan status
kebangsawanan raja-raja di Jawa yang sudah ditundukkan itu dengan menunjuk
mereka sebagai kepala-kepala daerah (Bupati, asisten residen, kepala dan mandor
pabrik, juru ketik dll) sebagai alat control dan secara langsung menjadikan
pribumi yang dianggap berpengaruh sebagai kaki tangan yang penting bagi Belanda
untuk terus memperluas pengaruhnya di bumi Hindia Belanda dan melanggengkan kekuasaan
mereka terhadap negeri jajahan yang terus memberikan keuntungan besar bagi
kerajaan Belanda di Eropa sana. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kartini yang hidup di masa seperti
itu karna ayahnya merupakan keturunan Raja maka otomatis ia mendapat perlakuan
seorang putrid raja. Ayah Kartini adalah Bupati Jepara yang mempunyai banyak
istri, ibu Kartini tak tau istri yang keberapa. Tapi yang pasti Kartini besar
bersama adik-adiknya yang juga menunggu waktu penjemputan mereka oleh calon
suami mereka nanti. Pada akhirnya Kartini dinikahkan dengan Bupati Rembang
waktu itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kalau kita mau mencermati sedikit
saja, Kartini lebih dari sekedar memakai kebaya. Memperingati hari kartini
harusnya juga adalah menyadari betul cita-citanya lewat pemikirannya yang
disampaikan melalui surat-surat kepada teman-temannya di Belanda dan telah
dicetak menjadi sebuah buku yang terkenal di dunia sampai sekarang. Kartini
menginginkan perempuan Indonesia yang mandiri juga berbuat kepada rakyatnya,
kita memang sudah merdeka tapi masih banyak rakyat kita yang mendapat perlakuan
tidak adil dari pemimpin-pemimpinnya. Disinilah harusnya hadir kartini-kartini
baru tidak harus perempuan yang maju paling depan membela hak-hak kaum
tertindas atas kepentingan segelintir pejabat berpengaruh yang konkalikong
dengan pengusaha.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perebutan tanah, pengrusakan alam
oleh tambang, buruh yang dibayar rendah, adalah kasus-kasus yang masih banyak
kita jumpai sampai sekarang. Ini adalah metode penjajahan wajah baru,
penjajahan ala modern yang penuh intrik politik dan kepalsuan. Lagi-lagi rakyat
yang dikorbankan dan menjadi budak kepentingan. Negara kita menganut system
demokrasi memang, setiap orang berhak memiliki usaha masing-masing untuk
memperkaya dirinya sendiri, tapi nilai-nilai demokrasi yang luhur itu telah
ternoda dengan hadirnya kapitalis yang membawa <i>industry modern</i> sebagai alternative percepatan pembangunan daerah
di Indonesia. Akibatnya apa, kerusakan alam, konflik masyarakat dengan pemilik
modal, korupsi proyek dimana-mana, buruh pabrik dikuras habis tenaganya dengan
jam kerja yang tak manusiawi, gaji yang dibayar rendah, para pekerja kelas
menengah kebawah adalah potret
perbudakan modern penuh tipu daya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ini semua ilusi. Tidak banyak yang
meyadarinya hanya segelintir orang saja yang mampu melihat ini sebagai penyakit
yang diam-diam menular keseluruh penjuru tubuh. Kebanyakan dari mereka terbuai
oleh mimpi-mimpi tentang perkembangan modernisasi ala barat yang dipuja-puja,
sampai mata hati mereka tertutupi dari kenyataan kalau banyak saudara
setanah-airnya masih terjajah hidup dan hartanya atas nama kemajuan itu tadi.
Tanpa dirasa kita telah berlaku zholim pula pada saudara sebangsa kita tadi,
tanpa kita sadari kita menjadi bagian dari system yang mengkorup habis rasa
kemanusiaan bangsa ini, kita hanyalah pion catur kecil dari keseluruhan bidak
catur yang dimainkan para penguasa, kita telah membiarkan saudara kita
kelaparan dan mati di depan mata kita. Demi apa kalau bukan mimpi untuk hidup
mewah dan berfoya-foya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Inilah wajah Indonesia modern yang
dibangga-banggakan, penuh kemajuan juga luka yang tak ketahuan. Bangun! Bangun!
Saudaraku dari mimpi panjang mu akan hidup ala <i>American dream </i>nan jauh disana, media sangat berperan penting dalam
mensosialisasikan ide dan pandangan yang membentuk masayarakat menjadi mereka
yang sekarang. Tapi lewat media juga menjadi salah satu harapan kalau kesadaran
itu akan tumbuh kembali, kesadaran untuk menjadi lebih “manusiawi ala
Indonesia” atau kalau kata Bung Karno “Marhaenisme”. Dari rakyat oleh rakyat
untuk rakyat yang sebenarnya bukan lagi sekedar slogan belaka.<o:p></o:p></span></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-91970738868929129992016-04-21T18:02:00.004-07:002021-10-24T20:04:24.382-07:00Puisi: Terbentur<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Masih
dalam lumpur yang kau injak kemarin<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Si
bodoh yang bukan Cuma terjatuh<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Tapi
kini menyatu dalam lumpur itu<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Ia
menjadikannya harmoni<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bagian
dari ritme hidup yang ia buat sendiri<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Tanpa
sadar akhirnya terstrukturisasi dalam alam bawah sadarnya<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Menjadi
bagian dari dirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">"Kau
ditakdirkan disini, untuk ini."<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Sisi
dirinya yang putus asa akhirnya meyakinkan diri.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Sampai
kapan<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Mau
selalu terjebak<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Dalam
pikiran, logika, yang kering motivasi<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Muara
segala masalah itu<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Masih
sama.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kita
dibentuk oleh percikan ajaib di sudut jauh sana,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Cerebrum.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Disebut
sel yang menghasilkan rangsangan<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Berpikir
dulu baru bertindak<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Sayangnya
pikiran terlalu begerak lambat<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">pikir
dan angan tak lagi cukup.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Hanya
merayap meninggalkan jejak lendir di jejak jalannya<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Yang
seketika hilang.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Ia
yang selalu terlambat.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bangun.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Berdiri.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Berlari.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kau
lebih tau dari sekedar teori<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Karna
teori tak berlaku di dunia realitas<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Fantasi
hanyalah selingan<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Belokan
yang sekilas kau tengok<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Sekilas
pula kau lupakan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bertindak.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Take control.</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Adalah
satunya jalan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Menuju
perubahan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Tak
ada lain. Tak ada bukan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Act!</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Now!</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-85311414409936006762016-04-13T11:22:00.002-07:002021-10-24T20:04:57.737-07:00Puisi: Orang Asing<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Tren itu</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Yang kau puji
habis-habisan itu</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kau jiplak tanpa
ampun itu</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kau ridhoi sepanjang
jalan kenangan itu</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Mengubah mu.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Sejatinya itu pisau
bermata dua</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Menghadirkan ilusi
penuh warna</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Glamour</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Fatamorgana,</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kau pun lebih tau
arti dibaliknya.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Tapi kau memilih
ingkari suara hati</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Nafsu kau turuti.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Semu.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Tanpa makna.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>A beautiful lies.<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Tak perlu jadi orang
lain </div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Untuk dicintai orang
lain</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kenapa pula
mati-matian mengharap cinta orang lain</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Cintai saja dulu diri
ini</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kau pikir orang lain
itu peduli pada tubuh ringkih mu?</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Bah!</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>Don’t be naïve,.<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Ketika kau
mengorbankan setiap inci tubuh, perasaan, logika</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Untuk orang lain itu.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Semakin jauh dan
dalam pula kau membuang </div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Dirimu yang
sebenarnya.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Lalu,. Lalu,..</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hari nahas itu
datang,</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Penyesalan sudah
diambang pintu,</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Tak ada lagi jalan
pulang</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kau KEHILANGAN dirimu
sendiri</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kau kini tanpa arah, </div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Bertanya,</div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>Who am i?<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>at this point,,</i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>u just realized..</i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i>u totally turned into a stranger..</i></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6246901011950272708.post-58129392600857513692016-03-21T02:12:00.003-07:002021-10-24T20:05:52.377-07:00The Old Man<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
(<i>tulisan ini terinspirasi dari kasus pembebasan vonis hukuman dari seorang hakim kepada perusahaan terduga pelaku pembakaran hutan di Sumatra, sengketa kasus PSSI, dan aksi catut mencatut nama presiden di kasus penyadapan dalam pertemuan antara Freeport dan Perwakilan Kementrian yang bersangkutan dalam drama agenda pembahasan kontrak tambang di Bumi Papua sana. sudah lama memang namun baru sekarang dipublikasikan</i>)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pernyataan hakim Pengadilan Negeri Palembang yang menyatakan
bahwa pembakaran hutan itu tidak menimbulkan kerusakan karna masih bisa
ditanami lagi sungguh melukai hati rakyat Indonesia, utamanya mereka para
korban yang selama berbulan-bulan hidup dalam kepungan asap yang seakan tak
berkesudahan. Bencana ini pun masuk dalam kategori bencana nasional karna
selain factor kerugian materil juga mengakibatkan beberapa penduduk kehilangan
nyawanya. Pak hakim yang terhormat juga mengeluarkan statement controversial
cenderung tanpa pertimbangan dan tidak patut rasanya keluar dari mulut seorang
tokoh penegakan hukum, ketika ditanya wartawan perihal keputusannya yang
memutuskan tidak bersalah salah satu perusahaan yang dituntut pemerintah atas
aksi pembakaran hutan melalui kementerian lingkungan hidup ketika itu. Beliau
bilang “kalau keputusan itu pembebasan (atas tuntutan ganti rugi lahan)
perusahaan yang disinyalir membakar lahan tidak bersalah sudah sesuai dengan
rasa keadilan masyarakat”. What??? Rasa keadilan dari mana???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hutan terbakar, penduduk mengungsi, sekolah diliburkan
berbulan-bulan, korban sekarat sampai meninggal, hewan yang terpanggang karna
habitatnya berubah menjadi lautan api, fenomena-fenomena ini hanya secuil dari
sekian banyak fakta miris dan menyakitkan yang terdapat di lapangan, yang kalau
saja kita mau mendengar saja sedikit keluh kesah saudara kita itu, maka
ceritanya akan sangat penjang dan menyayat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Itulah kekakuan orang tua pada system hukum yang
dipelajarinya bertahun-tahun, seharusnya hukum berpihak pada rasa keadilan
berdasarkan fakta, bukan bukti-bukti buatan diatas kertas saja. Mereka para
orang tua, yang tua pemikirannya, kolot dalam memandang masalah, merasa paling
benar, paling tahu segala hal karna ke”tua”annya. Kaku membuat dan menimbang
keputusan, mereka adalah produk jaman dahulu kala, jaman dimana segala hal bisa
diatur kalau ada “orang dalam” jaman dimana keterbukaan informasi public tidak
seterbuka sekarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bila berbicara tentang keterbukaan informasi public dulu dan
sekarang tentu jauh bedanya. Keterbukaan atas informasi yang berhak diketahaui
public atau istilahnya transparansi informasi adalah bagian dari kemajuan jaman
itu sendiri, kemajuan cara berpikir masyrakatnya itu sendiri, dan system
sebagai perangkat peraturan harusnya menyesuaikan dengan perkembangan itu,
bukannya malah menutup diri merasa paling benar bersembunyi dibalik hukum-hukum
kuno yang ketinggalan jaman, semua ini adalah produk manusia, dan manusia itu
berubah sesuai jaman nya, dan itu sebuah keniscayaan kalau tidak mau tertinggal
dan terbelakang. Pemikiran yang kolot dan anti kritik tidak cocok dijaman
sekarang, dimana tuntutan public yang semakin vokal atas hak-hak mereka akan
informasi dan transparansi segala kebijakan-kebijakan pemerintah yang secara
langsung maupun tidak ber-efek pada kehidupan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Regenerasi dalam tubuh instansi pemerintahan di banyak sector
di Negara ini merupakan sebuah keharusan yang harus segera diinisiasi dan
dimulai dari sekaranag juga, generasi baru atau para pemuda yang membawa
pemikiran segar, dinamis dan solutif harus di dukung sepenuhnya oleh pemerintah
terutama rakyat. Pemuda adalah masa depan, pemuda adalah motor penggerak yang
akan membawa mobil bernama Indonesia kearah yang lebih memanusiakan manusia
atau tetap jalan ditempat yang sama setelah sekian ratus tahun tak pernah
beranjak dari lubang lumpur birokrasi yang sama atau malah lebih parah tanpa
kita sadari ternyata kita berjalan mundur
diantara kendaraan super mewah lainnya yang melesat dikanan dan kiri kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Inisisatif dari pemuda diperlukan tapi juga kesadaran dari
yang tua tak dipungkiri lagi haruslah menjadi factor yang paling penting juga,
kita adalah bangsa yang terkenal akan kesopanan, budi pekerti, dan rasa saling
menghormati yang luhur, dari fakta itu tidaklah boleh dihilangkan sampai
kapanpun, sopan santun kepada yang lebih tua bukan lagi aturan rumah tangga dan
bermasyarakat, lebih dari itu adalah sebuah kewajiban dan identitas bangsa ini.
Menghormati, memperlakukan setiap orang tua selayaknya mereka orang tua kita
sendiri adalah pelestarian nilai-nilai luhur yang akan membawa bangsa ini dipandang
sebagai manusia beradab, toleran, dan menjunjung tinggi kemanusiaan dan paling
penting anti segala bentuk penindasan
dan perbuatan pengrusakan yang bertentangan dengan norma dan hukum susila.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Para orang tua harus legowo dan sadar sepenuhnya kalau masa
mereka telah lewat, bumi telah berubah begitupun manusia dan system yang
dibawanya. Daun yang gugur dan digantikan kembali dengan tunas daun yang lebih
muda dan segar adalah hukum alam, dan itu merupakan bentuk transformasi alam
yang fase nya tak mungkin dapat terlewatkan, kalau pohon besar itu ingin
bertahan disegala musim maka pohon itu harus rela menggugurkan daun-daunnya
pada musim panas dan menumbuhkannya kembali di musim yang lebih basah baru dia akan
tetap hidup semakin tinggi dan siap memberikan manfaat pada alam dimana ia
tumbuh sebagai bagian dari perputaran siklus hidup makhluk yang ada dibumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kini adalah masanya yang muda yang memimpin. Dimanapun itu
tidak melulu hanya soal pemerintahan dan instansi dibawahnya, tapi segala sector
kemasyarakatan yang berdampak langsung pada kelangsungan hidup sebuah komunitas
atau kelompok social dalam lingkungan social yang meletakkan nilai-nilai
kemanusiaan dan kasih sayang sebagai dasar utama setiap pengambilan kebijakan
dan penentuan keputusan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kalau saja kita mau kembali ke Al Quran dan Sunnah sungguh
ini semua sudah tertera disana. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Sigit Pamungkashttp://www.blogger.com/profile/18331996649785180272noreply@blogger.com0